Capter 4

360 35 34
                                    

Play music 👆🏻
Selamat membaca 🤍

"Peluk gue... kalau gak mau jatoh." Saran Al, saran yang baik untuk para jomblo.

Tangan Karen meraih pinggul Al.

Kenzo yang baru saja tiba, kini memandang Karen yang terlihat duduk miring sambil memeluk Al yang baru saja melaju.

***

"Gue gak mau pulang." Ucap Karen di atas motor.

"Ag? Loh ngomong apa!" Teriak Al.

"GUE GAK MAU PULANG!"

"YAUDAH BIASA AJA GAK USAH NYOLOT."

"Aneh." Gumam Karen melirik spion.

Al melaju kencang. Setibanya di Beskem terletak di bawah kafe. Kafe ini milik Al bersama teman-temannya, yaitu Coffie Caffe yang tersedia hanya pada malam hari, tempat orang nongkrong bercerita, bernyanyi dan tak lupa juga makan dan minum.

Beskem juga tempat dimana mereka berkumpul ketika bolos waktu belajar mengajar berlangsung yang tak jauh dari gedung Sekolah. Melihat dari kondisi memang tidak layak. Tapi, ternyata di dalamnya seperti ruang game.

"Ayo masuk." Ajak Al.

Karen melirik-lirik sekitar.

Nih orang dapat di percaya atau gak? Batinnya.

"Loh liat apaan? Buruan." Tarik paksa Al.

"Gue kira nih tempat-" sahut Karen melihat sekitar. Ternyata ada tepat seperti ini.

"Gak layak? Mangkanya jangan lihat dari cover." Ucapnya membuat Karen tak enak.

Al menidurkan dirinya di atas sofa. "Gue tidur sebentar, kalau loh mau pulang bilang."

"Loh gak ada jadwal kuliah?" Tanya Karen sambil berlahan duduk. Al tersenyum di balik matanya yang tertutup.

Beskem berhasil membuat Karen menatapnya kagum, ia berjalan melihat ruangan kotak yang mempunyai segalanya. Ada yang membuatnya penasaran. Ia melihat sebuah tangga, ia berjalan menaikki anak tangga. Sebuah pintu berada di depannya. Ia meraih dan membuka berlahan pintu itu. Tapi, tiba-tiba tangan Al menarik kembali pintu itu, membuat Karen terkejut menoleh menatap Al.

Mata bulatnya mendongak, ia menjauhkan tubuhnya dari Al, dengan cepat Al spontan membuka pintu itu, hingga membuat tubuh mungil Karen terdorong. Tapi, dengan cepat Al memegang pinggul kecil Karen hingga tidak terjatuh. Mata bertemu mata, nafas yang berbalas.

Adegan apa ini? Haruskah adegan ini muncul untuk membuat aku berdebar?

"Loh gak nafas?" Ucap Al membuat Karen menjauhi tubuhnya dari Al.

"Disini panas... Oh ternyata ini sebuah kafe, Coffie caffe? Nama yang unik." Cibir Karen mencairkan suasana sambil mengipasi pipinya yang memerah dengan tangannya.

Tiba-tiba segerombolan laki-laki berseragam Sekolah memandang Al dan Karen di atas sana.

"Tuh Al sama siapa?"

ALKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang