dion dan naya memilih hari sabtu untuk waktu mereka berdua kini disini dion dan naya sedang berjalan jalan ditaman karena dion mengajak naya joging setelah beberapa hari naya sibuk dengan urusannya sendiri membuat dion sedikit sebal, dan jangan lupakan dion tidak mengetahui jika naya mulai berkeja.
"lo susah amat dihubungi" ucap dion sebal sambil berlari kecil menyeimbangi langkah kecil naya
"ya biasa, bukannya kakak juga sibuk kan kakak ketua organisasi" jawab naya
Iya juga dion memang sibuk dengan organisasinya namun ia juga harus menemui naya untuk menanyakan aura lebih detail walau ia sering chatan dengan aura.
"aura orangnya gimana?" tanya dion to the poin
"aura ya? Hemm baik banget dia" ucap naya sambil berfikir
"peduli, gak mandang fisik, ekonomi dan lainnya kalo berteman, sebenernya gue tu kasihan sama tu anak, setiap pacaran gak pernah tu berjalan mulus tapi gak ada kata trauma bagi dia" cerita naya dengan mulus
"hem gitu ya kalau ziza? temen lo yang satunya lagi?" ini hanya peralihan agar tak terlihat sekali ia mencari tau aura
"ziza itu anaknya polos banget, baik, dan paling ngeselin itu telminya, keluarganya posesif banget kadang buat iri hehe" ucap naya
"oh iya temen-temen kak dion siapa aja?" tanya naya, ia memang tak tau siapa saja teman dion yang benar-benar dekat dengan pemuda itu
Dikarenakan dion yang terlalu sering berinteraksi dengan banyak orang dan lebih sering kumpul diluar dengan para sahabat.
"serius lo gak tau?" tanya dion berhenti berlari begitu juga naya yang mengangguk bingung
Ia kira seluruh mahasiswa tau siapa saja sahabatnya karena ada yang dinamakan the x yang anggotanya adalah ke empat sahabatnya yang banyak diperbincangkan dimading bahkan di akun sosial media lainnya.
Dion mengeluarkan phonselnya dan menunjukan poto para sahabat
"ini namanya miko gesrek kadang doang si, ini fahri jangan deket dia mulutnya jahat dan penggoda cewek, kalo ini zaki ya lumayan kalem" dion men zoom muka mereka satu satu dilayar phonselnya membuat naya berusaha menghapalnya
"dion!" panggil seseorang membuat dion mendongkak bersamaan dengan naya
"papa!" dion kaget
"ngapain disini?" tanya bayu terlihat kerutan amarahnya
"joging" jawab dion dingin, raut wajah hangatnya tadi berubah menjadi datar
"papa bilang apa dion? Hari libur kekantor kamu masih harus belajar banyak tentang perusahaan" ucap bayu menahan amarahnya melihat anak laki-lakinya satu ini malah asik bermain dengan gadis yang ia tak tau statusnya apa.
Bayu melirik naya, dilirik seperti itu membuat naya tersadar dan tersenyum pada bayu dengan ramahnya menjulurkan tangan dengan terpaksa bayu menerima uluran tangan naya dan naya menyaliminya.
"saya naya delicia, panggilannya naya. salam kenal om" naya berucap dengan senyum tak luntur diwajahnya
"kalian ngapain disini?" tanya bayu kini peryanyaannya lebih mengacu pada naya karena tatapan datar bayu pada naya
Naya tau sekarang dari mana asal tampang datar dan tampan dion, dari sosok didepan mereka ini siapa lagi kalau bukan papanya dion sendiri.
"lagi meneliti om" jawab naya, sedangkan dion hanya diam dan malas menjawab pertanyaan tak berfaedah bayu
Tampang bayu makin menyeramkan ia menatap naya dingin, ia tak suka bercanda. Lelaki itu sangat kaku.
"meneliti perasaan saya sama anak om" ungkap naya ngaur dengan memegang dadanya dramatis, dion yang melihatnya hanya menahan senyum gelinya
KAMU SEDANG MEMBACA
will be mine
Teen FictionDion adalah mahasiswa semester lima yang menduduki kursi difakultas ekonomi manajemen. awalnya semua berjalan lancar ia merasa akan sama seperti masa sekolah dulu, tidak ada menariknya sama sekali bahkan ia menyesal menyetujui jurusan yang papany...