welcoming back

259 53 83
                                    

Hello... Walau dengan senyum bergetar aku ingin memberitahumu, bahwa aku mencintaimu.- Seohyang, Hello.

Être Heureux

Tergesa dengan keringat dingin menyertai Luhan serasa dirinya mulai kehilangan waras.

Chanyeol.. Seorang yang bahkan penting baginya sekarat sebab dirinya.

Jaket kulit yang melekat ditubuh bahkan tidak berguna untuk menahan gigilnya.

Saat pertama kali datang dilorong ruang operasi dia melihat sang kakak yang sedang merana seorang diri.

Baekhyun yang masih berjongkok dengan berurai air mata membuat rasa bersalahnya semakin membumbung.

Langkahnya mulai tersendat saat menuju Baekhyun, ikut berjongkok untuk menyentuh salah satu pundak.

"Baekhyun..."

Mata sembab itu menusuknya tepat di hati sebab hancurnya jelas terasa.

"Baekhyun, maaf..." Rasa bersalah kuat menyelimuti. Luhan menyalahkan diri lebih jauh. Sebab dipastikan dia yang menyebabkan Chanyeol terlukan. Area balap Seoul yang terkenal hanya tempatnya bertempur. Fakta kecelakan yang baru terjadi juga meyakinkan bahwa ia adalah pelaku utama.

Mengapa aku tak bisa menyadari itu kau, Chanyeol-ah... Maaf.

Dengan peluk hangatnya Luhan mendekap Baekhyun erat walau tak ada respon yang berarti.

"Kak.. Ayo istirahat dulu, ini hampir subuh dan kau belum mendapat tidur yang nyenyak." tawaran Luhan dibalas dengan gelengan tegas dan cengkeraman ditangan.

Keduanya lalu dikagetkan dengan salah satu suster yang berlari tergesa seolah keadaan sangat darurat.

Luhan cepat bangkit untuk menghadang dan bertanya sebab rasa khawatir "Suster, apa yang terjadi?"

"Salah satu pasien sangat kritis. Tolong beri jalan agar tidak menghambat pekerjaan saya." suster itu tak kalah penuh dengan peluh sebab berburu dengan waktu.

"Dua..?" Luhan bergumam tak paham sembari bergeser dengan perlahan memberi perawat itu jalan. Kiranya hanya Chanyeol yang ia lukai. Kiranya Chanyeol yang mengendarai mobil dan berakhir terluka. Tapi sekarang kenyataan malah menghantamnya telak. "Aku melukai siapa lagi?"

Lalu dibelakangnya datang dua orang yang salah satunya ia kira telah lukai. "Kai!" Luhan segera berlari dan memeluk lelaki itu.

"Syukurlah." nafasnya terhela sedikit lega.

Kai merengut tak mengerti sebab diawal Luhan melihatnya seperti terkejut juga lega. Tapi ia balas memeluk juga mengusap belakang kepala wanita itu. "Kau kenapa, hm? Begitunyakah merindukanku?" Ucap Kai mencoba tetap jenaka.

Tapi Luhan hanya sekali terkekeh dan mengangguk didada bidang itu disisipi gelisah, hanya takut cacatnya diketahui semua orang.

"Semua akan baik-baik saja. Ian dan Chanyeol akan baik-baik saja." yakin lelaki itu

Luhan mendongak untuk memastikan tak salah dengar "Huh?"

Kai memundurkan sedikit kepala dan memberi tatap teduh "Semua akan baik saja."

Tidak tahu saja dibeberapa kesempatan Luhan bertukar pandang dengan wanita disebelahnya yang baru ia amati jelas. Bagaimana Luhan tak kenal jika dia adalah Queen. Rekan satu tim nya.

"Ah ya, perkenalkan ini CL. Orang terdekat Ian." Kai berujar sembari berbisik dan seolah tak saling kenal kedua orang wanita disana berkenalan dengan sedikit canggung jika saja semua orang memperhatikan.

Être HeureuxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang