Ilusi

215 43 33
                                    

Être Heureux

Jika saja dia orang yang mudah menangis maka ia akan melakukannya. Sayangnya Oh Sehun adalah kesukaran dalam hal menampilkan ekspresi susahnya. Dia hanya bisa menunduk dan meraup udara sebanyak mungkin agar tak mendapati sesak diulu hatinya. Ian dan Luhan sudah lama pergi tapi ia tertinggal sendiri dengan patah hatinya.

Benar. Menyalahkan orang lain adalah alibinya sebab sejak awal saat ia memercayakan Luhan pada Ian semua hal ini tak luput dari prediksinya. Hanya saja, jika saja Ian memberitahunya "Sehun tak usah pulang aku perlahan mendapatkan Luhan" atau "Sehun menyerahlah." Maka Oh Sehun tak akan seberusaha itu.

Setiap hari apa yang ia pikirkan dan tanyakan terhadap lelaki itu adalah perihal Luhan. Lalu mengapa bukan Park Chanyeol? Teman sedari kecil yang dipercayai? Lalu apakah Oh Sehun masih punya muka setelah pergi begitu saja? Oh Sehun yang paling tahu bahwa lelaki Park itu yang paling terkhianati dari semua orang.

Jika bahkan ia mengatakan pada Chanyeol dimana keberadaannya, besar kemungkinan Luhan akan tahu kemudian menyusulnya dan melihat dia yang kesusahan. Dengan segala kekurangannya. Dia adalah lelaki yang beranjak dewasa saat itu dan cacat pada diri adalah hal yang harus ia tutupi.

Sekarang ia harus lebih waras. Luhan jelas sulit untuk ia genggam. Setidaknya ia harus sedikit lagi berjuang. Bukan tentang mendapatkan perasaan wanita itu utuh kembali. Tapi untuk hubungan yang mungkin bisa diperbaiki agar terjalin apik dengan semua orang.

Memilih bangkit dan melanjutkan pekerjaannya Oh Sehun mencoba profesional, lalu melihat seorang perawat yang tergopoh menuju kearahnya. "Dokter Oh!"

Oh Sehun mengenalinya. Wanita itu adalah siapa yang ia selamatkan dari tawanan. Alis lelaki itu menukik sebagai tanda memerintah agar wanita itu melanjutkan maksudnya. Dari semua orang yang selalu takut padanya, entah mengapa wanita itu malah merona malu.

"Profesor Ma mengatakan ingin bertemu dengan anda. Beliau mengatakan kau tak menanggapi panggilannya." Katanya sembari menyampirkan rambut ketelinga.

Oh Sehun tak mengatakan apapun lagi selain berjalan melewati perempuan itu. Ah untuk ponselnya, ia bahkan lupa hal itu berada dimana.

Raut kecewa sempat datang pada wanita itu, tapi juga ia cukup tahu diri bahwa Oh Sehun adalah ketidak mungkinannya.

Être Heureux

Profesor Ma yang sedang memeriksa beberapa berkas pasien berhenti sibuk hanya untuk memberikan hal penting pada Sehun seketika lelaki itu duduk dihadapan.

"Hal mendesak apa sehingga kau memanggilku, Prof?" Oh Sehun adalah si to the point sekalipun itu dengan seorang yang ia hormati, kan?

"Kau seperti biasa, tanpa basa-basi." Senyum milik sang Profesor adalah maklum sembari membenarkan letak kaca matanya.

"Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa ada pasien penting yang mulai pulih setelah perawatannya di Jerman. Sebab Korea adalah tempat kelahiran dan semua keluarga mencari nafkah di Seoul, maka untuk pemulihan ia memilih rumah sakit ini." Oh Sehun mengangguk tanda mengerti perihalnya.

Profesor Ma melanjutkan perkataannya kemudian. "Dia sempat mengalami koma yang panjang sebab penyakin jantung bawaannya dan tiga hari yang lalu Tuhan memberi mukjizat dan ia kembali hidup." Oh Sehun ikut membayangkan bagaimana keluarga itu habis-habisan mengeluarkan harta untuk sebuah kehidupan. Tapi melihat jejaknya, sepertinya orang-orang itu bukanlah hal yang kekurangan materi.

Être HeureuxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang