Untitled Part 2

635 46 1
                                    


"Yaish! Lee Ik Jun! Lama-lama laciku akan kugembok kalau kau terus-terusan maling cokelatku."

"Mworago?" Ik Jun terbelalak saat mendengar teriakan Jun Wan. "Maling?! Ma-maling? Huh?! Kim Jun Wan n-neo..." Tangan kiri Ik Jun mengelus dada dengan dramatis. Ekspresi terluka tergambar di wajahnya.

"Cih.." Jun Wan mendengus. Si gila ini memang pandai berakting.

"Ahwoo~ Chae Song Hwa bogoshipda~" Desah Seok Hyeong lirih sambil melihat ke arah dua sahabatnya yang kini sedang perang lewat lirikan mata.

"Oi Changwon boys, berhenti bertengkar." Seru Jeong Won lelah. Ia sendirian membereskan meja bekas makan siang mereka. Sendirian. "Ya! Lee Ik Jun, berhenti mengambil camilan Jun Wan."

"Huh? Look who's talking? Kau juga sering mengambil chocopie untuk Gyeo Ul dari laci si brengsek ini kan?" Jeong Won terdiam mendengar balasan Ik Jun. Si bodoh itu kini melenggang santai menuju meja Jeong Won, dan mulai mengacak-acak sementara Jun Wan menggerutu, "aku akan benar-benar memasang gembok kali ini."

"Let's see what we have here." Ujar Ik Jun riang, "ya Ahn Jeong Won! Kau tak memajang foto Jang Gyeo Ul di mejamu? Aigoo~ you're such a bad boyfie. Omo! What's this?" Ik Jun menemukan beberapa katalog mobil yang tersembunyi diantara paperworks. "Woaaah! Daebak! Ahn Jeong Won ingin membeli mobil. Si irit ini akhirnya hahahhaha!" Pekiknya sambil mengibaskan katalog di tangannya.

"Oh jinjja?!" Seru Jun Wan dan Seok Hyeong yang langsung menghambur ke arah Ik Jun.

"H-hei guys.." Ik Jun sialan! Padahal sudah aku sembunyikan. Kenapa si bodoh itu bisa lihat sih?

"Wow..ini semua katalog mobil impor." Kim Jun Wan bersiul.

"Halo, Eomma? Jeong Won memutuskan untuk membeli mobil. Iya kan? Ini keajaiban."

"Ya Lee Ik Jun..." Geram Jeong Won. Ia mendelik ke arah sahabatnya yang hanya membalas dengan menggerakkan bahunya enteng.

"Daripada lihat-lihat katalog, bagaimana kalau kau menghubungi adiknya Gyeo Ul. Dia kerja di dealer mobil impor. Sebentar ya, kutelepon dulu." Ik Jun sibuk dengan ponselnya, "Halo? Eun Gi-ya, aku Ik Jun Ssaem..."

Oh?! Si gila ini akrab dengan adik Jang Gyeo Ul? Bagaimana bisa? Sejak kapan?!

"Beres! Hari Sabtu besok kau bisa datang ke dealer-nya untuk lihat-lihat. Akan kuberikan juga kontak Eun Gi padamu."

Lee Ik Jun, this prick really...

***

"Oooh...mereka bertemu dua atau tiga kali saat Eun Gi menjemputku. Setelah itu kudengar dari Eun Gi kalau Ik Jun gyosunim sering menghubunginya untuk berkonsultasi soal mobil. Yaah bisa dibilang mereka cukup dekat. Waeyo, Gyosunim?" Tanya Gyeo Ul sambil menyeruput ice coffee lattemiliknya. Saat ini masih waktu lunch break, dan mereka memanfaatkannya untuk duduk di coffee shop di lobby Yulje.

"Anii~ sebenarnya aku antara kaget tidak kaget sih saat tau Ik Jun akrab dengan adikmu. He's an inssa. Tapii, aku saja yang pacarmu belum kenal dengan adikmu." Jeong Won cemberut. Ia menopang wajahnya dengan kedua tangan.

Gyeo Ul berusaha menahan senyum. Setelah berpacaran selama hampir dua bulan, Gyeo Ul sudah terbiasa dengan perangai kekasihnya ini, berikut cara menghadapinya.

"Well, salahmu sendiri. Waktu itu kau terlalu sibuk untuk menghindar dariku, makanya tak punya kesempatan untuk bertemu Eun Gi." Cetus Gyeo Ul datar.

"Excuse me? Waktu itu kau kan yang membuatku berpikir kalau Eun Gi itu pacarmu."

"Aku?! Asumsimu saja yang terlalu jauh." Gumam Gyeo Ul sambil menyendok chocolate cake.Dalam hati menikmati obrolan aneh yang tak tentu arahnya dengan kekasihnya ini.

"Kau ya, jadi pintar memanipulasi karena terlalu sering bersama Lee Ik Jun." Ujar Jeong Won, kilat jahil terpancar di matanya.

"Aku malah tak menyangka kau sangat pintar berbohong, Gyosunim." Balas Gyeo Ul, matanya menyipit menatap Jeong Won, "soal Yangpyeong tempo ha-"

"Aish! Sampai kapan kau akan terus menyebut-nyebut soal Yangpyeong. Aku kan sudah mengaku salah dan meminta maaf." Gerutu Jeong Won yang disambut tawa riang Gyeo Ul

Ah~ dating is fun.

***

"Tipe mobil seperti apa yang anda inginkan, Gyosunim?" Tanya Eun Gi, matanya menatap pria di hadapannya dengan tatapan penuh penilaian. Akhirnya Eun Gi bisa bertemu dengan cinta pertama kakaknya. Ah, ia kira kakaknya berada dalam kisah cinta bertepuk sebelah tangan, ternyata dugaannya salah. Entah bagaimana caranya, si lempeng Jang Gyeo Ul ternyata berhasil membuat sang profesor jatuh cinta padanya.

"Hmm, aku masih berpikir antara sedan atau SUV. Mobilku sebelumnya sedan, tapi sekarang aku ingin mencoba SUV. Menurutmu bagaimana Eun Gi ssi?"

"Oh, kalian saling kenal?" Supervisor yang berdiri di samping Eun Gi terkejut karena mendengar nada kasual dalam suara Jeong Won.

"Umm, Ahn Gyosunim ini adalah kekasih kakak perempuanku."

"Oh begitu. Silakan dilihat-lihat dulu tipe-tipe mobil yang kami miliki, Gyosunim. Kalau ada pertanyaan anda bisa bertanya pada Jang Eun Gi ssi. Saya permisi dulu." Pamit sang supervisor yang dibalas Jeong Won dengan membungkuk sopan.

"Jadi, Eun Gi ssi, bagaimana menurutmu? SUV atau sedan?" Tanya Jeong Won, matanya menyapu sekeliling ruangan, mencoba melihat mana mobil yang menarik perhatiannya.

"Hmm...tergantung. Memilih mobil itu soal selera, Gyosunim." Jawab Eun Gi dengan sopan. "Omong-omong soal pilihan, kenapa kau memilih untuk mengencani kakakku?"

"So it starts now? The interogation?" Jeong won tersenyum menatap pria muda di hadapannya ini.

"Well, if you say so."

"Hmmm..aku tak memilih, bahkan aku sama sekali tidak berpikir untuk menyukai Jang Gyeo Ul. Tapi Itu terjadi begitu saja, dan aku tak kuasa menolak."

"Kau mencintainya?" Selidik Eun Gi

"Ya." Sangat.

"Jang Gyeo Ul kakakku satu-satunya. Kau akan berhadapan denganku kalau berani menyakitinya. Mengerti?"

"Sangat mengerti. Aku tak ingin berjanji macam-macam hanya untuk mencari persetujuanmu. Aku mencintai kakakmu, dan sama sekali tak punya rencana untuk menyakiti atau meninggalkannya dalam tempo waktu yang tak terhingga." Ujar Jeong Won sungguh-sungguh.

"Glad to hear that, Hyungnim." Eun Gi tersenyum. Senyum tulus pertama yang ia berikan pada Jeong Won. Ia mungkin masih muda, tapi ia bisa melihat mana orang yang sungguh-sungguh dan mana yang hanya membual. Ahn Jeong Won masuk dalam kategori pertama. Eun Gi akan pegang ucapan pria di hadapannya ini.

"So, shall we back to business, Gyosunim?" Eun Gi merubah nada bicaranya, senyum profesional terpasang di wajahnya.

"Ah! Ini bagus, bagaimana dengan ini?" Perhatian Jeong Won tertuju pada sebuah SUV berwarna hitam yang tampak elegan.

"Bentayga? Good choice, Gyosunim."

***

New Chapter In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang