.
.
"Bagaimana Prahasini?" Tanya Subang Larang, Walangsungsang dan Rara Santang bersamaan
.
.
"Mohon ampun gusti ratu, raden, nyimas, kondisi Raden Kian Santang sebenarnya baik-baik saja namun kondisi nya lemah, karena mungkin ia terlalu memaksakan mengeluarkan seluruh tenaganya hingga tak tersisa" jelas Prahasini
.
.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Subang Larang
.
.
"Gusti ratu tidak usah khawatir, aku akan pergi mencari daun-daunan untuk ku buat ramuan untuk di minum oleh Raden Kian Santang, dan setelah itu Raden Kian Santang tinggal memulihkan tenaganya saja gusti" jelas Prahasini kembali
.
.
"Baiklah kalau begitu, aku percayakan padamu" Ucap Subang Larang
.
.
"Iya gusti, terima kasih" Ucap Prahasini
.
.
"Tapiii, apakah kau benar-benar seorang tabib? Prahasini?" Tanya Walangsungsang seakan-akan meremehkan dan mengejek dan terkesan menyebalkan
.
.
"Astaga Radenn, apakah penampilanku bukan seperti seorang tabib?" Tanya Prahasini dengan tenang, walaupun sebenarnya hatinya sangat kesal dengan ucapan Walangsungsang yg daritadi bikin darah tinggi eh maksudnya bikin emosi *(wkwkwk seorang Prahasini masa iya darah tinggi, ehh tapi sama aja ya?, ah tau ah, abaikan aja wkwk)
.
.
"Sudahlah putraku, mengapa kau tak percaya padanya?, buktinya dia tau apa yg terjadi pada rayimu" Ucap Subang Larang
.
.
"Iya raka, benar apa kata ibunda, lagipula tidak biasanya kau menyebalkan seperti ini, ada apa rakaa?" Goda Rara Santang
.
.
"Tidak rayi, aku hanya sedikit tidak yakin" ucap Walangsungsang dengan santai
.
.
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu untuk mencari daun-daunan tersebut gusti ratu, raden, nyimas" Ucap Prahasini
.
.
"Prahasini lebih baik kau cari di hutan belakang istana saja, disana banyak sekali daun-daunan, dan mungkin saja disana ada daun yg kau cari" usul Subang Larang
.
.
"Iya, ibunda benar Prahasini, tapi apakah kau tau jalan yg ada disana?" Tanya Rara Santang
.
.
"Tidak tau betul sih nyimas, tapi tak apa-apa aku akan baik-baik saja nyimas" Ucap Prahasini
.
.
"Tidak, tidak Prahasini, yg ada nanti kau tersesat lebih baik kau ditemani oleh putraku Walangsungsang" Ucap Subang Larang
.
.
"Mengapa harus aku Ibunda?, aku harus menjaga rayi Kian Santang" Ucap Walangsungsang tidak terima
.
.
"Biar aku dan ibunda yg menjaga rayi Kian Santang dan kau pergilah raka bersama Prahasini, ini untuk kesembuhan rayimu, raka" Ucap Rara Santang
.
.
"Hm, baiklah kalau begitu aku permisi, Assalamualaikum" pamit Walangsungsang
.
.
"Waalaikumsalam" ucap Rara Santang dan Subang Larang bersamaan
.
.
.
***********
.
.
.
"Nenek, apakah hanya segini jumlah pasukan golongan hitam?" Tanya Yudhakara
.
.
"Ya cucuku kau benar, memangnya ada apa cucuku?" Ucap Nyi Rompang balik bertanya
.
.
"Pantas saja tak pernah menang, ternyata jumlah pasukan golongan hitam hanya sedikit sekali" ceplos Mahesa
.
.
"Hey bocah gendut, walaupun jumlah kami sedikit tetapi kekuatan kami tak sedikit bocah!" Emosi Nyi Rompang
.
.
"Helleh, memangnya seberapa kuat Kian Santang?, heh?, kurasa aku bisa mengalahkannya dengan tanganku sendiri" ujar Mahesa dengan nada mengejek
.
.
"Kau belum saja bertemu dengannya bocah, kalau saja kau bertemu dengannya dan bertarung dengannya, aku yakin kau akan kalah dalam sekejab bocah" ucap Balapati yg sudah sedikit emosi dengan bocah gendut itu/Mahesa
.
.
"Sudahlah Balapati, tidak ada gunanya kau berbicara dengan bocah bodoh satu ini" ujar Dewi Samudra
.
.
"Hahh, baiklah baiklah"
.
.
************
.
.
"Mohon ampun Ayahanda, aku meminta izin untuk keluar istana Ayahanda, apakah boleh Ayahanda?" Tanya Surawisesa pada Siliwangi
.
.
"Untuk apa putraku?" Tanya Siliwangi balik
.
.
"Aku hanya sedang bosan berada didalam istana terus Ayahanda, aku hanya ingin mencari angin dan juga ketenangan diluar istana" jawab Surawisesa
.
.
"Baiklah putraku, jika kau sudah selesai segeralah kembali ke istana putraku" Ucap Siliwangi
.
.
"Baik Ayahanda, terimakasih, kalau begitu aku permisi Ayahanda" pamit Surawisesa
.
.
"Ya putraku" Ucap Siliwangi
.
.
Surawisesa pun pergi dengan seringai dibibir nya
.
.
-------------
.
.
"Carilah daun-daunan yg kau cari Prahasini" ucap Walangsungsang yg sudah sampai di hutan belakang istana bersama Prahasini
.
.
"Baiklah raden, tunggulah disini" Ucap Prahasini
.
.
"Ya aku akan menunggu, karena jika aku tidak menunggumu aku tau kau akan tersesat nanti" Ucap Walangsungsang
.
.
"Apakah raden khawatir denganku?" Goda Prahasini *(wehhh baru juga ketemu dah goda-godaan aja nih wkwk)
.
.
"Tidak, aku tidak mengkhawatirkanmu, tapi aku mengkhawatirkan keadaan rayiku, Kian Santang" Ucap Walangsungsang dengan tenang
.
.
"Ohh begitukah raden?, baiklah maaf atas kelancangan hmba berbicara seperti itu padamu raden" Ucap Prahasini
.
.
"Ya tidak apa apa Prahasini, sekarang lebih baik kau cepat cari obat untuk rayiku" Ucap Walangsungsang
.
.
"Baik raden" ucap Prahasini lalu melihat-lihat daun yg bisa dijadikan obat untuk Kian Santang
.
.
.
*********
.
.
.
Disisi lain sepertinya pangeran kita sudah terbangun, ya dia adalah Raden Kian Santang *(eakkk pangeran nihh)
.
.
"Ibunda, yundaa" ucap Kian Santang dengan nada bangun tidurnya dan dengan muka kasur *(tapi jgn salah loh, walaupun muka kasur pangeran kita ini tetap aja tampan, eakkk)
.
.
"Rayi?, kau sudah bangun?" Tanya Rara Santang
.
.
"Iya yundaa" Jawab Kian Santang
.
.
"Putraku?, mengapa kau terbangun nak?, apakah ada yg sakit?, dimana yg sakit?" Tanya Subang Larang cemas
.
.
"(Duduk dari bangunnya) tidak ibunda, tidak ada sakit, ibunda tenang saja" ucap Kian Santang dengan senyumnya
.
.
"Lalu apa yg kau inginkan sekarang rayi?" Tanya Rara Santang
.
.
"Ibunda, yunda, bolehkah aku pergi ke belakang istana untuk mencari angin?" Tanya Kian Santang
.
.
"Tidak, tidak rayi aku tidak mengizinkanmu" tolak Rara Santang segera
.
.
"Tapi yunda, aku bosan disini, bolehlah yundaa, ibunda?, bolehkah?" Mohon Kian Santang
.
.
"Baiklah putraku, ibunda mengizinkanmu" Ucap Subang Larang mengizinkan
.
.
"Tapi ibunda ra-
.
.
"Tidak apa-apa putriku, ibunda akan menemaninya lagipula kasian rayimu mungkin dia bosan hanya tidur saja" Ucap Subang Larang
.
.
"Tidak usah ibunda, biar aku sendiri saja" Ucap Kian Santang
.
.
"Tidak rayi" tolak Rara Santang kembali
.
.
"Huft, baiklah yunda" Ucap Kian Santang pasrah
.
.
.
***********
.
.
.
"Bagaimana kita bisa menjalankan rencana kita, apabila jumlah kita hanya sedikit nyai?" Tanya Yudhakara
.
.
"Yudhakara, kita sudah mencari tambahan orang, tetapi kita masih belum menemukannya" Jawab Dewi Samudra
.
.
"Ya cucuku, tapi juga aku sudah mengajak prabu Martasinga beserta putrinya untuk bergabung, tetapi sayangnya mereka tak ada di istana cucuku" Ucap Nyi Rompang
.
.
"Tapi sepertinya kita harus menambah orang dulu nyai, sebelum kita melakukan penyerangan mendadak" Ucap Kurandageni
.
.
"Ya Kurandageni, kau benar, baiklah kalau begitu aku tugaskan pada kalian mencari tambahan orang" Ucap Dewi Samudra
.
.
"Baik nyai" ucap semua serempak kecuali Mahesa
.
.
"Mengapa kau malah diam bocah gendut?" Tanya Dewi Samudra
.
.
"Heyy, aku kesini hanya untuk bergabung untuk mengalahkan keluarga Siliwangi dan memusnahkan semuanya termasuk musuh terbesarku, Kian Santang!, bukan untuk mencari tambahan orang!" Bentak Mahesa
.
.
"Heyyy, bocah bodoh enak saja kau tidak mau membantu kami, itu juga untuk rencana kita bodoh!" Ucap Dewi Samudra emosi
.
.
"Hahh, yaya baiklah baiklahhh" ucap malas Mahesa
.
.
"Ya pergilah sekarang" Ucap Dewi Samudra
.
.
Dan semuanya pun pergi kecuali Dewi Samudra*( yg nanya kok dia gak ikut, kan dia yg merintah😆)
.
.
.
**********
.
.
.
"Huh, aku harus mencari orang yg bernama Yudhakara, sepertinya dia bisa kuajak bekerja sama" Ucap Surawisesa
.
.
"Tapi... dimana aku bisa menemukannya?"
.
.
"Lebih baik aku cari disekitar tempat ayahanda bertarung tadi, karena kemungkinan saja dia ada disana"
.
.
Surawisesa pun kembali melanjutkan perjalanannya untuk mencari Yudhakara
.
.
.
__________
.
.
.
"Dimana Prahasini itu?, kenapa lama sekali?" Tanya Walangsungsang pada dirinya sendiri yg sudah bosan menunggu *(eakk menunggu)
.
.
"Kalau aku mencarinya, takutnya nanti ia malah kembali kesini dan tidak melihatku kesini, dan kami saling mencari, ah lagipula ia menyuruhku menunggu disini, baiklah akan kutunggu saja" ucap Walangsungsang pasrah
.
.
.
------------
.
.
"Ayahanda" panggil Rara Santang yg berada diruang singgahsana Siliwangi
.
.
"Putriku?, ada apa putriku?, apakah terjadi sesuatu pada rayimu Kian Santang?" Tanya Siliwangi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambungg....Oke sampai disini dulu ya, maaf ya author baru up, typo berkeliaran👀, jangan lupa divote, komen dan follow akun aku biar kalian gk ketinggalan cerita akuu dan biar aku makin semangat🤗 makasih buat yg selalu setia nungguin cerita aku❤ sampai ketemu di nextpart🤗❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang (Hiatus)
Historical FictionIni cuma khayalan aku aja yaa, gak sesuai fakta ataupun sejarah, aku cuma iseng2 aja buat cerita ini hehee, tapi ada beberapa yg aku ambil dari sinetronnya nantinyaa, semoga aja pada sukaa yaaa🤗 Jangan lupa divote, komen dan follow akun akuu...