Capter 9

255 30 3
                                    

Di tempat lain, seorang DJ tampan meramaikan suasana pesta, lampu pesta yang sengaja di pasang untuk menambah keseruan acara itu, semua orang sedang berkumpul dan berbincang dengan asyiknya.

Terlihat Al yang sedang tersandar lalu meraih sebotol soju di atas meja dan meneguknya. Kemudian ia berdiri meninggalkan ruangan ramai itu sambil mengepalkan tangannya, memperhatikan luka yang terdapat di sana.

Ia berjalan menuju rooftop tempat pesta utama para undangan yang resmi. Keluarga A Nardo Jacob dan Mario Tengker.

Al melihat Karen yang sedang duduk sendiri. Ia mendekat berlahan datang mengejutkan Karen.

"Ngapain loh sendiri disini?" Bisiknya di telinga Karen.

"Aaaggh... loh kemana aja?" Kesal Karen, menjauh sambil memegang telinganya.

"Loh ngambek?"

"Iih.. ogah banget." Juteknya.

"Woi anj-Al?" Seru Ben kasar berubah lembut ketika melihat Karen di samping Al.

"Kenapa?"

"Loh di cariin, acara ini mau dimulai anjir." Bisik Ben kesal.

"Azel mana?"

"Ada ada ada." Sahut Ben cepat membuat Karen tersenyum.

"Wah so beautiful." Gumam Ben spontan.

"Ah! Berisik loh." Seru Al mengusir Ben menjauh. "Ayo." Lanjut Al sambil menyulurkan tangannya. Karen menatap bingung seketika. Ingin meraihnya. Tetapi, Karen justru dibuat terkejut.

"Tangan loh kenapa?" Sambil memegang tangan Al. Jari tangannya terluka, darahnya yang terlihat sudah membeku.

"Gak papa. Ayo." Alihnya langsung memegang tangan Karen dan berjalan menghampiri yang lain.

Di hadapan semua orang, Al mengumumkan bahwa Karen adalah tunangannya.

Karen mendongak terkejut tak percaya, berlahan ia melepaskan genggaman tangan dari Al.

Ia menatap Karen dalam. Seseorang memegang pundak Al, ia menoleh sebagai jawaban.

Tiba-tiba pria itu meninju wajah Al hingga membuat ia jatuh tersungkur.

Karen terkejut melihatnya. Tubuhnya melemas, ia pun jatuh terduduk.

Pria itu akhirnya berhasil diringkus oleh beberapa orang. Pria itu tampak masih dipenuhi kemarahan. Pria itu tak lain adalah teman satu Sekolah Al, Rehan.

Al yang melihat Karen pun langsung mendekatinya.

"Loh gak papa? Ren? Karen? Karen!" Seru Al hingga Karen tersadar menatapnya.

"Gak... jauhi gue."

"Sayang." Panggil Elizabeth mendekati Karen memegang kedua pundaknya khawatir.

Ia menoleh dan menjauhi tubuhnya dari Elizabeth, sebagai jawaban ia menggelengkan kepalanya.

"Karen?" Seru Mario mendekati Karen menatapnya, jongkok.

ALKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang