Setelah keluar dari ruang pak bondan ia diberi surat peringatan, dengan geram dion remas surat itu dan ia buang ditong sampah terdekat.
"ck lemah" decak raka tak jauh darinya.
Tak mau mengambil resiko dion kembali berjalan meninggalkan raka ia menuju ruang BEM, ya dia adalah wakil dari organisasi itu.
"rapat jam berapa?" tanyanya pada seseorang yang duduk didepan pintu ruangan BEM itu.
"jam 4 kak" ucapnya ramah.
Dion hanya mengangguk mengerti dan kembali berjalan masuk duduk didalam setidaknya sekedar menenangkan diri setelah menahan emosi yang sangat ingin ia luapkan.
Ya hingga beberapa jam pun ternyata dion tertidur dan jam menunjukan pukul 15:35 artinya sebentar lagi beberapa anggota rapat tiba.
Pintu terbuka menampilkan seorang mahasiswa laki-laki yang berjalan terburu buru menghampirinya.
"kak saya izin gak ikut rapat untuk kali ini ya" ucapnya menunduk merasa bersalah.
Dion menghela nafas sungguh tidak disiplin batinnya "kenapa?" tanyanya datar.
"saya, saya ada urusan penting kak" ucapnya agak gugup.
"yaudah lo gak perlu berpartisipasi untuk acara kedepan karena lo keluar" ucapnya tegas.
cowok menegang ia membangunkan singa tidur dengan tatapan tajam nan menusuk dion layangkan pada pemuda itu, lalu dion menyenderkan pundaknya disandaran kursi yang sedari tadi ia duduki.
Tangannya mengarah menunjuk pintu tepat dibelakang pemuda yang baru masuk tadi.
"silahkan!" perintahnya menjurus agar dika anggota nya itu keluar.
Namun berbeda dika hanya menunduk dan memilih duduk dikursi paling brlakang biasa tempat rapat dan satu persatu ruangan itu penuh karena akan dimulai rapat.
dion sebenarnya tidak suka dengan orang yang tidak konsisten dan ia sangat ingin meneriaki dika agar keluar dari ruangan ini namun ia menahan itu dengan mengucapkan sabar dalam hati.
**
setelah selesai kelas naya pergi menuju warung bakso dekat kampusnya bersama zizah dan aura, ya naya memang hanya lah anak mahasiswa pada unumnya bergaul dengan banyak teman namun dekat hanya pada dua orang manusia yang ia kenal saat pertama kali memasuki kelas.
"lo apa nay?" tanya aura.
"bakso urat, minumnya samain" unjarnya tersenyum ramah.
"aku hmm aku bakso aja tanpa mie, minumnya juga samain" ucapnya riang.
mereka adalah anak-anak yang kelaparan setelah melalu proses panjangnya belajar.
"nihh" aura datang bersama mamang penjual bakso yang membawa tiga nampan bakso juga es teh.
mereka makan dengan riang, sesekali diikuti canda dan tawa.
"nih ini dia bilang gini, apa gak baper aku" unjar zizah yang menyodorkan hpnya pada aura yang tertera roomchat antara zizah dengan cowok yang ia ketahui kenal dionline.
"lo gak boleh baper dulu zah, mana tau dia cuman gabut" ucap aura membuat zizah yang tadinya semangat langsung terdiam.
Dari mereka bertiga memang aura lah yang paling mengerti masalah pdkt, pacaran ataupun apapun itu, kadang naya pun salut dengan aura yang disakiti oleh mantannya dulu masih mau dan memulai hubungan yang baru dengan orang yang baru juga seolah tak ada trauma didirinya namun naya tau aura pasti sangat sulit untuk melalui harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
will be mine
Teen FictionDion adalah mahasiswa semester lima yang menduduki kursi difakultas ekonomi manajemen. awalnya semua berjalan lancar ia merasa akan sama seperti masa sekolah dulu, tidak ada menariknya sama sekali bahkan ia menyesal menyetujui jurusan yang papany...