Something's Missing

1.4K 209 22
                                    

"Mbak, ATM-nya masih belum ada uangnya, ya?" tanya Mella pada kasir minimarket yang sedang menghitung belanjaan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak, ATM-nya masih belum ada uangnya, ya?" tanya Mella pada kasir minimarket yang sedang menghitung belanjaan orang lain.

Kasir itu melihatnya dengan senyum yang biasa dipakai untuk menutupi kebingungan atau rasa kesal karena ada pembeli tidak sabaran yang menyela kesibukannya. "Iya, Bu. Saya nggak tahu juga ini. Petugasnya tumben lama banget nggak ngisi," jawab kasir itu jujur.

"Tapi, saya bisa, kan, ambil uang di sini aja? Di kasir ini maksud saya. Pakai pengambilan tunai," ucap Mella berusaha dengan suara tegas dan jelas. Dia menilai kasir itu bukan orang yang cerdas. Dia khawatir kasir itu terlalu bodoh untuk mengerti mekanisme pengambilan tunai yang ia maksud.

Gadis itu mengangguk. "Tapi, dengan minimal belanja lima puluh ribu, ya."

"Baik. Terima kasih," jawab Mella dengan senyum yang dia usahakan benar-benar terlihat ramah.

Mella mendorong stroller anaknya kembali ke rak di minimarket itu dengan bingung, apa yang harus dia beli? Dia baru saja belanja bulanan. Semua kebutuhannya sudah terpenuhi. Lagi pula, uang lima puluh ribu baginya bukan sesuatu yang sedikit. Uangnya sudah menipis, sedang hari gajian masih tiga minggu lagi. Gaji suaminya sebagai admin yang hanya delapan juta sudah habis lebih dari separuh untuk membayar cicilan mobil, cicilan elektronik, dan cicilan kartu kredit. Memangnya, dari mana Mella bisa membeli perabotan pengisi rumah kalau bukan dengan mengkredit? Meminta orangtua? Ah, tidak! Mella tidak ingin meminta sepeser pun dari orangtua atau mertuanya. Tidak meminta saja dia sudah mendapat cap tukang menghabiskan uang suami, apalagi kalau sampai meminta-minta pada mereka.

"Mella itu dikasih uang berapa juga nggak akan cukup. Sampai membikin kartu kredit. Bah, percumalah Rudy itu kerja di perusahaan sebesar Oilco kalau selalu habis uang gajinya." Begitu kata Mertuanya saat mereka ketahuan memiliki kartu kredit berkelas gold. Padahal, mereka tak tahu kalau anak mereka yang ngotot membeli Honda CR-V yang uang mukanya menyeret semua tabungan dan cicilannya membuat Mella harus pasrah tak lagi memiliki tabungan. Ini belum kalau menghitung uang perawatan mobil sehari-hari, bensin yang cukup membuat pening, dan biaya pajak tahunan. Masih untung mereka bisa hidup dari bulan ke bulan tanpa kekurangan.

Protes pada suaminya? Bagaimana bisa? Rudy sudah pernah berkata dengan tegas padanya, "Sudah. Nggak usah dipikirkan, Yang. Uang mukanya kan dari tabunganku sendiri yang rencananya mau kupakai buat beli rumah. Cicilannya juga aku yang nyari. Pokoknya kamu tahu beres. Mumpung ada teman di Bank yang bisa kasih pembiayaan. Kita cuma perlu nambah seratus lima puluhan juta lagi. Dicicil empat tahun. Ini best deal, Yang!"

Namun, Rudy lupa memperhitungkan bunga. Walau flat, bunga tetap bunga yang menambah beban dalam angsuran sampai Mella harus sangat pintar dalam berhemat. Walau begitu, Mella tak menampik kalau video-video Nada yang dibuatnya di dalam mobil bagusnya selalu mendapat lebih banyak "like". Orang lebih suka melihat kemewahan yang sangat mereka ingin dapatkan, bukan?

Mella memutuskan membeli diaper baru untuk Nada. Toh kalau berlebihan di bulan ini, diaper masih bisa dipakai pada bulan berikutnya. Itu artinya dia punya uang tabungan di bulan depan.

Something Wrong About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang