Empty

347 52 166
                                    

Être Heureux

"Yoona-ah! Bangun nak.. Oh tidak.. Jangan begini." Kim Sunny selaku sang ibu menangis histeris ketika setelah pertemuan itu Yoona kembali kambuh karena penyakitnya.

"Cepat jalankan mobilnya!" Kim Changmin berkelakar penuh kuasa sebab kalut akan kondisi yang kritis.

Selain pemilik perusahaan ternama Changmin juga menjabat selaku pemilik rumah sakit terbesar di korea. Seoul Hospital.

Tindakan terbaik tentu langsung diberikan. Yoona memasuki ruangan khusus sedangkan kedua orangtuanya saling menguatkan bergenggam tangan diluar ruangan.

"Bagaimana ini Changmin-ah? Yoona kita.." sendu Sunny karena jantung milik Yoona mungkin menjadi lemah.

"Kita harus percaya padanya Sunny-ah. Dia bisa bertahan." yakin sang kepala keluarga lalu mengecup kening sang istri dengan peluk yang erat.

Dokter didalam sana sudah melakukan yang terbaik tapi semua menjadi mustahil saat Yoona tak memberikan tanda untuk berjuang lebih jauh.

Dan saat itulah patah hati untuk seorang ayah datang, sedang sang ibu seakan kehilangan separuh jiwanya.

Ini merupakan mimpi paling buruk untuk semua orang terdekat. Kim Yoona seakan menyerah dengan dirinya dan cacat jantung yang diderita sejak bawaannya datang ke dunia.

Être Heureux

Park Chanyeol melakukan apapun yang ia bisa. Mencari Oh Sehun kemanapun dia tahu. Tapi semuanya nihil.

Yunho tak memberinya petunjuk apapun selain berkata Sehun hanya butuh waktu sendiri.

Perasaannya merasa terhianati "Hun-ah.. Apa aku masih kurang baik selaku temanmu? Mengapa kau pergi begitu saja? Kau tak memercayaiku?" monolog yang penuh akan rasa kecewa.

Dari semua hal kesialan milik Oh Sehun selalu melukainya juga, tapi saat lelaki yang disebutnya sahabat itu memilih pergi begitu saja tanpa sebuah kejelasan, itu lebih parah daripada jelas ditinggal mati.

Memukul kemudi serupa putus asa akan kebuntuannya. Park Chanyeol mendapatkan mata yang memerah juga sebab lelah.

Lalu dia memilih mengunjungi bar saat hari masih begitu siang dan matahari berada diatas kepala.

"Yeol, kau kemari?" Ian adalah pemilik bar ini dan Chanyeol yang datang sendirian juga disiang hari itu mengejutkan.

"Hm. Aku butuh mabuk, berikan yang paling kuat, Ian."

Ian tahu lelaki didepannya tahan berapapun kadar alkoholnya jadi ia menyediakannya segera walau jelas jam operasi bar itu belum waktunya. Demi teman terdekat.

Chanyeol langsung meminumnya sekali tandas dari sloki lalu berulang menuangkannya sedang Ian mengamati dibalik meja bar sambil merapikan beberapa peralatan.

Ian kemudian menyimpan lap dan gelas, memilih menekan telapak tangannya diatas meja "Kau terlihat kacau, bung. Ingin bercerita?"

Chanyeol memandangnya sebentar setelah kemudian mengalih pandang pada sloki dihadapan. Ia bingung antara harus cerita dan otomatis memberi Ian kesempatan untuk mendapatkan juga menyembuhkan Luhan dari patah hati, atau memendamnya sendiri sampai dimana batas sabar itu datang.

Helaan nafasnya dia lakukan manual terkesan sangat berat, Park Chanyeol merasa pening datang dengan cepat disaat biasanya ia tahan lama terhadap alkohol.

"Hhh.. Sehun menghilang- tidak, ia sengaja pergi meninggalkan Seoul dan aku kehilangan jejaknya." menyugar rambutnya frustasi Park Chanyeol berujar lirih setelah beberapa pertimbangan.

Être HeureuxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang