Bab 2

7 5 0
                                    

Aku berlari jauh secepat mungkin dari Arzan, bukan aku membencinya tapi  tidak ingin memberi harapan padanya. Mungkin aku egois selalu menutup hati ini, tapi sampai sekarang goresan luka masih basah. Aku harap nantinya akan sembuh sendiri tanpa harus merasakan tersakiti.

Cinta pertama dimasa SMP yang dihianti mantan pacar dengan mantan teman dengan memanfaatkan dirinya sebagai tumpuan uang mereka, terlalu sadis mungkin cara pikir mereka.

“Pufff, untung pak dedi belum masuk.” Kata ku dalam hati ketika sampai dipintu kelas.

Aku melihat Syafa tidak ada dikursinya, aku mencari dan menanyakan keberadan sahabatku itu. Tenyata dia izin, dan kini aku sendiri diruang kelas bahkan disekolah ini. Sial, sungguh hari menyedihkan hari ini. Tadi hampir berurusan dengan cowok arogan lalu kini Syafa tidak datang.

Pak Dedi masuk ke kelas dan otomatis semua suara ataupun bisikan tidak terdengar sama sekali, semua menyadi hening. Pak Dedi merupakan guru tergalak disekolah, sampai yang namanya Rayyan selaku ketua Geng Hellboy terkadang takut dengan pak Dedi.

Pak Dedi merupakan guru terpopuler semasa jayanya disekolah ini. Bukan dikenal dengan galak tapi memiliki berbagai macam untuk disegani siswanya. Pak Dedi merupakan guru favorit matematika ku. Cara memberi materi, cara mengajarnya yang tidak membosankan ataupun monoton itu yang membuat kumenyukai pak Dedi dan tentu jadi suka matematika.

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Membuat teman sekelas berlarian keluar kelas, beberapa mereka mengajakku ku ke kantin tapi aku menolaknya. Ingin kekantin kaki ini malas untuk berjalan kesana, ingin di dalam kelas sunyinya minta ampun (Takut ada wewek omel pula). Aku berjalan keluar kelas mencari udara segar ke taman belakang sekolah yang menjadi salah satu tempat favorit selain perpustakaan.

Aku duduk dibawah pohon besar yang ada ditaman tersebut lalu menatap ke atas. Melamun dan berkata sendiri pada diri sendiri.

Langit aku iri padamu, kamu selalu ditemani berbagai macam mahluk cipta Tuhan. Tidak ada yang berani meninggalkanmu bahkan ketika kamu berubah menjadi gelap pun tetap ada yang selalu menemanimu salah satunya awan. Yang selalu disampingmu. Aku ingin sepertimu langit, mendapat teman yang selalu ada buatku. Mendapat kekasih yang menerima aku apa adanya dan tidak melukai hati ini. Apa setiap wanita selalu merasakan sakit hati?

“Hai, kamu sendiri?” Tanya lelaki itu menghampiri ku.

Akubtersenyum melihat lelaki itu berjalan menghampirin, aku tidak ingin menjadi cewek sombong.
"Iya nih, Syafa sahabatku lagi tidak masuk sekolah. Kamu sendiri?” Sahut ku sambil tersenyum.

“Aku malas ke kantin, tidak ada yang menarik disana.” Ujar lelaki itu.

Aku tertawa mendengar kata menarik, menurut ku kantin menarik sangat menarik.
“Ada.” Sahutku cegegasan.

“Siapa?” Tanya lelaki itu penasaran.

“Makan sangat menarik, apalagi makan bersama teman makin menarik.” Sahutku.

“Kamu mau makan? Ayo kita bersama kekantin, aku juga lapar.” Dia menarik tangankubuntuk berdiri.

Aku berusaha menolaknya. Tapi dia terus memaksa diri
“Plis jangan menolak terus ajakkan ku Kay.” Kata lelaki itu bermohon.

“Baiklah, buat kali ini aku tidak menolak ajakkan mu.” Aku berdiri dihadapnya dan tersenyum.

“Begitu dong." Sahut lelaki itu semangat.

Kami berjalan berdua di koridor sekolah, mata yang dulu tidak pernah memperhatikanku ketika jalan kini sedang memperhatikanku. Seakan sekarang mereka sedang bergosip siapa yang sedang berjalan sekarang. Mungkin karena sang gadis cupu berjalan dengan sang good boy sekolah ini. Aku tertawa dalam hati melihat reaksi mereka,seandainya aku bisa memotrek wajah-wajah oon mereka sebagai kenanganku.

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang