Bergabung di lingkungan militer ternyata tidak seperti apa yang aku bayangkan dulu. Kehidupan di Akademi Militer di atur dalam sebuah buku yang bisa kita sebut Perkhustar dan Perduptar yang berisi tentang pasal-pasal yang harus di taati selama menjadi Taruna . Tidak boleh membawa hp selama masa pendidikan kecuali ada hal penting yang mendesak istilahnya kami benar-benar diisolasi dari lingkungan luar karena kami sedang menjalani proses untuk dibentuk menjadi taruna taruna.
Rutinitas kami pun diatur dari bangun tidur mengenakan baju training lalu beribadah setelah itu olahraga pagi, membersihkan diri, sarapan, apel pagi, kegiatan belajar mengajar seperti layaknya sebuah sekolah, setelah makan siang lanjut belajar terus sampai sore baru olahraga sore, Ibadah lagi sampai akhirnya ada yang namanya apel malam atau biasa disebut upacara penutupan kegiatan setelah itu kami baru boleh ke asrama dan beristirahat.
"Huh capek banget gue hari ini." Ucapku.
"Sama, ternyata gak seenak yang kita bayangin ya. Gue kira masuk Akmil itu gak enaknya pas seleksi aja." Sabrina membalas.
"Sudah di syukuri aja. Banyak orang diluar sana yang ingin seperti kita bahkan sudah sampai mengeluarkan banyak waktu dan materi namun masih belum beruntung." Ucap Mareta teman baru kami yang kami temui saat pendidikan integratif tiga bulan lalu.
"Yups, benar." Ucapku membenarkan ucapan Mareta. Meskipun lelah tetap harus bersyukur karena semua profesi memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kelebihan menjadi taruna Akademi Militer adalah biaya pendaftaran yang 100% gratis. Lulus sudah pasti dapat pekerjaan dan lulus dengan kesetaraan S1. Langsung menjadi perwira TNI AD.
Selama pendidikan dari barang, pakaian semua difasilitasi oleh negara dari ujung kepala hingga ujung kaki. Setiap bulan mendapat uang saku, uang cuti perjalanan. Dan mempunyai banyak teman dari Sabang sampai Merauke serta menambah rasa kekeluargaan yang utuh.Ada juga program studi seperti kampus pada umumnya. Di Akademi militer memiliki lima program studi yang masing-masing memiliki beberapa cabang. Yang pertama Management Pertahanan, Teknik Mesin Pertahanan, Teknik Sipil Pertahanan, Teknik Elektronika dan Administrasi pertahanan.
Jika kalian berfikir seorang tentara itu selalu bertempur dan sering dikirim untuk kontak senjata di perbatasan itu salah besar. Semua program studi ada yang namanya satuan dibawah satuan ada yang namanya Kecabangan atau Korps.
Terhitung ada tiga satuan di TNI AD yang pertama Satuan Tempur (Satpur) Kecabangannya ada Infanteri (Inf), Kavaleri (Kav), Artileri Medan (ARM), Artileri Pertahanan Udara (ARH). Kecabangan ini berfokus pada sistem pertahanan.
Yang kedua Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur) kecabangannya adalah Corps Zeni (CZI), Penerbang (CPN), Peralatan (CPL), Perhubungan (CHB).
Yang ketiga Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin) kecabangannya yaitu Corp Polisi Militer (CPM), Ajudan Jenderal (CAJ), Pembekalan Angkutan (CBA), Topografi (CTP), Kesehatan Militer (CKM), Keuangan (CKU), dan Hukum (CHK).
Kebetulan aku, Sabrina dan Mareta mengambil program studi Administrasi pertahanan dimana program ini berfokus pada Satuan Bantuan Administrasi dan kecabangannya adalah corps Pembekalan Angkutan. Sehingga ketika lulus nanti kami mendapat gelar Letda CBA xxx S. Tr. Han.
"Dinas dimana ya kita setelah lulus nanti?" Ucapku kepada kedua temanku.
"Dimana saja harus siap." Ucap Mareta.
"Raga kita milik negara, suka-suka lah mau menempatkan kita dimana nantinya." Ucap Sabrina.
Namanya juga abdinegara harus siap ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah Indonesia karena dari awal masuk Akmil kami sudah menandatangani dan menyatakan bahwa kami bersedia menjadi anak negara serta segala hal yang berkaitan tentang kami adalah negara yang mengatur maka harus bersedia ditempatkan dimana saja karena TNI itu untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI bukan hanya provinsi tempat tinggal kita.
"Kalau boleh milih gue juga pengin dinas gak jauh dari orang tua." Ucapku.
"Sama gue juga." Sabrina menimpali.
"Gue juga. Apalagi kalau gue ditempatkan di luar pulau Jawa bakalan susah ketemu orang tua." Mareta ikut menimpali.
"Husst kalian bertiga jangan berisik nanti ketahuan kakak asuh bisa panjang urusannya. Mending kalian tidur aja." Ucap seorang taruni yang tubuhnya sudah tertutup selimut.
"Baiklah." Ucap kami.
Di Akademi Militer kami juga dilatih menggunakan bahasa formal tegas dan lugas agar menumbuhkan karakter sebagai seorang calon perwira remaja. Sekali salah pasti langsung kena hukuman dari para senior. Serunya di Akmil adalah seperti ini kami mendapat pengalaman yang luar biasa hebat yang tidak pernah orang lain rasakan. Maka Berbanggalah kalian calon anak kandung Negara baktikan dirimu untuk keutuhan NKRI. Karena keutuhan NKRI tidak bisa digantikan dengan apapun bahkan nyawa sekalipun.
__________
Dah ah capek. Udah kehabisan ide
Selamat bermalam Senin kawan-kawan
Maap sekali part ini begitu pendek wkk. Sudah lelah menulis akunya :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Aku, dan Mimpiku
General FictionBerawal dari patah hati yang hebat dengan tekad yang kuat akhirnya gadis bernama lengkap Aisyarah Titania Al-Malik berhasil meraih mimpinya untuk menjadi taruna di akademi militer Magelang dengan do'a dan perjuangan yang begitu panjang tentunya. Kin...