Status

2.8K 281 19
                                    

Ini semua gara-gara Indy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini semua gara-gara Indy.

Pagi ini Mella seharusnya bisa bangun dengan hati ringan karena akhirnya mendapat tidur cukup. Namun, Indy meruntuhkan keceriaan paginya.

Ya, ini semua karena cewek yang dulu menjadi sahabat akrab Mella saat kuliah.
Tidak, ini bukan karena dia baru bertemu dengan Indy. Mella tidak akan mau bertemu dengan Indy sekalipun diminta. Ah, tidak. Dia tidak bermusuhan dengan Indy. Sekalipun saat masih bersahabat mereka diam-diam sering berkompetisi dan saat Mella memutuskan untuk tidak menyelesaikan kuliah demi menikah membuat Indy kesal kepadanya, permusuhan bukan hal yang dipilih Mella. Indy tetap datang ke pernikahan Mella dan mengunjungi Mella saat perempuan itu melahirkan anak pertama. Hubungan mereka tetap baik walau tanpa pertemuan atau komunikasi intens.

Keengganan Mella untuk bertemu dengan Indy sama dengan keengganan Mella bertemu dengan semua orang yang pernah ada dalam hidupnya, bahkan orangtua dan saudara-saudaranya. Nah, bukan berarti Mella memusuhi mereka semua, kan? Hal ini merupakan hal lumrah bagi Mella yang sekarang.

Kegalauan Mella terjadi karena status Facebook Indy. Mella tak sengaja melihat status itu lewat di berandanya saat dia akan mengunggah foto terbaru anaknya. Status itu hanya foto Indy di depan gedung kembar pencakar langit di Malaysia. Foto itu disertai kalimat sederhana: Bahagia itu bisa jalan-jalan ke luar negeri dan ngajak orangtua umroh dengan hasil keringat sendiri. Sesimpel itu.

Simpel?

Mella terus menatap foto itu hingga detik berganti menit. Tanpa sadar rahangnya membuka dan setetes liur keluar dari bibir bawahnya. Begitu tersadar, Mella buru-buru menyedot lagi liur itu dan mengelap mulutnya dengan kerah daster. Dia merasa malu sendiri sudah ngiler di depan foto orang lain.

Dia tak mengerti bagaimana hal serumit itu bisa menjadi sesuatu yang simpel bagi Indy. Mengajak orangtua umroh itu bukan hal yang mudah. Mella harus meminta izin suaminya, menitipkan anaknya yang masih berumur enam bulan, dan menyiapkan uang.

Uang? Dari mana Mella bisa mendapatkan uang untuk mengajak orangtua umroh dan jalan-jalan ke luar negeri?

Tidak. Indy salah. Bahagia tidak sesimpel itu. Bahagia itu butuh perjuangan selama bertahun-tahun. Batin Mella menolak kalimat dalam status Indy. Dia menutup halaman Facebook itu dengan cepat.

"Indy dari dulu memang nggak panjang pikirannya. Mentang-mentang sudah kerja sendiri, sudah punya uang, kerjanya pamer." Dia membuat kesimpulan untuk menenangkan diri.

Dia melihat galeri, memilih foto terbaik anaknya untuk dipajang di Facebook. Tidak ada yang lebih menyenangkan Mella selain orang-orang yang memuji anaknya, hasil kerjanya yang nyata.

"Nanti dia bakal tahu kalau semua yang dia kerjakan sekarang nggak ada artinya setelah menikah. Harta nggak dibawa mati. Anak yang bakal menemani sampai akhirat," bisik Mella pada layar ponselnya. Dia tersenyum. Akhirnya dia mendapatkan takarir yang bagus untuk statusnya, takarir takarir yang bisa membalas sindiran Indy.

Something Wrong About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang