18. Episode 5

6 2 0
                                    

Haris diundang oleh Akbar untuk mendatangi sebuah hotel dengan biaya ditanggung olehnya. "Hotel ini begitu megah, ya?" ucap Haris. Dia tidak percaya bahwa Akbar akan membayar semua ini.

"Iya, sepertinya bakalan betah disini," sahut Akbar.

Tiba-tiba, terdengar teriakan.

"Hah?! Suara apa itu?" tanya Akbar kepada Haris dengan agak ketakutan.

"Lebih baik kita ke sumber suara itu," jawab Haris dengan percaya diri.

Mereka sangat kaget saat tiba disana. Sudah ada mayat tergeletak bersimbah darah, di sampingnya ada seorang wanita menutup mulutnya tanda ketakutan, dan ada seorang pria bertubuh kecil.

"Gini aja, pelakunya hanya ada di antara mereka berdua. Kamu nanya yang cewek, aku nanya dia," kata Haris kepada Akbar sambil menengok pria bertubuh kecil itu.

"Tapi aku udah punya pacar, Ris. Pengawasannya ketat lagi, kayak security mall. Jadi kita bertukar aja," sahut Akbar dengan cemasnya yang bertambah walau sedikit bercanda.

"Pertiwi?" Akbar hanya tersipu malu ketika Haris berhasil menebak nama pacarnya. "Baiklah," kata Haris dengan agak kesal.

Wanita itu tidak mau menjawab pertanyaan Haris sedikit pun, sementara Akbar hanya menanyakan hal-hal yang tidak jelas kepada Amin. Haris semakin kesal atas hal itu sehingga berpindah kepada Amin sementara Akbar mundur.

"Kamu mengenal wanita itu?" tanya Haris.

"Dia seorang pekerja hotel, sama sepertiku."

"Kecil-kecil jadi pegawai hotel."

Plak! Amin menampar Haris.

"Kamu kira itu hal yang tidak pantas?"

Amin nampaknya sangat marah kepada Haris dan mulai mundur sampai berbelok ke arah koridor lain. Bahu kirinya tidak sengaja menabrak dinding ketika berlari atas kemarahannya. Haris berpaling untuk melihat Akbar dan ternyata dia menghilang bersama wanita itu.

Haris kemudian berjalan untuk mencari Akbar dan wanita itu namun tidak dapat menemukannya. Dia memilih untuk kembali dan mencari Amin karena sudah tahu ke koridor mana mengarah.

Dia menemukan Amin memegang sesuatu di tangannya. "Maafkan atas hal tadi.

"Ya, tidak apa-apa. Seandainya kamu tidak melakukannya aku akan mengatakannya langsung di hadapan temanmu itu."

"Mengatakan apa?"

"Wanita itu adalah pacarnya dan ekspresi terkejutnya ketika melihat mayat itu hanya dibuat-buat."

Haris tidak menyangka atas hal itu. "Hm, kamu baru saja memberitahuku siapa pelakunya."

***

"Terima kasih telah berkumpul di ruangan ini. Telah terjadi pembunuhan di koridor sebelah kanan," ucap Haris. Pengunjung lain nampak terkejut atas hal ini.

"Korban adalah pegawai hotel senior disini, dan pelakunya ada di antara kita." Pengunjung semakin terkejut dan beberapa dari mereka mulai ketakutan.

"Salah satu orang yang kucurigai malah memberitahukannya. Dia adalah Amin."

"Kok Amin? Bagaimana orang sekecil itu bisa membunuh orang?" Para pegawai hotel nampak terkejut atas hal itu.

"Sekarang, orang yang seperti ini harus dimusnahkan."

Di tangan Haris, terdapat sebuah pistol dan tanpa ragu dia menembakkannya kepada Amin. Amin jatuh dan darah mulai mengalir.

"Hore!" teriak seorang wanita. Wanita itu adalah pegawai hotel yang ada di TKP.

86 - The DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang