Tiga burung terbang melintasi angkasa. Shikamaru sedang dalam perjalanan kembali ke Konoha. Ia juga telah membawa Kento bersamanya. Shikamaru mengatakan padanya bahwa Konoha memerlukan bantuan Kumogakure untuk menyelesaikan suatu misi sementara detailnya akan dijelaskan saat sampai disana.
Kento pergi ke Konoha atas perintah Raikage. Dia adalah seorang pemuda seusia dengan Shikamaru. Berambut coklat muda dan mata berwarna hijau.
Tak ada yang pasti dalam dunia Shinobi. Bahkan sebenarnya tak ada yang pasti dalam hidup. Jadi, Shikamaru telah bersiap untuk apapun yang akan terjadi nanti. Jika Kento adalah dalang dari kasus yang dia selidiki maka dia harus bertindak tegas padanya dan jika Kento bukan dalangnya, Shikamaru akan meminta Kento membantunya menyelidiki kasus ini.
Sebelumnya Shikamaru telah membayar seorang informan di Kumogakure untuk mencari keberadaan satu orang lagi di Kumogakure yang diketahui bernama
Hamada Kazuko. Jika Kento terbukti tidak bersalah maka besar kemungkinan bahwa remaja berusia enam belas tahun itulah tersangka utamanya.Shikamaru juga telah memberitahu rencananya pada Temari melalui pesan yang telah dikirimkannya kemarin. Mereka akan langsung berkumpul setelah dia sampai di Konoha. Mereka juga harus berdiskusi dan menganalisis semua data tentang klan Hamada yang telah dikumpulkan.
Shikamaru, Sai, dan Kento sampai di Konoha saat malam. Kemudian mereka langsung menuju ke ruang kerja Temari yang berada di kantor Hokage.
"Selamat datang Kento-san, silahkan duduk," sapa Temari.
Temari telah mengerti rencana Shikamaru, dia telah merapikan kantornya agar teman-temannya bisa duduk dengan nyaman. Mereka duduk melingkar diruangan itu.
Kemudian, Temari menyeduhkan teh hangat untuk semuanya. Ia meletakkan gelas yang telah berisi teh di depan setiap orang.
"Silahkan dinikmati."
"Terima kasih atas keramahannya, lalu bagaimana detail misinya," tanya Kento. Ia ingin segera mengetahui misi apa yang harus diselesaikannya.
"Sebelum membicarakan misi, bagaimana kalau kita beristirahat sebentar sambil meminum teh ini," kata Shikamaru sambil mengangkat gelasnya. Menyeruput teh itu sedikit demi sedikit untuk menghangatkan badannya yang kedinginan.
Kento menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti Shikamaru untuk meminum teh di depannya.
Setelah Kento menghabiskan tehnya ia merasa kantuk yang luar biasa.
"Hah, aku mengantuk sekali."
Kentopun tertidur dalam posisi duduk. Kepalanya tertunduk di atas meja di depannya.
"Ayo kita mulai rencananya," kata Shikamaru.
Sebelumnya, Shikamaru telah memberitahu rekan-rekannya tentang rencananya setelah Kento sampai di Konoha. Ia meminta Temari untuk memberikan mereka teh hangat dan khusus untuk Kento ditambah obat tidur. Setelah tertidur, Ichigo akan memeriksanya dengan jutsu khususnya.
Shikamaru tak ingin mengambil resiko, ia sebisa mungkin menghindari konflik yang bisa terjadi.
"Aku mengerti," kata Ichigo.
Ichigopun mendekati Kento, kemudian meletakkan kepalanya di atas kepala Kento. Itu merupakan jutsu khusus klan Yamanaka yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari korbannya. Ia menggunakannya untuk mengetahui ingatan Kento.
"Bagaimana, Ichigo-san?" tanya Sai.
"Aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan dari ingatannya. Ia hanya sibuk bekerja di Kumogakure. Sepertinya dia tidak tahu apapun tentang masalah ini."
"Begitu ya."
"Jadi apa kita akan mempercayainya begitu saja?" tanya Temari.
"Yah, kita akan mempercayainya tapi tidak seratus persen. Kita akan meminta bantuannya memulihkan ingatan orang-orang yang telah kita tangkap dan juga menangkap pelaku sebenarnya."
"Semoga dia bisa diajak bekerja sama," kata Temari.
Setelah itu, mereka mendiskusikan semua data yang telah mereka kumpulkan selama satu minggu.
Hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Malam semakin gelap dan desa telah tertidur lelap. Melihat wajah lelah teman-temannya Shikamaru pun mengakhiri diskusi mereka hari itu.
"Lalu bagaimana dengan Kento-san," tanya Sai.
"Biarkan saja disini, akan kuambilkan bantal, mungkin kalian bisa membantunya agar tidur dengan posisi yang nyaman," kata Temari.
"Kalian pulang saja, aku akan menunggunya, lagipula masih ada pekerjaan yang harus kuurus disini." kata Temari.
Temari memang memiliki setumpuk dokumen yang harus ia urus setiap hari. Sebagai duta Suna ia adalah orang yang selalu sibuk.
"Eh, apa tidak apa-apa meninggalkan kalian disini, bagaimana kalau ak- "
"Pulang saja Ichigo-san, aku akan tetap disini, aku juga masih ada pekerjaan." kata Shikamaru memotong ucapan Ichigo.
Kepergiannya ke desa Kumo membuat pekerjaannya menumpuk. Meskipun ia sangat malas mengerjakannya, tapi ia selalu berusaha keras menyelesaikannya. Baginya, menunda-nunda hanya membuat ia semakin tersiksa.
Meskipun ia sedang menjalankan misi, ia tak bisa mengesampingkan tanggung jawabnya sebagai asisten Hokage begitu saja. Ada banyak dokumen yang harus segera diselesaikan kalau tidak ia harus tahan mendengar keluhan dari Hokage maupun Yurito, juniornya.
Baik Shikamaru maupun Temari sudah sangat terbiasa menyelesaikan dua, tiga masalah dalam satu waktu. Karena masalah di sebuah negara terlalu banyak sementara yang benar-benar bekerja hanya sedikit.
"Benar-benar pasangan pekerja keras," kata Sai dengan lirih, "Kalau begitu aku pulang dulu, ayo Ichigo-san."
"Eh, baiklah, sampai besok."
Ruangan itu kini sunyi. Shikamaru dan Temari telah terlarut dalam pekerjaannya. Tumpukan dokumen telah berbaris rapi di depan mereka, menunggu giliran untuk dibaca.
Keheningan itu tiba-tiba dipecahkan oleh Temari yang membuka suaranya.
"Apa kau lapar?"
Shikamaru menoleh ke Temari yang sedari tadi berada di sampingnya.
"Tidak juga."
"Kau sudah makan?"
"Sudah tadi siang."
Temari menyerngitkan alisnya. Perlahan bangkit dari duduknya.
"Sekarang sudah malam, Shikamaru."
Kemudian Temari berjalan ke sudut kantornya, membuka lemari yang berada di sana.
"Kau mau apa?" tanya Shikamaru bingung.
"Aku lapar," kata Temari sambil menunjukkan ramen instan yang baru ia ambil dari lemari.
Tak berselang lama Temari kembali ke tempat kerjanya sambil membawa dua cup ramen instan yang telah diseduhnya.
"Makanlah, ini mungkin bukan makanan sehat tapi cukup mengenyangkan dan lumayan enak," kata Temari sambil tersenyum.
"Terima kasih."
Kemudian mereka menjauhkan berkas-berkas pekerjaan mereka dari ramen yang ingin mereka makan.
"Aku tidak tahu kau suka membeli ramen instan," kata Shikamaru.
"Aku memang tidak membelinya."
"Ha?"
"Dua hari yang lalu aku bertemu Hinata, ia mengajakku mampir ke rumahnya. Kemudian dia memberiku beberapa ramen instan milik Naruto, katanya dia membeli terlalu banyak."
"Oh begitu."
"Rumah mereka bagus ya, sederhana dan hangat."
"Ya, Naruto memang telah menyiapkan rumah itu sejak menjalin hubungan dengan Hinata."
"Hmm, kalau kau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Celah cahaya pada awan
ФанфикSetelah pernikahan Naruto dan Hinata berlangsung, hubungan Shikamaru dan Temari terus berlanjut. Mereka semakin sering menghabiskan waktu bersama, terutama karena pekerjaan mereka. * Cerita ini memiliki setting waktu setelah konoha hiden dan sebelu...