20. Episode 7

8 2 0
                                    

"Iptu Nara." Kombes Pol Ahmad Isa memanggil. Wajahnya terlihat sedih. "Divisi Provos menyatakan kamu telah menyalahgunakan posisi sebagai Kepala Unit Penyelidikan Satuan Reserse Narkoba. Dengan bukti yang cukup dan setelah pertimbangan, kamu dikembalikan ke Polresta Sukamawar dan diturunkan menjadi anggota biasa."

"Segeralah berkemas karena tugasmu di sana akan dimulai kembali hari ini." Brigadir Polisi Kurniawan tersenyum kecil melihat hal itu.

***

Kepala SMP Pelita terlihat marah atas hal itu. Aipda Firdaus masih memandangnya. Dia memasuki mobilnya dan pergi. Aipda Firdaus tersenyum menyeringai.

"Aku akan membantumu membersihkan ini."

"Tidak usah. Lagipula aku akan pergi ke Sukamawar setelah UN nanti. Jadi, aku akan menyingkirkannya saja agar tidak menyusahkan jalanku di rumah."

"Tunggu, kenapa Sukamawar?"

"Ibuku selalu berbicara tentang Kota Sukamawar. Jadi aku yakin, dia pasti pergi ke sana." Haris memandang Aipda Firdaus. "Saya sangat berterima kasih atas bantuannya. Saya berharap apa yang terjadi di SMP tidak membuat saya ditolak di MA Sukamawar nanti."

"Di akhir pekan, aku berencana pergi ke sana. Paling tidak sampai perbatasan itu, karena berdasar pencarian sebelumnya, aku harus melalui Kota Harapan dan Kota Dingin terlebih dahulu."

Ponsel Aipda Firdaus tiba-tiba berdering namun itu hanya pesan. Dia membacanya sebentar dan berpamitan dengan Haris karena dia akan kembal ke kantor.

***

"Aiptu Kurniawan." Dia terkejut mendengar namanya. "Kontrakmu dengan Dinas Perhubungan atas penyelidikan lalu lintas telah berakhir." Dia terlihat lega sejenak.

"Saatnya kamu untuk pindah jabatan, dan kembali ke Sukamawar sebagai anggota Satuan Samapta Bhayangkara sebagaimana dulu." Aiptu Kurniawan terkejut dan berdiri karena tidak terima.

"Anda tidak bisa memindahkan saya begitu saja."

"Itu bukan keinginanku, tapi langsung dari Polresta Sukamawar." Kombes Pol Ahmad Isa memandang serius. Wibawanya sangat terasa sehingga membuat kantor menjadi sunyi. "Bahkan seseorang akan menjemputmu nanti."

"Tapi bersyukurlah, itu bukan hari ini, tapi tiga hari lagi. Tunaikan tugas terakhirmu dengan baik di sini. Bantu Ipda Marwan menyelidiki mobil bak terbuka yang membawa komputer di Jalan Sukaramah itu." Aiptu Kurniawan sangat terkejut atas hal itu.

"Ada apa? Bukankah kamu seharusnya di ruanganmu dan melihat kejadian itu? Ke mana memangnya kamu?" Kombes Pol Ahmad Isa berjalan mendekat. "Nampaknya mobil bak terbuka itu milik seseorang yang kukenal." Aiptu Kurniawan terlihat gemetar dan duduk perlahan. Kombes Pol Ahmad Isa hanya tersenyum kecil dan berjalan kembali ke ruangannya.

***

"Ada apa?" tanya Aipda Firdaus.

"Divisi Provos mengetahui bahwa kamu akhir-akhir ini menghabiskan waktu dengan Haris yang sempat menjadi tersangka pada beberapa kasus."

"Aku menghukummu dengan diskors selama sepekan." Aipda Firdaus kebingungan dan agak marah. Dia berjalan menuju Kombes Pol Ahmad Isa dengan mengepal tangannya.

Bripka Faisal menyadari hal itu dan menahannya. "Biarkan aku bicara dengan beliau." Aipda Firdaus dibiarkan memasuki ruangan itu dan dia menutup pintunya. Pembicaraan itu hanya berlangsung lima menit.

Aipda Firdaus kemudian pergi. "Sampai jumpa semuanya."

Bripka Faisal merasa ada hal yang janggal. Dia pun turut masuk ruangan untuk berbicara. "Aku meminta izin Anda untuk memantau Firdaus. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi." Kombes Pol Ahmad Isa tersenyum kecil kemudian mengangguk.

86 - The DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang