Part 6

61 31 36
                                    

Hay.. Happy reading...

****
"Dekk.. Bangunn" panggilan itu terdengar dari depan pintu kamar Audrey. Lalu beberapa saat kemudian pintu kamar Audrey terbuka, muncullah sosok Devin yang datang ke kamar adiknya. Untuk membangunkan sang adik.

"Dekk, udak jam setengah enam loh, bangun yukk" elusan dikepala Audrey terasa.

"Dekk.."

"Hmm.. Uda pagi ya bang?" Mulut Audrey terbuka lebar karna menguap.

"Udahlah. Bangun gih, siap-siap sana" Devin mengecup kepala adiknya itu.

"Iya bang" Setelah mendengar sahutan dari sang adik, Devin pun beranjak keluar dari kamar sang adik. Berjalan ke arah kamarnya lagi, beres-beres.

Hari ini Hari kedua ospek, biasanya hari kedua lebih banyak kegiatan. Audrey sangat tidak sabar ke sekolah hari ini. Audrey pun bergerak dengan semangat ke kamar mandi untuk beres-beres. Hanya butuh 15 menit untuk Audrey lengkap dengan seragam sekolahnya. Lalu turun ke lantai satu untuk sarapan.

"Good morning Mom" terlihat Audrey menghampiri mommynya yang sedang memasak sambil mengecup pipi mommy nya.

"Good morning sayang, semangat banget ya kayaknya kamu hari ini" sahut mommy, sibuk dengan nasi goreng seafood dihadapannya.

"Hehe.. Iya nih Mom. Wihh.. Nasi goreng kesukaan aku" Audrey kegirangan saat melihat apa yang mommy nya masak untuk sarapan mereka pagi ini. Mommy nya itu hanya tertawa melihat tingkah bungsunya itu.

"Aku bawa bekal ya Mom" sahut Audrey

"Tumben kamu bawa bekal sayang" tanya mommy nya heran.

"Nanti kayaknya banyak kegiatan Mom" sahut Audrey mencari alasan. Padahal bekal itu untuk si jerapah.

"Ooh.. Oke deh, kamu duduk aja sana. Udah mateng ini." sahut mommy nya.

"Aku bantu nyusun deh Mom" Audrey menawarkan bantuan kepada mommy nya.

"Kamu panggil Abang sama Daddy aja ya sayang" sahut sang Mommy.

"Siap Mom" sahut Audrey bergegas ke memanggil Abang dan Daddynya.

Audrey masih berjalan beberapa meter dari dapur, ternyata Abang dan Daddy nya sudah menuju meja makan.

"Baru mau dipanggilin" Audrey berjalan mendekati dua orang itu.

"Morning Daddy" sambil mencium pipi Daddy nya.

"Morning princess, semangat banget kayaknya sayang" Daddy tersenyum melihat putrinya itu sangat bersemangat, satu kecupan mendarat di kepala Audrey dari Daddynya.

"Hehe.. Harus semangat dong Dad, emang bang Devin. Loyo terus" jawab Audrey tertawa kecil, lalu menghampiri sang Abang. Lalu mengecup pipi Devin.

"Iya gak bang" Audrey masih tertawa.

"Dih apaan. Abang gak pernah loyo ya" sahut Devin lalu menjitak kecil kepala Audrey itu.

"Noh, buktinya gak jadi-jadi tuh sama Ody" Skakmat. Devin terdiam, lalu menarik Audrey  itu. Lengannya memiting leher Audrey.

"Bilang apa kamu barusan, Abang ga loyo yah. Abang cuman nunggu waktu yang tepat aja" muncul sudah taring Devin. Emang ya  topik yang bisa membangkitkan energi bang Devin ini cuman tentang Ody. Hebat juga tuh si Ody.

"Ihhh.. Lepasin bang. Seragam aku kusut noh" Audrey mencoba melepaskan pitingan Devin.

"Gak, kamu bilang dulu abang gak loyo" Devin ngotot, tidak mau dianggap loyo. 

"Masa tampang ganteng gini dibilang loyo sih. Idola sekolah loh ini, bisa bisa fans Abang ngamuk kalo kamu bilang abang loyo" Devin masih mengomel. Sok ngartis sekali ya si Devin ini.

"Iya iya, abang gak loyo. Strong abis, mirip Hulk" Audrey mencoba mengalah. Devin melepaskan tangannya dari leher Audrey.

"Kok Hulk sih dek, Captain Amerika dong. Abang kan ganteng, gak serem. Abang mirip Chris Evans gini." sambil menyisir rambutnya ke arah kanan dengan jari tangannya.

"Elah bang. Uda deh terima aja" Audrey berjalan menuju meja makan, meninggalkan Abangnya. Lalu Devin menyusul adiknya. Masih tidak terima dikatakan loyo tapi, mirip Hulk juga menyeramkan. Devin mau sih sekuat Hulk, tapi wajahnya harus tetap seganteng Chris Evans. Huh.. Banyak maunya ya devin ini.

"Udah-udah, masih pagi loh ini. Masa udah mau perang aja" suara lembut sang mommy menyelesaikan perdebatan itu.

"Abang nih Mom, masa leher aku di cekik" Adu Audrey mencari pembelaan dari Mommy nya yang sedang menyiapkan sarpaan mereka di piring mereka masing-masing.

"Masa Abang dikatain loyo Mom, ga terima dong. Idola sekolah loh ini." Ya beginilah keadaan rumah kalau Audrey dalam mood bagus. Seisi rumah akan terasa lebih ramai, padahal penghuninya hanya mereka ber empat, ditambah beberapa pekerja.

"Udah udah. Makan yukk.. Nanti telat loh" lerai sang Mommy. Sarapan pagi ini dipenuhi celoteh Audrey tentang sekolah dan teman-teman. Setelah mereka selesai sarapan, mereka berangkat ke sekolah. Dan tak lupa bekal untuk Sean sebagai hukuman yang diberikan ketua OSIS itu.

***
"Dek, nanti kalo kamu capek langsung jumpain abang ke ruang OSIS ya Dek. Abang kayaknya bakalan di dalam ruangan seharian. Abang ada kerjaan dari kepala sekolah" Ucap Devin ketika mobil yang mereka kendarai telah sampai di parkiran sekolah.

"Siap bang. Semangat ya bang" kata Audrey sambil mengecup pipi abangnya. Senang?? jelas sangat senang dalam hati Audrey bersorak, tidak ada yang mengawasi. Berarti dia bebas mau makan dan melakukan apapun.

Mereka pun berpisah di parkiran. Audrey menuju lapangan dan Devin menuju ruang OSIS. Audrey berjalan dengan riang nya, menuju teman-temannya. Terlihat Ody dan Lisa telah duduk di dekat lapangan.

"Woi.. Lu berdua kok udah di sini aja?" Audrey mulai duduk di samping Ody, meletakkan tasnya yang lumayan berat disampingnya.

"Kita mah jarang telat Dy, elu kali yang sering telat" sahut Lisa

"Hehe.. Rumah gue kan jauh, ya wajar dong. Lagian ya, elu kayak ga tau aja jalanan Jakarta itu gimana di pagi hari. Macet cuyy.."

Lisa memutar bola matanya "Lu mau gak gue kasih saran gak Drey, biar lu ga telat-telat"

dengan raut penasaran Audrey menjawab "Apaan?"

"Lu nginap di sekolah ini aja. Jamin deh gue, lu gak bakalan telat lagi"

"Bego lu ya" Ody yang dari tadi hanya diam terpancing untuk memaki. Ada-ada saja sahabatnya yang satu ini. Tidak tahukah dia, ini dapat memunculalkan perdebatan. Masih pagi loh.

"Wah, boleh juga tuh ide. Temenin gue ya Lis, kita-"

"Hoii.." Risa menadatangi ketiga orang itu. Duduk di samping Lisa. Meletakkan tasnya dengan wajah manyun.

"Dy, lu jahat banget sih ninggalin gue. Kan semalam uda gue bilang mau nebeng. Ahh.. Gak asik lu Dy. Malas gue" Risa ngambek mode on.

"Siapa suru lu lama?" Balas Ody

"Kan gue mesti nyatok dulu Dy, lu mah gak ngerti. Lu semua kan tau motto hidup gue, tidak masalah telat, asal tetap cantik."

Ketiga orang itu molongo mendengar jawaban Risa "Berarti gak salah gue dong. Salahin diri lu sendiri" cecar Ody.

"Kayaknya Om sama Tante nyesal punya anak kayak Lu deh Ris" sahut Lisa.

"Mulut lu ya Lis, gue cabein baru tau rasa lu" Risa mulai panas.

"Lah, cabe? Elu kan cabenya" sahut Lisa. Ody dan Audrey tertawa melihat perdebatan ini.

"Hajar Ris, masa lu dikatain cabe sih. Padahalkan elu kambing" sahut Audrey

"Ihh.. Sembarangan aja itu mulut" sahut Risa menampol tangan Audrey. Lalu mereka tertawa lagi, melanjutkan perdebatan.

To be continued.
Hope you like it guys.

Untuk mendukung ceritaku jangan lupa vote dan komen ya...

See you in next part.

Unexpected WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang