.
.
"Ayahanda" panggil Rara Santang yg berada diruang singgahsana Siliwangi
.
.
"Putriku?, ada apa putriku?, apakah terjadi sesuatu pada rayimu Kian Santang?" Tanya Siliwangi
.
.
Rara Santang tersenyum "Tidak ayahanda, aku hanya ingin berbincang dengan ayahanda, apakah ayahanda sedang sibuk?" Tanya Rara Santang
.
.
"Ohh begitukah putriku?, baiklah kebetulan ayahanda sedang tidak sibuk, bagaimana kondisi rayi mu?" Tanya Siliwangi
.
.
"Sebenarnya aku kesini hanya karena ingin berbincang-bincang dengan ayahanda, apakah ayahanda sedang tak sibuk?" Tanya Rara Santang
.
.
"Ohh, begitu putriku, kebetulan ayahanda memang sedang tidak sibuk putriku" Ucap Siliwangi
.
.
"Bagaimana kondisi rayimu, apakah ia sudah sadar?, dan apakah Prahasini sudah mencari obatnya?" Tanya Siliwangi secara beruntun
.
.
Rara Santang tersenyum "Ayahanda, ayahanda tak perlu khawatir, rayi Kian Santang sudah sadar tetapi ia belum diobati karena Prahasini belum juga kembali ke istana ayahanda" ucap Rara Santang
.
.
"Mengapa Prahasini lama sekali putriku?" Tanya Siliwangi
.
.
"Akupun tak tau Ayahanda, mungkin obat yg Prahasini cari adalah obat yang cukup langka ayahanda jadi sedikit susah mencarinya" Ucap Rara Santang
.
.
"Ya bisa jadi putriku, baiklah ayahanda ingin melihat keadaan rayimu" ucap Siliwangi lalu segera pergi namun terhenti karena
.
.
"Tapi ayahanda rayi Kian Santang sedang tidak di kamar, ia sedang berada di belakang istana bersama ibunda karena ingin mencari angin segar ayahanda" jelas Rara Santang
.
.
"Baiklah kalau begitu putriku" ucap Siliwangi lalu kembali duduk di singgahsana nya
.
.
.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
.
.
.
"Putraku?, bila ada yang sakit bilang saja pada ibunda yaa?" Subang Larang
.
.
"Ibunda, ibunda tenang saja, aku pasti akan memberitahu ibunda" ucap Kian Santang lalu tersenyummAuthor: beuhh den, senyumnya manis pisan euyy, ampe aku mau pingsann
Readers: apaan sih author lebay nihh
Author: emang bener kok senyumnya aden manis, memangnya menurut kalian senyum aden itu pahit?
Reader: gak gitu juga kaliii thorrrr_-
Author: haha kaburrr/lari ngibrit-ngibrit
Haha abaikann~~~
Back to story
Tanpa mereka sadari ternyata sudah sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan sang ibu dan anak itu dengan memakai cadar dan jubah hitam
.
.
"Matilah kalian berduaa" ucap seseorang yg mengintip dengan seringainya dibalik cadarnya
.
.
Wushhhh
.
.
"Awas putraku" teriak Subang Larang sambil menepis tangan orang tadi dan segera melawannya
.
.
"AstaghfirullahAladzim, ibundaaa" seru Kian Santang
.
.
Duaghh
Sringg
Wushhh
.
.
"Siapa kau?, mengapa kau menyerang kamii?!" Tanya Subang Larang sambil berseru
.
.
Akan tetapi orang itu hanya berdiam saja, ia tak ingin membuka suaranya karena ia takut Subang Larang mengetahuinya, dan lagi menyerang Subang Larang
.
.
Wushhh
Sringgg
Duaghh
Duaghh
Duarrrrrr
.
.
"Akhh sial!, jika begini terus aku akan kalahhh!" Ucap orang bercadar itu dengan nada berbisik
.
.
"Sekali lagi kutanya padamu!, siapa kauuu?!!" Teriak Subang Larang
.
.
"....." tak ada sautan
.
.
"Beritahu aku siapa dirimu, atau aku akan memaksamu!!!" Teriak Subang Larang kembali
.
.
"..." masih tak ada sautan
.
.
"Jika kau dendam padaku, lakukan itu untukku jangan pada putraku!!" Teriak Subang Larang lagi dan lagi...
.
.
"Ibunda!!" Panggil Kian Santang sambil menghampiri Subang Larang
.
.
"Apa yang kau lakukan putraku?!, pergilah dari sini biar ibunda saja yang melawannya nak, kau masih belum pulihh" perintah Subang Larang
.
.
"Tidak ibunda, tugas seorang anak adalah menjaga keluarganya sendiri terutama ibundanya sendiri" Kian Santang
.
.
"Pergilah putraku, itu adalah tugas ibunda sebagai seorang ibu untuk melindungi anaknya" Subang Larang
.
.
"Tapi ibun-
.
.
Wushhhh
Sringgggg
Duarrrrr
.
.
.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
.
.
.
"Raden Walangsungsang?" Panggil Prahasini
.
.
"Heyy, kemana saja dirimu?, mengapa lama sekali?" Walangsungsang
.
.
"Maafkan hamba raden, obat ini susah sekali dicari karena obat ini sangat langka raden" Jawab Prahasini
.
.
"Hah, baiklah, lebih baik sekarang kita cepat ke istana kalau tidak aku takut akan terjadi sesuatu pada rayi Kian Santang" Ucap Walangsungsang
.
.
"Iya raden ayok, tapi sebelum kita mengobati raden Kian Santang aku harus meracik dedaunan ini menjadi sebuah obat sekaligus ramuan raden" Ucap Prahasini
.
.
"Kenapa?, tidak bisa kah hanya seperti itu?, jika kita terlalu lama aku takut rayi Kian Santang tak akan-
.
.
"Raden!, jangan berbicara seperti itu!, lebih baik kita cepat kembali, dan aku akan meracik dedaunan ini secepat mungkin, ayok sebelum kita terlambat!" Ucap Prahasini lalu pergi duluan menuju istana
.
.
"Yahh, itupun kalau cepat, ah sudahlahh" ucap Walangsungsang lalu pergi menyusul Prahasini menuju istana
.
.
.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼
.
.
.
"Ahh kemana lagi kita harus mencari tambahan orangg!" Geram Mahesa
.
.
"Hey bocah bodoh, kalau kau memang tak berniat membantu lebih baik kau pergi saja dan tidak usah ikut bergabung pada kami!" Kesal Yudhakara
.
.
"Heyy!!, kalau saja aku tak punya dendam ataupun musuh aku tak akan pernah ingin bergabung pada kalian!!" Ketus Mahesa
.
.
"Oh ya?, tetapi kalau kau tidak berniat membantu kami, lebih baik kau pergi saja dan urus dendam dan musuhmu itu seorang diri!" Kesal Yudhakara lalu mempercepat jalannya untuk meninggalkan Mahesa
.
.
"Kurang ajar!!, ahh!!" Kesal Mahesa lalu pergi menyusul Yudhakara
.
.
.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀
.
.
.
"Kanda, apakah kau tau orang yg kubawa tadi?" Tanya nyi Rompang pada Kurandageni yg sedang dalam perjalanan mencari tambahan orang
.
.
"Yg mana dinda?, tadi kau membawa 2 orang?" Tanya Kurandageni
.
.
"Yg tampan itu kanda, mana mungkin yg gendut dan bodoh itu!" Nyi Rompang
.
.
"Ohh, iya memangnya kenapa dinda?, ada apa?" Tanya Kurandageni
.
.
"Kau tau?, dia adalah cucu buyut kita kanda!" Nyi Rompang
.
.
"Ya aku sudah tau dinda" Ucap Kurandageni
.
.
"Wahh, benarkah?" Tanya Nyi Rompang
.
.
"Iya dinda, sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya, aku snagat merindukannya" Ucap Kurandageni
.
.
"Ya, aku juga begitu kanda" Ucap nyi Rompang
.
.
.
🌻🌻🌻🌻🌻
.
.
.
"Putraku!!!" Teriak Subang Larang
.
.
Orang bercadar itu menyerang Kian Santang yg sedang lengah, lalu setelah itu ia mengunci pergerakan tangan Kian Santang dengan sebelah tangannya yaitu sebelah kiri, dan meletakkan sebelah tangannya lagi yaitu sebelah kanan di leher Kian Santang dan mencekiknya
.
.
"Akhh" ringis Kian Santang
.
.
"Putraku" teriak Kian Santang
.
.
Dan saat itu juga orang bercadar itu mengeluarkan sebuah pisau/keris berukuran kecil dan langsung menempelkannya pada leher Kian Santang
.
.
"Jangann!, kumohon jangan!!" Mohon Subang Larang
.
.
Orang itu tak menyaut ucapan Subang Larang sejak awal, setelah mendengar Subang Larang memohon ia langsung mengarahkan pisau/keris itu ke arah Subang Larang, dan seperti menyuruhnya untuk menjauh dari tempat itu, dan seketika itu juga Subang Larang memundurkan langkahnya
.
.
"Kumohon lepaskan putraku" mohon Subang Larang sambil terisak
.
.
"I-bun-daa" panggil Kian Santang
.
.
Duaghh
Wushh
Sringgg
.
.
"Putraku?!!!" Teriak Subang Larang
.
.
"Awas ibunda!!" Teriak Kian Santang lalu segera bangkit sekuat tenaga dan berdiri dihadapan ibundanya
.
.
Wushh
.
.
"Akhh" ringis Kian Santang yg masih setia berdiri di hadapan Subang Larang karena serangan itu terus menyerangnya
.
.
"Pu-putrakuu!" Histeris Subang Larang
.
.
.
🌼🌼🌼🌼🌼
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....Haiii, apa kabar semuaaa? semoga sehat selalu yaa, maafin ya author baru up hehe, makasih yg udh setia nunggu cerita akuuu, ughh aku terharuuuu😣😢, maaf typo bertebaran dan kalau ada kesalahan kataa, jangan lupa di vote, komen dan follow akun akuu supaya kalian gk ketinggalan info cerita akuu, sampai ketemu di next part semuaaa, lopyouuu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang (Hiatus)
Historical FictionIni cuma khayalan aku aja yaa, gak sesuai fakta ataupun sejarah, aku cuma iseng2 aja buat cerita ini hehee, tapi ada beberapa yg aku ambil dari sinetronnya nantinyaa, semoga aja pada sukaa yaaa🤗 Jangan lupa divote, komen dan follow akun akuu...