CHAPTER 10.

59 3 0
                                    

Hari ini Aryn sedang membereskan barang barang pribadinya di apartment dibantu oleh Saras.

30 menit telah berlalu, Aryn akhirnya bisa bernafas lega saat semua barang barang telah terkumpul didalam kardus. Aryn menyenderkan tubuh disisi ranjang dibelakangnya.

"Barang barang lo yang di kantor udah diberesin?" Ucap Saras lalu ikut duduk disebelah Aryn.

Aryn mengangguk. "Udah. Sebagian barang yang disini juga sekalian gue bawa ke dorm kemarin."

"Gimana tempatnya? Nyaman gak?" Tanya Saras sambil menatap Aryn penasaran.

Aryn mengangguk."Nyaman banget, suasananya tenang gitu." Jelasnya.

"Pasti sih." Ucap Saras sambil mengangguk anggukan kepalanya.

Aryn berdehem."Yaudah. Gue mandi duluan, gerah nih. Nanti bantu angkatin barang ya."

Saras mengacungkan kedua jempolnya."Gampang itu mah. Udah sana mandi, nanti gantian." Lalu merebahkan badannya diatas kasur Aryn.

Aryn mengangguk, lalu berjalan ke dalam kamar mandi.

***

"Makasih ya Pak." Ucap Aryn lalu menjulurkan tangannya yang terdapat beberapa lembar uang kearah supir taksi.

Setelah membantu mengangkat barang Aryn kedalam taksi yang ditumpanginya, Saras tidak jadi ikut ke dorm. karna dia tiba tiba ditelfon ketua staff, katanya ada kerjaan yang belum Saras selesaikan.

Terpaksa Saras tidak bisa membantu Aryn membereskan barang barang di dorm. Padahal ia ingin melihat tempatnya langsung, dan ingin modus juga dikit dikit.

Kali aja ada member yang baru bangun keluar kamar gak pake baju alias shirtless.

"Sini neng saya bantu." Ucap satpam —penjaga dorm — saat melihat Aryn mengeluarkan barang barang dari bagasi yang terlihat agak banyak dan terlihat kewalahan.

Aryn mengangguk."Tolong disimpen didepan kamar nomor 008 aja Pak."

Sang satpam mengangguk, lalu berjalan mengangkat barang barang Aryn ke dalam dorm.

Semua barang telah terkumpul didepan kamarnya.

"Makasih Pak." Ucap Aryn lalu membawa beberapa lembar uang disaku celananya. "Ini Pak. buat ngopi, lumayan." Ucapnya sambil terkekeh.

"Aduh neng padahal mah gausah. Kalo gitu makasih banyak ya Neng, Saya pamit kedepan lagi kalo gitu." Pamit pak satpam.

Aryn mengangguk."Iya Pak, silahkan."

Lalu sang satpam berjalan keluar ruangan.

Aryn membuka pintu kamar barunya. Tempatnya tidak sempit dan tidak besar juga. Lantainya menggunakan lantai kayu berwarna coklat begitupun warna pintunya dan dinding berwarna putih.

Kamar itupun sudah disediakan kasur, meja belajar, lemari berwarna cream, meja kecil disebelah ranjang yang sudah dipasang lampu, balcony yang sudah tersedia satu kursi ditambah meja bundar disisi kirinya, dan yang terakhir tersedia kamar mandi.

Setelah selesai membawa barang barangnya kedalam kamar, Aryn menutup pintu lalu menghela nafas panjang.

“Beresin sekarang gak ya? Kalo entaran suka tiba tiba mager.” Gumamnya bingung.

Aryn berdecak kesal sembari menggaruk rambutnya. Setelah berfikir panjang, akhirnya ia memutuskan untuk membereskan barang barangnya sekarang saja.

“Ganti baju dulu deh.” Final Aryn.

THE IDOL AND STAFF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang