CHAPTER 5

77 5 0
                                    

Selena membuka seatbelt. Saat akan membuka pintu, Jevo menahan pergelangan tangannya.

"Mau kemana?" Tanyanya sambil membuka seatbelt nya menggunakan tangan kanan.

"Mau ngambilin barang Mas." Jawab Aryn sedikit bingung.

"Gausah. Kamu ikut saya aja bantu pakein baju buat syuting."

"Itukan bukan bagian saya." Ucap Aryn dengan dahi berlipat.

"Yaudah make up in saya."

Aryn menghela nafas.“Itu apalagi. Nanti Mas mau saya bikin jadi badut?” Ucapnya iseng.

"Udahlah Jev, biarin aja emang tugas staff nya gitu. Lo mau dia di bully lagi sama staff yang lain kaya tadi?" Ucap Jema menenangkan.

Jevo menghela nafas pasrah."Jangan bawa yang berat berat."

Aryn mengangguk senang. “Saya keluar dulu kalo gitu.” Ucapnya. “Mas, Saya duluan ya.” Sambungnya ke arah Jema yang dibalas lambaian tangan.

“Jangan terlalu ngelarang ini itu sama Aryn. Dia itu cuma staff. bukan gue ngeremehin, cuma lo ngerti gak kalo kelakuan lo kaya gitu bikin Aryn gak enak sama yang lain. Nanti dia diomongin yang enggak enggak gimana?" Jelas Jema saat Aryn keluar dari mobil Jevo. Member yang lain sudah ngibrit duluan masuk dalam.

Jevo menghela nafas lalu berdehem. “Gue usahain.” Ucapnya lalu mencangkol ransel ke pundaknya.

Jema menepuk bahu tegap Jevo lalu keluar dari mobil diikuti Jevo dibelakang.

Aryn membawa kardus kardus yang tidak Aryn tahu apa isinya kedalam tempat pembuatan MV.

Aryn yang akan berbalik tiba tiba benda keras menghantam sedikit keras jidatnya.

Tak!

"Aduh!" Ucapnya mengaduh sambil mengelus jidatnya.

"Eh maaf, ekeu gak sengaja suer dah." Ucap staff laki laki takut. Terkenal bobroknya seperti Chandra.

"Iya Mas gapapa." Balas Aryn sambil tersenyum kikuk. Terjeduk lighting ternyata.

Nyeri banget anjir!

"Sekali lagi ekeu minta maaf ya Mbak, ekeu buru buru." Lalu ngacir tiba tiba...

Duk! Prangg!

Staff laki laki itu jatuh dengan keadaan menungging kakinya dipenuhi gulungan kabel sedangkan lighting pecah berserakan.

Aryn berusaha menahan tawa sambil menutup mulutnya, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk mengelus jidatnya yang masih terasa perih.

Komuknya loh mas, kek pasrah aja udah!

Seketika seluruh staff tertawa.

"Ya tuhan suti, gimana sih lo! Kalo jalan liat liat dong." Ucap staff perempuan terbahak bahak.

Staff laki laki yang disebut suti itu berusaha bangun tetapi terjatuh kembali dan tidak ada yang mau membantunya. para staff terbahak kembali.

"Asem ente! Bantuin ekeu dong, gimana sih?!" Teriak suti sebal.

"Sini sini, Neng Saras bantu." Ucap Saras menjulurkan tangannya ke arah suti ambil menahan tawanya.

"Gausah! Ekeu bisa sendiri!" Ketus suti yang sudah terbangun dengan susah payah sambil mengibaskan tangannya ke kepala seolah olah ia mempunyai rambut. Padahal ia tidak punya rambut sehelai pun alias botak.

THE IDOL AND STAFF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang