Bab 5

3 3 0
                                    

Sinar matahari pagi menembus masuk dari celah-celah jendela kamarku, horden yang menutupi jendela kamar kini terbuka lebar. Suara burung-burung yang berterbang dengan kicuan-kicuan kecilnya memberikan tanda hari ini sudah pagi.

Sejenak aku meraih ponsel melihat ada notifikasi dari seseorang lelaki untuk memberi kata sapaan pagi. Begitu indah ternyata membuka mata dan melihat ada kalimat singkat membuka lembaran dipagi hari.

Aku beranjak dari tempat tidur dan merapikannya, mengambil seragam sekolah dan bergegas kekamar mandi. Selesai dengan kegiatan dikamar mandi, aku kembali bergegas kemeja hiasan kala melihat diri sendiri di dalam cermin dengan mengoleskan bedak my baby.

Pagi hari ini aku kembali dengan rutinitas seperti biasa, mengawalinya dengan penuh harapan, berharap semua akan berjalan dengan baik.
Aku turun kelantai bawah menuju ruang makan, melihat keluargaku sudah berkumpul dimeja makan. Aku tersenyum melihat keadaan seperti ini kala keluarga selalu berkumpul dan mengabiskan waktu bersama walaupun nantinya akan pergi dengan kegiatan masing-masing.

"Good morning semua." Kataku menyapa mereka yang terlihat senang asik menikmati sarapannya.

"Good morning sayang." Sahut papa dan mama sedangkan kedua abang kembar hanya membalas dengan senyuman dikala mulut mereka berisi makanan.

Kami mengabiskan waktu dengan sarapan yang tersedia dan sedikit mengobrol sesaat sebelum waktu memperingkati. Waktu begitu cepat berlalu kulirik jam sekarang sudah pukul tujuh dan aku teringat akan janji pada seseorang lelaki untuk pergi sekolah bareng.

"Pa, ma.. aku harus pergi duluan. Bang kali ini aku pergi sendiri ya, aku sudah memiliki janji." Pamitku dengan mencium kedua tangan orangtuaku dan mencium pipi mereka masing-masing.

"Dijemput disini dek?" Tanya kak Kavin.

Aku lupa satu hal bahwa sekarang sedang menutup identitas, tentu tidak boleh ada yang tahu bahwa aku tinggal dirumah megah ini dan anak dari keluarga Samudra Adhitama.

Aku melihat ada chat masuk dari kak Arzan, seseorang yang janji akan pergi sekolah bersama.

✉️Kak Arzan
Kay, aku jemput dimana? aku sudah mau gerak.

"Aduh gimana nih, harus dimana ketemu. kan nggak mungkin kasih alamat rumah sebenarnya." Batinku berkata.

"Sama siapa janjinya sayang?" Tanya Lika mamaku.

"Sama teman mam, tapi aku bingung harus dimana dijemput. Kan nggak mungkin kerumah ini?"

"Cowok ya dek? Gebetan atau pacar?" Goda kak Kevin yang cengegasan.

"Ihh kak, jangan menggoda dulu kasih solusi tahu. Pa lihatlah kak Kevin!" Aduku pada papa yang tersenyum melihat tingkah anak-anaknya.

"Kak jangan goda adekmu yang sudah puber nanti dia malu." Sahut Samudra. Papa yang semakin menggodaku bukan membantu memarahi kak Kevin. Semua tertawa mendengar kata Samudra dan aku jadi malu.

"Sudah ayo bareng, nanti kakak turunkan dihalte yang agak jauh dari rumah. Disitu saja kalian bertemu." Usul kak Kavin.

Aku setuju dengan usul kak Kavin dan kami berdua bergegas dari meja makan lalu pamit pada papa dan mama. Sedangkan kak Kevin masih menikmati kopinya yang selalu dia minum sebelum kerja. Setelah mobil keluar dari komplek menyusuri jalan raya yang cukup padat dipagi hari. Suasana begitu hening di dalam mobil, tidak ada membuka suara hanya ada suara musik yang mengiringi keheningan ini.

Kak Kavin salah satu cowok yang tidak banyak ngomong, memiliki wajah yang tampan tapi datar membuatnya menjadi cowok populer dimasanya. Apalagi ketika masa lalu yang menimpanya membuat diri kak Kavin semakin tertutup rapat.

Aku tahu  masa lalunya bersangkutan dengan kekasihnya yang sampai sekarang kak Kavin masih cintai. Tetapi sampai sekarang juga kami tidak tahu keberadaan kekasihnya itu dan masih mencari keberadaannya. Kami tidak tahu alasan yang jelas kenapa kekasih kak Kavin minta putus, semenjak kekasihnya berkata putus semenjak itulah hilang semua komunikasi mereka.

Kehilangan kekasih yang hampir dilamar itu membuat kak Kavin yang dulu ceria, tidak pendiam, dingin bahkan datar seperti ini berubah total. Entahlah bagaimana kisah cinta mereka.

"Dek, kamu sudah punya pacar lagi?" Tanya kak Kavin serius.

Aku yang melihat kearah jendela mobil tentu terkejut dengan pertanyaan itu bahkan aku melihat wajah kak Kavin begitu serius menatapku sekilas, lalu kembali menatap kedepan.
"Belum punya kak cuma teman saja." Jawabkubapa adanya.

"Lalu kenapa mau dijemput sama lelaki kalau bukan pacar, atau masih gebetan?" Selidik kak Kavin lagi.

"Ha di... dia ha..."

"Jangan sebarangan cari gebetan apalagi jadikan pacar. Ingat cowok masa kini macam apa. Lagian itu hati sudah mulai sembuh dan berani buka hati lagi sama cowok lain dek?" Kata kak Kavin lagi.

Benar kata kak Kavin tapi menurutku tidak semua cowok masa kini seperti itu, masih ada cowok yang menurutku baik. Masalah tentang hati, aku belum sepenuhnya membuka hati tapi masih berusaha dan tidak mau menjadi ego.

"Masalah hati sebenarnya aku belum sembuh tapi lagi berusaha menyembuhkannya, kan nggak mungkin hati ini selalu diselimuti dengan luka dimasa lalu yang belum sembuh-sembuh. Itu berarti aku masih terjebak dan belum melupakan masa laluku kak. Dan aku merasa dia orang baik, berbeda dari yang dulu." Katakubmenyakinkan kak Arzan.

"Yakin dia cowok baik dek, tahu darimana?" Tanya kak Kavin penasaran.

"Melihat sikapnya kak." Jawabku menginggat sikap kak Arzan.

"Jangan tertipu dengan sikap yang manis diawal tapi setelah didapat akhirnya semua terkuak sifat yang sebenarnya. Ingat saja dek, jangan memaksa hatimu. Kalau dia benar baik, nanti kakak akan periksa latar belakangnya." Nasihat kak Kavin.

Perkataan kak Kavin selalu benar menurutku, dia merupakan orang yang selalu berpikir pakai logika. Aku tersenyum mendengar katanya itu yang membuat aku berpikir lagi dan lagi untuk membuka hati ini. Sanggupkah aku membuka hati lagi dengan yang baru tanpa ada sesuatu yang disembunyi lagi.

"Jangan dipikiri, berteman boleh dek itu semakin baik membuat pergaulan semakin luas. Tapi harus pergaulan yang baik bukan yang bukan-bukan. Masalah hati tetapkan dulu hatimu baru siapkan untuk membuka lagi nanti, semua akan berjalan dengan baik kalau kamu jalaninya dengan hati yang tulus." Kata kak Kavin dengan senyumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang