bag ~ 8

4 0 0
                                    

Jika baru ditahap mengagumimu saja sudah membuatku tersiksa, lantas bagaimana jadinya jika kita berhasil bersama?
~Arga

•••

"Buset! Sejak kapan mini market jadi antri begini ?" Salsa menggeleng takjub, setelah memastikan bahwa Daegal hanya kejang-kejang karena shock setelah melahirkan, ia kembali ke mini market.

Padahal baru satu jam ia tinggalkan, Salsa terkikik mengingat yang sedang menjadi kasir di sana adalah aktor Arga.

Salsa menerobos masuk ke dalam mini market, ia lantas memasang papan close mini market agar para pelanggan yang antri beranjak dari sana.

Pelanggan nampak kecewa meninggalkan mini market.

"Sori lama ya, Ga." Salsa berjalan ke arah Arga, laki-laki itu terlihat berantakan dan itu membuat Salsa menahan tawanya. "Yaampun, minta maaf banget gue udah bikin aktor bule ini jagain toko."

Arga menoleh ke arahnya, melihat gadis itu sudah tiba di hadapannya, Arga lantas menyandarkan punggungnya ke kursi. "Cuma lo yang berani memperlakukan gue begini."

Salsa terkekeh, ia berjalan menuju kulkas mengambil sebotol air mineral di sana lalu memberikannya pada Arga. "Thanks, ya, mari kita lupakan masa lalu." katanya lalu tertawa.

Arga mendengus namun saat wajahnya berpaling untuk menenggak air mineral yang diberikan gadis itu, ia tersenyum. "Gimana Daegal ?"

Salsa masih berdiri di hadapan Arga, ia menghela nafas lega. "Alhamdulillah, Daegal cuma shock gara-gara pertama kali lahiran."

"Daegal siapa emangnya ? Keluarga kamu ?"

Senyum Salsa merekah, ia menggigit bibir dalamnya sebelum menjawab pertanyaan Arga. Perempuan itu berpaling sambil menggaruk tengkuknya.  "Kucing gue. Hehe."

Mata Arga mengerjap, laki-laki itu nampak terkejut dan menatap Salsa tidak percaya. "Ku- kucing ?"

•••

"Baru kali ini ada yang berani ikut campur urusan gue." Bella melempar tasnya ke sembarang arah.

"Dia bukannya ketua pmr sekolah ya, Bel ?" Audi, salah satu antek dari Bella duduk di pinggir ranjang kamar gadis itu.

"Nggak tau gue, nggak pernah peduli juga."

"Dia sodaranya Arka, Bel, lebih tepatnya saudara kembar."

Bella menoleh ke arah Metta. "Arka ? Anak futsal ? Temen-temen pacar lo itu ?"

"Yaps!" Metta duduk di samping Audi. "Nggak usah urusin dia, lagian dia nggak pernah ganggu lo sebelumnya."

Bella berdiri ke depan Metta. "Dia udah bikin gue malu, Metta! Kok lo belain dia sih ?"

Metta anak perempuan dari keluarga yang tidak kalah berada dari Bella ini tertawa. "Bukan ngebelain, Bella. Dia orangnya juga bodo amatan, nggak usah buang-buang tenaga ngurusin Salsa."

Bella mendengus dan memalingkan wajahnya dari Metta. "Lo malah bikin gue makin penasaran sama anak itu."

Gadis itu beranjak dari hadapan Metta dan Audi, ia melangkah menuju lemari baju di kamarnya. "Seharian ini mood gue buruk cuma gara-gara itu cewek."

Metta menghela nafas. "Nggak usah bikin masalah lagi ya, Bel."

Sebuah kastok baju Bella lemparkan ke atas kasurnya. "Sok iye lo! Selama ini juga lo bikin masalah kali, Ta."

"Kalian ini kenapa si ?" Audi mendecak, ia menoleh ke arah Metta. "Lo juga ngapain belain Salsa ?!"

"Kok gue ?"

B.E.H.I.N.D (Mark Lee & Lee Haechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang