Prologue

1.7K 92 52
                                    

Di cuaca sore hari, seorang wanita muda sedang berjalan-jalan di taman bunga sambil mengandeng erat tangan anaknya yaitu El Karen Tengker. Ibunda Karen sedang mengandung anak keduanya. Karen yang berusia empat tahun pada waktu itu, terlihat sangat lucu dan menggemaskan dengan pipi chubby yang ia miliki.

***

Pertemuan para orang kaya berkumpul, dimana Mario Tengker yang menjabat sebagai Ketua pertemuan reuni kali ini. Ia memperkenalkan seorang gadis kecil yang cantik yaitu anak kecilnya yang berusia empat tahun, El Karen Tengker. Karen yang selalu disanjung dengan paras cantiknya dengan pipi yang chubby. Rasanya ingin menggigitnya. Semua orang gemas kepadanya.

"Lucu sekali, pengen tak gigit rasanya." Ucap seseorang wanita.

"Karen mirip Ibunya ya." Ujar yang lain sambil tersenyum.

"Karen kalau udah gede nanti, nikahnya sama anak Bunda aja ya." Ucap seseorang wanita yang sedang mengendong bayi berusia sembilan bulan yang berada di dalam pelukkannya.

Karen yang tak mengerti ucapan orang dewasa hanya bisa mendongak kebingungan dengan percakapan orang tua. Karen yang berusia empat tahun yang sudah memasuki taman kanak-kanak kini sudah mendapatkan jodohnya. Beruntung sekali kamu nak, jodohmu sudah terlihat.

Karen berjalan pelan dengan lucunya, menghampiri seorang bayi yang sedang tertidur di dalam pelukkan seseorang, Karen mendekat dan mencium pipi sih bayi lucu yang menggemaskan itu.

"End unya dik ecil uga, alam pelut mama end." Ucap Karen dengan gemasnya memanggil dirinya dengan sebutan end bisa di bilang El. Pengucapan seorang anak berusia empat tahun.

"Apa sayang? Bunda nggak ngerti Karen bilang apa... kak, tolong translate sih Karen bilang apa?" Ucap seorang wanita itu tersenyum sambil memanggil Ibu Karen.

Elizabeth menghampiri mereka yang tak jauh darinya. "End bilang apa sayang sama bunda?" Tanya Elizabeth Ibu Karen.

"Dik cil." Balas Karen sambil menunjuk bayi di depannya.

"Oh, adik Al... End mau punya adik juga?" Tanya sang Ibu.

Karen mengangguk senang. "Ini adik End ada di perut mama." Sambung Elizabeth sambil mengelus perut dirinya yang tinggal menunggu waktunya tiba.

"Sih Karen bikin gemes kak, mau punya anak cewek jadinya." Ujar Aliyah.

"Karen mau jadi anak bunda Aliyah?" Tanya Elizabeth bercanda.

Karen dengan cepatnya menggeleng tidak mau. "End dah nya mama." Jawabny menggemaskan.

"Ayo jadi anak bunda aja, bunda ada adik Al, banyak mainan." Tawar Aliyah serius.

"Mama." Rengek Karen langsung mendekati sang Ibu menggenggam tangan Elizabeth.

Aliyah dan Elizabeth tertawa kecil melihat tingkah Karen yang menggemaskan. Elizabeth langsung mengelus kepala Karen lembut. El kesayangan mama nak, ucap Elizabeth dengan senyum di wajahnya.

***

"Iya, mungkin paling besar-"

"Papa-papaaaa." Panggil Karen sambil berjalan mendekati Ayahnya yang sedang berbincang dengan teman-temannya.

ALKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang