bag ~ 12

4 0 0
                                    

Berantem mulu, temen gue tuh dulu berantem mulu sekarang udah satu ranjang aja.

•~•~•

Minta temenin Salsa sana."

"Bundaaaa."

Vania menghela nafas melihat Aldi yang masih saja mengeluh disuruh berbelanja ke pasar. Jika saja Alfi tidak sakit dirinyalah yang akan berangkat ke pasar sendiri.

"Kalo nggak mau sama Salsa, kamu tinggal sebutin isi list belanjaan itu ke penjual."

Itu malah semakin ribet. "Bunda aja yang minta tolong sama Salsa buat temenin Aldi ke pasar. Kalo aku yang minta dia nggak bakalan mau."

"Udah dari tadi kok."

"Bunda ?"

Bunda tersenyum.

"ALDI! WOY ALDI ?!"

"Nah tuh udah ada di depan."

"Bunda..." Wajah Aldi nampak tidak senang, namun melihat kondisi Alfi yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan, akhirnya dirinya pasrah untuk pergi ke paaar bersama Salsa.

"Yaudah, Aldi berangkat dulu." Aldi menunduk mencium punggung tangan Vania yang tengah mengaduk bubur.

"Hati-hati."

"Hm."

Langkah kaki Aldi sungguh berat, jika saja dirinya mempunyai pacar tak akan dia meminta Salsa untuk menemaninya ke pasar.

"Lama banget sih lo!"

Pintu baru saja ia buka, namun yang menjadi pemandangan pertama adalah wajah kusut Salsa. Gadis itu hanya memakai daster panjang berwarna biru dengan sweater yang menutupi lengan pendeknya.

Pagi itu pagi Minggu, hari yang biasanya Salsa habiskan untuk fangirling seharian. Namun ketika dirinya tadi baru saja merebahkan tubuh di sofa, bunda Aldi menelponnya dan memintanya untuk menemani Aldi ke pasar.

Untungnya tante Vania adalah wanita yang sangat baik dengan keluarganya, karna itulah Salsa bersedia meluangkan waktunya untuk membantu tante Vania.

Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa bagian berangkat bersama Aldi adalah bagian yang tidak menyenangkannya.

"Lama banget sih lo." tukas Salsa.

"Nggak ikhlas lo ?"

"Nggak."

Aldi menganggukkan kepala, lalu membalikkan badan kembali memasuki rumah. "Bundaaaaa."

"Ish, iya ikhlas."

Sudut bibir Aldi terangkat, "Nih." ia menyerahkan note kecil yang berisi list belanjaan mereka di pasar nanti kepada Salsa.

"Kenapa nggak lo aj--"

"Nggak ngerti gue." potong Aldi, laki-laki berkaos hitam dengan celana jeans selutut ini berjalan menuju motor sportnya.

Melihat kemana arah Aldi berjalan, Salsa langsung mengekori cowok itu. "Gue nggak mau pakai motor itu. Ribet tau, gue pakai daster."

"Siapa suruh lo pakai daster."

"Gue nggak mau temenin lo kalo pake motor itu. Lagian ke pasar pakai motor itu nggak malu lo."

Langkah Aldi berhenti, ia membalikkan badan lalu menyunggingkan senyum selebar mungkin pada gadis itu. "Jadi, mau pakai motor yang mana tuan putri ? Mau naik angkot ? Kuda ?"

"Scoopy bunda aja." Dagu Salsa berkedik ke arah scoopy berwarna putih milik tante Vania.

"Ambil kuncinya sama bunda."

B.E.H.I.N.D (Mark Lee & Lee Haechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang