bag ~ 2

12 1 0
                                    

Dia seperti narkoba, dibuatnya candu lalu perlahan dibuatnya terluka.
~Salsa

•••

"Sorry telat ya, Nan. Gue hampir lupa kalo hari ini nugas hehe." Salsa berdiri malu-malu di depan ketua osis sekolahnya ini.

Adnan mengalihkan perhatiannya pada berkas-berkas proposal di atas meja ketua osis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adnan mengalihkan perhatiannya pada berkas-berkas proposal di atas meja ketua osis. "Nggak papa, Sal. Itu anak pmr sudah gue kasih arahan, sisanya lo yang urus dan awasin anak pmr baru, jangan sampai mereka santai-santai. Kalo ada yang nggak serius kerja lo catet aja namanya terus kasih ke gue."

Salsa mengangguk. "Siap pak ketos!"

Tawa Adnan terdengar, kemudian suara ketukan dari pintu ruang osis mengalihkan perhatian mereka.

"Pertandingan bentar lagi dimulai, Nan." Itu suara Gino, kapten tim futsal sekolah mereka.

Hari itu adalah hari bebas murid di sma mereka, karena hari itu sekolah mereka terkena giliran tempat untuk melakukan babak final pertandingan futsal antar sma yang sudah dilaksanakan dua minggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu adalah hari bebas murid di sma mereka, karena hari itu sekolah mereka terkena giliran tempat untuk melakukan babak final pertandingan futsal antar sma yang sudah dilaksanakan dua minggu yang lalu.

"Karel kecelakaan, No!" Aldi terengah-engah setelah berlari kesana-kemari mencari kapten futsal mereka.

"Serius lo ?"

Gino mendadak panik, ia melirik jam dinding di dalam ruang osis yang menunjukkan bahwa pertandingan mereka akan dimulai sepuluh menit lagi.

Adnan menutup laptop di hadapannya, ia bangkit menghampiri Gino dan Aldi di depan pintu ruang osis. "Tim cadangan banyak, kan ?"

Tangan Gino terangkat mengacak rambutnya. "Ada, tapi lo tau Karel kan, Nan ?"

Adnan terdiam, ia menggembungkan mulutnya sama dengan mereka yang terlihat frustasi.

"Ada apa nih ?"

Adnan, Gino, dan Aldi menoleh ke sumber suara.

"Kenapa ?" tanya Anya lagi.

"Wah, lo makin hari makin cantik deh, Nya."

"Bisa-bisanya ya lo." Gino menjitak kepala Aldi.

Di dalam ruangan osis Salsa berdiri mendengarkan perbincangan mereka, dan kalimat Aldi tadi membuat ia tidak habis pikir dengan manusia yang satu itu.

B.E.H.I.N.D (Mark Lee & Lee Haechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang