Bab 3

6 5 0
                                    

Bel sekolah dari tadi sudah berbunyi menandakan bahwa sekolah telah usai. Kelas sebelas IPA satu belum keluar dari kelas, terlihat siswa/i yang sudah ingin demo karena guru sejarah tadi tadi mengoceh tanpa mendengar bel telah berbunyi. Tidak ada yang berani untuk memberitahu pada guru gemuk itu. Mereka takut nanti Bu Silsi akan menceramahi mereka, bukan cepat pulang malah makin lama pulang.

Aku melihat chat masuk dari kak Arzan bahwa dia sudah menunggu diparkiran. Aku membalas dengan hati-hati.

✉️Kak Arzan
Aku sudah di parkiran ya Kay.

✉️Kay
Bu Silsi masih ngoceh nih kalau mau duluan pulang nggak apa-apa kak.

Tidak lama kemudian kak Arzan membalas belum semenit sudah ada notifikasi masuk, garcep amat tangan itu.

✉️ Kak Arzan
Nggak apa-apa kay, aku nunggu kamu. Aku sudah janji pulang bareng samamu. Semangat Kay.

Aku melihat chat tersebut tersenyum kecil sangat kecil.

"Mungkin sudah saatnya aku membuka hati ini, toh kak Arzan baik dan terima aku apa adanya. Semesta jika ini petunjukmu beri aku jalan untuk menemukan pintunya." Gumamku dalam hati tanpa membalas chat kak Arzan.

“Bro itu bukannya Arzan. Ajar saja yok, kan tadi dia yang ganggu kita.” Kata Febian salah satu anggota Hellboy dan teman dekat Rayyan.

Kebiasaan Rayyan dan geng Hellboy yang selalu lama keluar dari sekolah, tidak ingin rame-rame di parkiran ketika mengeluarkan kendaraan. Rayyan yang mendengar Febian dan melihat Arzan duduk di atas motornya dan mereka menghampir orang tersebut.

“Ada sang ketua osis yang sebentar lagi jadi mantan ketua osis nih guys.” Sahut Miko duduk dekat Arzan.

Arzan sebentar lagi akan dilengserkan dari kedudukan ketua osis karena Arzan sudah kelas dua belas. Dimana sudah ada calon ketua osis tinggal menunggu waktu untuk pergantian priode. Arzan yang mendengar tidak berniat menjawab, malas ladeni geng tersebut.

“Nggak ada nyali dia bro. Kita gas saja, sudah nggak sabar nih.” Pancing Miko sambil merangkul bahu Arzan.

Rayyan memberi kode agar membawa Arzan ke gudang sekolah tempat mereka bersantai, biar tidak ada yang melihat acara permain mereka. Rayyan dan geng Hellboy yang lumanya banyak dengan satu mangsa yang akan menjadi main mereka sudah tiba di gudang belakang sekolah. Rayyan memberi arahan pada anggotanya, ada yang sebagian menunggu diluar untuk memberitahu ada guru yang lewat dan sebagian mengikuti Rayyan ke dalam gudang.

“Marva, lo yang kasih permain. Perintah Rayyan lalu menari kursi kosong dan duduk.

"Yang lain boleh ikutan, itu mangsa sangat berharga. Jangan sampai mati, kalau sudah puas kita cabut.” Kata Marvan pada anggota Hellboy.

Rayyan menjadi penonton sejati melihat pertunjukan anggota Hellboy. Rayyan tersenyum melihat musuh bebuyutannya menjadi permain gengnya hari ini. Jarang Arzan menjadi alat permainan mereka, tapi hari ini Arzan yang rela masuk kepermainan mereka.

Bug Bug Bug

Terdengar suara tinju dari anggota Hellboy, jangan Tanya tinju Hellboy sangat keras. Sebelum masuk ke geng Hellboy harus ada test yang harus dilakukan kalau lulus bisa menjadi anggota gangster Hellboy kalau tidak lulus akan menjadi budak mereka.

Marva yang puas menghantam Arzan menghampiri Rayyan yang duduk sambil memainkan ponselnya. “Puas bro, jarang bisa buat Arzan babak belur.”

“Cukup guys.” Perintah Rayyan dan anggotanya memberhentikan permainan mereka.

“Hari ini kita beri dia waktu untuk hidup. Kasihan dia belum selesai masa jabatannya.” Sambung Marva yang terlihat sedang duduk disebelah Rayyan.

Marva merupakan wakil ketua Hellboy dan sahabat lama bahkan orang yang sangat mengerti Rayyan. Beda dengan Febian, Miko, dan isya mereka bertiga sahabat yang baru ditemukan saat kelas satu SMA.

“Hari ini lo masih hidup.” Kata Rayyan yang mendekati dan menarik dagu Arzan.

“Cuihh.” Arzan meludah. “Gue punya salah apa sama kalian ha!" Sambung Arzan yang sudah tidak berdaya.

“Salahkan diri lo. Jangan banyak bacot. Sekali lagi kau ikut campur nyawa londiambil sama mereka. Ingat.” Kata Marva dengan tatapan tajamnya.

Dan Bayu menatap Arzan dengan jijik. “Aturan bilang terimakasih sama kami, Dasar pecundang.”

"Hari ini lo beruntung. Kami masih kasih nafas buat pelepasan jabatan yang lo banggakan itu. Ingat jangan banyak bacot." Sahut Osta dan menendang kaki Arzan.

"Seru iya kalau ada permainan sebelum pulang. kapan-kapan cari permainan baru nih." Sambung salah satu anggota Hellboy.

*****

Bu Silsi yang serius menerangkan merasa dikit aneh melihat suasana yang semakin hening, tidak ada suara tetangga sebelah. Bu Silsi melihat seisi kelas semua hening, dan melihat jam di ponsel yang sudah menunju pukul dua siang. Sudah setengah jam yang lalu ternyata bel.

“Sudah bel pulang iya nak?” Tanya Bu Silsi menghentikan kegiatan mengajarnya

“Sudah bu.” Jawab serempak siswa IPA satu.

“Kenapa nggak kasih tahu ibu nak.” Kata bu Silsi sambil merapikan barang di atas meja.

Tidak ada yang berani menjawab takut salah jawab mungkin. Bu Silsi melihat siswanya terdiam seakan mengerti dan memberi kode sama Juna ketua kelas untuk menutup pelajaran hari ini.

Setelah Leo memberi aba-aba untuk menutup pelajaran hari ini dan Bu Silsi keluar kelas buru-buru aku berjalan menunju parkiran. Aku melihat ponsel tidak ada balasan dari kak Arzan. Sudah setengah jam kak Arsan menunggu, apa mungkin dia menunggu atau pulang.

Aku mengamati sekitar parkiran kosong hanya ada beberapa kendaraan yang tertinggal. Mata aku tertuju pada motor beat hitam milik kak Arzan. Aku segera  menelpon kak Arzan tapi tidak ada jawaban bahkan chat pun dari tadi tidak ada balasan.
“Itukan motor kak Arzan, berarti dia masih nunggu tapi dia dimana.? Dia kemana sih.” Gumamku memperhatikan sekeliling parkiran .

Aku menyusuri koridor kelas, lapangan, perpustakan, kantin untuk mencari keberadaan kak Arzan tapi tidak ada sesosok yang dicari. Aku teringat taman belakang sekolah mungkin dia disana. Aku berjalan kearah taman sekolah, berharap ada tetapi matanlubtertuju pada segerombal cowok di gudang belakang tempat yang tidak bisa di gunakan.

Aku melihat sebagaian anggota Hellboy berada di dekat gudang. Tidak mengiraukan segerombal cowok tersebut aku tetap berjalan ketaman belakang sekolah tapi nihil tidak ada kak Arzan. Aku tetap berusaha menghubungi kak Arzan tetap juga tidak ada balasan. Merasa frustasi aku pergi dari taman belakang dan melihat segerombal Hellboy keluar dari gudang.

"Banyak sekali, ngapain mereka disana dan itu ada Rayyan. Apa itu tempat mereka?" Gumamku melihatbHellboy keluar dari gudang.

Aku keluar dari persembunyiannya melihat geng Hellboy sudah menjauh dari padanganku. Karena rasa penasara, aku berjalan mendekati gudang ingin melihat apa isi gudang tersebut. Tidak ada rasa takut ketahuan geng Hellboy yang ada rasa penasaran yang kuat.

Apa yang mereka lakukan digudang ini, kenapa gelap sekali. Aku mencari ceklekan lampu, dan terkejutnya melihat ada lelaki disana. Tuhan apa yang terjadi disini, dan Lelaki yang diikat tubuhnya, wajah babak belur, bahkan lelaki itu sedikit tidak berdaya lagi.

"Kak Arzan, kamu kenapa ada disana?" Tanya akubmenghampiri kak Arzan dan menolong melepaskan ikatan tersebut.

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang