Capter 8

335 33 5
                                    

Karen kembali berbaring sambil memainkan handphonenya. Ingin mengirim pesan kepada Kenzo. Tetapi, ia ragu. Tiba-tiba Bocah menghubunginya ia langsung menjawab panggilan dari Al.

Halo?" Jawab Karen lesu.

Al menutupnya tanpa sepatah kata. Karen pun mendongak bingung sambil menatap ponselnya. "Gak jelas?" Gumamnya.

Al yang sedang bersandar di atas kasur rumah sakit sambil merenung menatap pecahan kaca. Tiba-tiba pintu terdorong terbuka lebar, datang seseorang yang bersemangat.

"Woi Al! Loh gak papa cok... eh ini kenapa anjir." Ucap seorang itu. Ben namanya ia adalah teman semasa kecil. Sedangkan pria  yang berjalan cool ini memiliki pesona tersendiri dia adalah Azel. Duduk dan memainkan ponselnya.

"Lu abis ngapain?" Tanyanya Azel dengan sikap cuek, jutek dan irit bicara.

Ben menekan tombol nurse call bell (Pemanggil Perawat atau Dokter) "Sus temen gue kejang-kejang." Tanpa menunggu lama Suster itu pun berlarian ke ruangan. Buka pintu dengan terengah-engah. Lihatnya sunyi di sekelilingnya, sibuk dengan ponsel di masing-masing genggaman.

Azel memandang Suster cantik itu, tatapan matanya mengisyaratkan ada perlu apa, sambil memainkan kedua alisnya. Ben yang menekan terlihat tak peduli.

"Ada yang bisa saya bantu? Seorang menekan bell dan berkata bahwa ada yang kejang-kejang?" Suster itu berdiri di depan pintu ruangan, melihat pecahan gelas di sekitar lantai. Pembersih rumah sakit mendatangi kamar Al. "Bu, tolong ya di bersihkan. Oh ya Bu, jangan salah buang ya." Sindir Suster itu sambil menatap ketiga orang itu lalu pergi begitu saja.

"Wahhhhh. Cakep bener." Seru Ben berdiri sambil membuang nafas kasar.

"Gara-gara lu, anjir!" Sahut Al kesal sambil melemparkan bantal gulingnya kepada Ben. Ia pun menangkapnya, lalu melemparkannya kepada Azel yang sedang sibuk bermain ponsel.

Ponsel Azel terjatuh, bantal yang mengenai bidik kepala Azel. Ia menatap Ben tajam.

"Woi." Seru Al tiba-tiba mereka menoleh bersamaan.

"Keluar. Gue mau tidur."

"Okay, kita pulang." Sahut Ben sambil bergegas meninggal Azel lebih dulu.

"Loh yakin gak papa sendiri?"

"Udah pulang, jangan terlalu keras sama tu bocil." Canda Al.

Senyum miring Azel. "Gue pulang." Pamit Azel sambil mengambil ponselnya.

***

Karen sedang bersiap untuk pergi ke kampus. Luka di tangannya masih terlihat goresan-goresan kecil oleh kejadian kemarin. "Tuh anak gimana kabarnya." Cibirnya teringat kepada Al. Karen mendekati wajahnya ke cermin ia mengelus pipinya tiba-tiba, khawatir.

Terdengar suara dari luar kamarnya. Ia mendekati sumber suara. Karen melangkah demi selangkah. Sosok Ibunya sedang memandang foto adiknya, Elsa.m sambil mengusap air mata. Ia Memundurkan langkahnya berlahan dan pergi.

***

Nando melirik spion tengah mobil. Terlihat Karen yang sedang merenung diam tanpa bahasa. Ingin bertanya. Tetapi, ia ragu. Nando memutuskan untuk diam tanpa bertanya.

Setiba sampai di Kampus. Karen langsung turun mobil tanpa pamit.

"Tuh anak kenapa?" Kesal Nando yang berani ketika sosok Karen telah meninggalkan mobil.

***

"Girl! Udah lama kita ga buat onar.. Upz boy maksudnya." Seru Marko bergurau.

ALKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang