01. Sadis [0]

33 8 0
                                    

Masyarakat Kota Sukamawar gempar ketika menemukan potongan tangan kiri dengan darah yang segar di dalam garasi seorang warga yang sudah lama tidak dipakai. Bobby, 32 tahun adalah pemilik rumah dengan garasi tersebut.

"Malam tadi saya agak mendengar pintu garasi terbuka—sayup-sayup di tengah kesunyian malam—sedangkan saya berada di kamar tidur. Jarak antar ruangan cukup jauh. Ketika mendengar suara itu, saya terbangun dan dapat memastikan semua anggota keluarga berada di kamar yang sama."

Komisaris Polisi Yudi, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Sukamawar diketahui memimpin penyelidikan akan kasus ini. Banyak media yang meliput kejadian itu.

"Kami menduga ini sebuah pembunuhan. Pertama, kami akan tanyakan kepada warga sekitar terlebih dahulu apakah kehilangan anggota keluarga untuk menyelidiki identitas korban." Demikian apa yang disampaikan oleh Kompol Yudi.

Potongan tangan kiri itu sendiri dibawa ke Rumah Sakit Unit Daerah Sukamawar untuk kepentingan penyelidikan.

***

Sekelompok anak kecil asik bermain sepak bola di sebuah lapangan. Kecil dan terletak di samping persawahan.

"Bersiaplah!" ucap seorang anak sebelum menendang. Dia pun menendang dengan keras sampai bola itu melayang dan mendarat di persawahan.

"Ambil!" suruh anak yang menjadi kiper.

"Kamu saja." Sang kiper kecil itu nampak kesal karena itu bukan kesalahannya namun malah dia yang disuruh untuk mengambil. Dia pun melepas sandalnya dan mulai pergi ke sawah. Dia menemukan sesuatu yang bulat di sawah itu dan langsung mengambilnya.

"Bersihkan dulu." Dia pun membantingnya dengan niat menghilangkan kotoran. "Kenapa tidak memantul?"

Anak itu membersihkannya dengan tangan dan terkejut ketika mengetahui bahwa yang dia ambil ternyata sebuah kepala manusia. Mereka ketakutan dan berlari sambil berteriak.

Brigadir Polisi Satu Kuncoro, anggota Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Sukamawar adalah warga desa itu yang kebetulan tidak bertugas hari itu. Dia heran ketika mendengar anak-anak berteriak. "Ada apa?" tanya Briptu Kuncoro. Mereka hanya menunjuk sembari terus berlari. "Di sawah."

Briptu Kuncoro mengambil sarung tangan dan pistolnya kemudian berlari ke sawah, bersiap untuk hal yang tidak diinginkan. Di sawah, dia melihat seorang anak kecil yang terlihat mencari sesuatu. Dia pun menyembunyikan pistolnya.

"Apa yang kamu cari?" Tepat di saat dia mengangkat benda bulat. Dia memantulkannya.

"Seharusnya ini yang saya temukan," jawab anak itu. "Bola yang kami mainkan, bukan ini," tunjuknya kepada sebuah benda bulat yang lain.

Briptu Kuncoro mengenakan sarung tangannya dan cukup terkejut ketika mengetahui bahwa itu adalah kepala manusia. Dia pun teringat dengan penemuan tangan kiri itu dan menduga kepala itu satu kesatuan dengannya.

"Anda tidak akan menghukum saya, kan?" tanya anak itu.

"Tentu saja tidak," jawab Briptu Kuncoro tersenyum. "Tapi, di mana kamu menemukannya?"

"Di sana," tunjuk anak itu.

"Terus, bola itu punya siapa?"

"Punyaku," jawabnya singkat.

"Boleh gak, kamu taruh dulu di sana, terus besok baru diambil."

"Oke, asal jangan hukum saya, ya...." Briptu Kuncoro hanya tersenyum.

***

Malik, seorang petugas kebersihan sedang berada di tempat pembuangan akhir. Biasanya, dia memilih barang yang bisa didaur ulang. Sampai dia menemukan sesuatu yang mencurigakan. Sebuah karung yang menyucurkan darah. Ketika dibuka, ternyata berisikan sepasang kaki dan tangan kanan manusia. Hal itu pun dilaporkan kepada polisi.

86 - The DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang