Jevo duduk didepan ruangan rumah sakit sembari menunggu dokter. Kakinya sedaritadi tidak bisa diam.
Jevo sebenarnya ingin tahu penyebab Aryn sampai lemah seperti tadi. Melihat Aryn menatapnya sayu membuat hatinya merasa tidak karuan.
Cklek!
Suara pintu terbuka menampilkan dokter laki laki keluar dari ruangan.
Jevo beranjak tidak sabar lalu berjalan mendekati dokter."Gimana keadaan Aryn dok?"
Dokter laki laki itu menatap Jevo lalu menghela nafas.
"Pasien bernama Aryn sekarang sudah baik baik saja. Gangguan kecemasannya kembali kambuh. Mungkin pasien memiliki kejadian masa lalu yang tidak bisa ia lupakan sekaligus menakutkan. Tapi anda tidak usah khawatir, Saya sudah menyuntikan sedikit obat penenang." Jelasnya.
Jevo mengeryitkan dahinya. Gangguan kecemasan?
"Terima kasih banyak dok." Sambungnya.
Sang dokter mengangguk lalu tersenyum."Sudah tugas saya. Boleh dijenguk kok, tapi jangan terlalu mengganggu istirahatnya. Saya permisi dulu." Ucapnya yang hanya dibalas anggukan oleh Jevo.
Jevo membuka pintu ruangan dengan pelan. Di brankar terdapat Aryn tertidur dengan tenang. Hidungnya dipasangi oksigen dan infusan di tangan kanannya.
Jevo melangkahkan kakinya mendekati Aryn lalu duduk dikursi yang sudah disediakan disisi brankar.
Mengelus jari jari Aryn dengan lembut.
Apa yang seseorang lakuin ke kamu di masa lalu Ryn? Batin jevo.
Tangan Jevo yang lain mengelus rambut Aryn yang lepek akibat keringat.
Dirinya terkejut melihat mata gadis itu terbuka pelan.
"Hai."Ucap Jevo lirih tangan kirinya masih mengelus tangan Aryn.
Aryn langsung menatap Jevo yang menatap ke arahnya dengan wajah datar, tetapi matanya tidak bisa berbohong. Ia terlihat khawatir. Wajah ini yang ia sukai sekaligus menenangkan. Entah kapan rasa nyaman itu datang. Dirinya pun tersenyum dengan lemas.
"Is that better?" Tanya Jevo pelan lalu mengusap pipi hangat Aryn dengan lembut.
Aryn memejamkan matanya lalu mengangguk.
"Ya." Bisiknya yang masih bisa didengar oleh Jevo.
"Mau minum?" Tawar Jevo yang dibalas anggukan lalu membantu Aryn duduk.
Ia sodorkan air putih hangat yang sudah disediakan oleh perawat diatas meja kecil disisi brankar ke arah Aryn.
"Makasih."Ucap Aryn saat sudah selesai minum.
Jevo menyimpan kembali gelas yang berisi setengah air hangat lalu mengangguk. “Sama sama.”
Sebenarnya Jevo ingin menanyakan penyebab Aryn bisa sampai seperti ini, maksudnya kejadian di masa lalu tapi ia telan kembali. Ia akan menunggu sampai Aryn benar benar pulih.
Seketika Jevo menggeleng. Mana mungkin Aryn mau menceritakan semua itu ke dirinya, ia tidak punya hak.
"Mas gak pulang?"Tanya Aryn saat beberapa menit dihadapi keheningan.
Jevo menatap Aryn lalu menggeleng."Nanti aja."
"Kenapa? Maskayanya belum Istirahat ya? Abis syuting langsung bawa Saya kesini. Maaf ya."Ucap Aryn merasa tidak enak.
Jevo menggeleng tegas."No,Jangan bilang gitu lagi. Saya gasuka."
Aryn menghela nafas.“Tapi —"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IDOL AND STAFF
RomanceBagaimana perasaanmu, jika kamu dekat dengan salah satu anggota boyband terkenal? Cover by: © pinterest