bag ~ 4

6 1 0
                                    

Jika ada seseorang yang membuat jantungmu berdegup kencang cepat beritahu orang itu.
~Huang Renjun

•••

"Ngapain kesini ?" tanya Arga begitu mereka tiba di rooftop sekolah.

Angin berderu kencang di sana, bahkan beberapa kali Arga melihat rambut Salsa berterbangan menutupi wajah gadis itu.

"Mau hadiah kan ?" tanya Salsa, tangannya sibuk menyingkirkan rambut yang memasuki mulutnya.

Arga mendengus, ia maju beberapa langkah lebih dekat dengan Salsa.

"Ngapain lo deket-deket ?!" Salsa memundurkan langkahnya.

"Nggak usah geer." Arga mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya- gelang karet berwarna hitam lalu menyerahkannya pada Salsa.

Salsa melirik benda itu, hingga Arga sendiri yang meletakkan benda itu ke atas telapak tangannya. "Buat ?"

"Your hair."

Mata Salsa memicing menatap Arga sebelum ia menggunakan karet gelang berwarna hitam itu untuk menguncir kuda rambutnya.

"Lo beneran nagih hadiah ?"

"Gue udah kasih dua gol buat tim sekolah kita, dan lo sudah menjanjikan keuntungan yang gue dapet karna setuju gabung tim kemarin."

Salsa mendengus. "Gak bisa ikhlas dikit lo bantuin sekolah, gue belum lupa ya wajah lo ini kabur gitu aja waktu ditolongin."

"Gue udah bilang makasih sama kakak lo." Arga mengalihkan pandangan ke arah lain. "Waktu di jalan."

Salsa menggelengkan kepala. "Yaudah karna gue udah janji sama lo, dan gue adalah wanita sejati yang menepati janji."

"Hadiah ?"

"Iya hadiah, lo kaya nggak pernah dikasih hadiah aja." Salsa mendengus saat Arga terus menerus menyebut hal itu.

Arga memasukkan kedua tangannya pada saku celana. "Mana ?"

"Iya, bentar." Salsa mencari sesuatu di ranselnya beberapa kali ia melirik Arga, tangan Salsa sibuk berputar-putar di dalam ranselnya karena dia sendiri tidak tahu apa yang sedang ia cari.

Sebenarnya Arga pun tidak yakin bahwa Salsa benar-benar memberinya hadiah. Ia sangat yakin gadis itu mengiyakan hal itu kemarin agar dirinya setuju bermain dengan tim futsal.

"Coba lo merem dulu."

Arga menurut, ia segera memejamkan matanya.

"Jangan dibuka sebelum gue suruh."

"Hm."

"Buka!"

Arga lantas membuka mata.

"TA- DA!" Salsa tertawa saat melihat ekspresi Arga, ia membentuk jarinya menyerupai bentuk hati dan menunjukkannya tepat di depan mata Arga.

"Udah kan, lunas utang gue." Salsa menurunkan jarinya. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan kirinya lantas bergegas berbalik meninggalkan Arga.

Mata Arga terus memperhatikan Salsa yang berlari menuju anak tangga hingga gadis itu hilang dari pandangannya.

"Lo yang mulai ya, Sal."

•••

"Saya lagi nggak terima tamu makhluk bentukan seperti anda."

"Gue mau ketemu Arka bukan mau ketemu lo."

"Alesan,"

B.E.H.I.N.D (Mark Lee & Lee Haechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang