Percakapan

330 37 2
                                    

"Tapi wajar jika kau cemburu, dia kan kekasihmu," kata Sai.

"Kami hanya berteman," jawab Shikamaru.

"Eh, benarkah? Semua orang berpikir kalian memiliki hubungan, lagipula bukannya kau berkencan dengannya beberapa kali?"

"Itu hanya makan malam biasa."

Shikamaru memang pernah mengajak Temari berkencan beberapa kali. Awalnya ia mengajaknya hanya untuk berterima kasih karena telah membantunya di kasus Gengo.

Tapi, itu berlanjut, saat Temari sedang berada di Konoha ia sering mengajaknya makan bersama. Shikamaru pikir Temari menerima ajakanya hanya karena ia tak punya alasan untuk menolak. Lagipula lebih menyenangkan makan bersama teman daripada sendirian.

Lagipula, wajar jika ia sering terlihat bersama dengan Temari, mereka adalah sahabat sejak lama dan juga rekan kerja yang saling menyemangati.

Sekali lagi, sangat wajar jika mereka sering bersama. Itu sama saja dengan saat melihat Chouji dan Ino atau Naruto dan Sakura sedang makan di Ichiraku. Mengapa orang-orang harus memandang berbeda dirinya dan Temari.

"Sayang sekali kalau begitu, padahal kalian terlihat sangat serasi di pernikahan Naruto."

Shikamaru bergeming. Mengutuk kebodohannya yang tanpa berpikir langsung menggenggam tangan putri Suna itu di depan semua orang. Tapi, apakah Shikamaru menyesal? Tentu saja tidak.

Melihat Shikamaru yang sama sekali tak menanggapinya, Sai kembali berkata, "Apa kau tidak berani mengungkapkan perasaanmu padanya? Kau menyukainya kan? Menurutku sebaiknya kau jujur saja padanya ."

Tidak semudah itu.

Bahkan jika ia melupakan semua rasa tak percaya dirinya, tetap saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dipikirkan oleh Shikamaru. Dia adalah Shinobi Konoha, asisten Hokage saat ini, ia adalah ketua klan Nara, ia juga ketua aliansi Shinobi, ia juga memiliki tanggung jawab dengan perkembangan Mirai, dan jangan lupa dengan janjinya pada Naruto untuk menjadi penasihatnya saat naruto menjadi Hokage. Intinya, sebagai manusia biasa ia sudah memiliki tanggung jawab yang terlalu banyak. Jika ia memasukkan Temari dalam hidupnya, itu sama saja dengan menambahkan masalah baru dalam hidupnya.

Berurusan dengan Temari tak pernah mudah bagi Shikamaru. Temari memang orang yang selalu mendorongnya maju, membantunya saat kesulitan, dia menjadi terang dalam hidup Shikamaru yang penuh kegelapan. Namun, dia adalah Jounin elit Sunagakure, putri Kazekage keempat dan kakak Kazekage kelima, ia adalah salah satu perwakilan aliansi Shinobi dari Suna, dia tinggal dibagian bumi yang lain darinya.

Meski dunia telah damai, tetap saja menyatakan perasaannya sangat beresiko, mengingat status keduanya yang penting di kedua desa.

Setelah beberapa waktu tak ada jawaban dari Shikamaru, Sai melanjutkan kalimatnya dengan ejekan, lelah karena diabaikan, "Aku tidak percaya ketua aliansi Shinobi ini tak berani menyatakan perasaannya pada seorang gadis."

Shikamaru yang merasa terganggu, kini menegakkan tubuhnya dalam posisi duduk. Menatap orang disampingnya yang sejak tadi menganggunya.

"Semua itu tidak ada hubungannya denganmu Sai?!"

Sai tersenyum, kemudian berkata,"Yah aku tahu, tapi kau adalah sahabat Ino dan aku adalah kekasihnya. Jadi ... Kau tahu, terkadang Ino membicarakanmu, dia khawatir dengan hubunganmu dengan Temari-san yang tampaknya tak ada kemajuan."

"Meskipun dia adalah sahabatku sejak kecil, dia tak punya hak mencampuri hidupku. Daripada kalian mengkhawatirkanku, lebih baik kalian pikirkan hubungan kalian sendiri!"

"Ah tentang itu, aku sebenarnya telah memikirkannya, aku ingin melamar Ino setelah misi ini selesai, menurutmu bagaimana?"

Shikamaru terkejut dengan pengakuan Sai. Kekesalannya telah memudar, tatapannya turun ke tanah didepannya.

"Dia akan senang," jawab Shikamaru dengan nada tenang.

"Syukurlah kalau begitu," ucap Sai, yang mulai berdiri dari duduknya.

"Aku rasa Temari-san juga akan senang, jika kau berhenti jadi pengecut," Suara tawa Sai menggema, ia mulai berjalan masuk ke kamarnya.

Shikamaru telah mengenal Sai cukup lama, ia harus terbiasa menghadapi gaya bicara Sai yang terkesan blak-blakan dan menyakitkan. Kata-kata Sai benar-benar menyebalkan, dan sayangnya semua perkataannya benar.

"Aku akan tidur, selamat malam Shikamaru."

Shikamaru kini sendirian. Lagi-lagi, ia merasa tertinggal. Ia merasa teman-temannya selalu selangkah didepannya. Naruto telah menikah, Choji telah mengumumkan pertunangannya dengan Karui, dan sekarang Ino akan dilamar oleh Sai. Sementara dia tidak kemana-kemana, tak ada kemajuan, terlalu banyak ketakutan di hatinya dan yang paling menakutinya adalah penolakan. Jika ia mengungkapkan perasaannya pada Temari kemudian wanita itu menolaknya, maka semua tak akan sama. Ia sama sekali tak menginginkannya.

Shikamaru menghembuskan napasnya, berusaha menenangkan diri. Sekarang bukan waktunya memikirkan hal-hal merepotkan seperti masa depan. Dia harus fokus pada misinya. Itulah yang harus dilakukannya sekarang.

Malam itu, Shikamaru tidur di halaman belakang. Ia tak menghiraukan angin dingin yang menghantamnya dari segala arah. Tapi, tidur nyenyaknya terganggu karena mimpi terburuknya datang menyapa. Ia harus menjadi tamu di pernikahan Temari dengan pria yang tidak dikenalnya.

***
Matahari pagi yang menghangatkan tidak dapat menandingi hangatnya perasaan Ichigo saat ini. Ia sedang sarapan bersama orang yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Ichigo telah mengundang Temari untuk sarapan bersamanya. Tanpa berpikir panjang Temari menerimanya karena mereka akan melanjutkan penyelidikan mereka tentang klan Hamada.

Mereka terus bercakap-cakap dengan nyaman. Senyum tersungging di wajah keduanya. Ichigolah yang memulai pembicaraan, dimulai dari 'bagaimana kehidupan di Suna' hingga 'apa makanan favoritmu'. Temari dengan ramah menjawabnya. Jika dipikir-pikir lagi, ia tak pernah dekat dengan siapapun selama di Konoha selain Shikamaru. Hal yang baik jika ia memperluas pergaulannya.

Setelah selesai sarapan mereka bergegas melanjutkan pekerjaan mereka. Mencari setiap informasi yang penting tentang klan Hamada dari tumpukan dokumen yang telah dipinjamkan tetua klan Yamanaka sebelumnya.

Celah cahaya pada awanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang