Part 7

74 30 18
                                    

Holaa...

Selamat membaca kalian semuaa...

***

"Siapa nih diantara lu berempat yang namanya Audrey?" Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri mereka yang sedang asik bercanda. Seketika tawa yang kencang tadi tidak lagi terdengar.

"Gue. Ada urusan apa ya?" Sahut Audrey heran menatap laki-laki ini, dia tidak kenal dan tidak pernah merasa berurusan dengan laki-laki ini.

"Lu dicariin Sean, lu disuruh ke ruang OSIS jumpain dia" sahut laki-laki itu.

"Lah, lu ada urusan apa sama bang ketos Drey? Atau jangan-jangan lu pacaran ya sama bang ketos," Risa mulai heboh, sampai-sampai dia condong ke arah Audrey sangkin penasarannya. 

"Wah, gilak lu Drey, mantap juga lu ya. Masih juga dua hari kita jadi anak baru. Udah jadian aja lu" Kali ini Lisa yang menyahuti.

"Sembarangan aja itu mulut lu. Amit-amit ya gue pacaran sama itu jerapah got" sahut  Audrey mulai panas. Tangannya mengetok meja dan kepalanya saat mengamit-amitkan omongan sahabatnya yang mulai sableng itu.

"Hahahaha..." Terlihat laki-laki yang masih berdiri dihadapan mereka berempat itu tertawa. Baru kali ini dilihatnya sahabatnya itu ternistakan. Biasanya Sean itu selalu dipuja-puja oleh kaum hawa. Dia sangat yakin semua perempuan di sekolahnya sangat ingin menjadi pacar Sean. Jelas, selain tampan, Sean juga pintar, ketua OSIS dan anak pemilik sekolah juga. Kurang apalagi coba sahabatnya itu.

"Lah, lu sakit jiwa ?" Sahut Risa heran melihatnya yang tertawa.

"Ya ampun kasihan banget ya, masih muda mana ganteng lagi" Lagi-lagi Lisa menyerukan opini yang membuat suasana semakin tidak karuan.

"Aww..." Suara Lisa terdengar, satu getokan mendarat cantik di kepala Lisa.

"Lu bego ya. Ini kakak kelas tau" bisik Ody ke arah telinga Lisa. Lisa melirik ke arah laki-lagi itu. Terlihat wajahnya yang tidak lagi menampilkan tawa.

"Ehh.. sorry-sorry." Sahut Lisa. Sedangkan laki-laki itu masih terdiam, mengamati tingkah adik kelasnya itu.

"Siapa nama lu?" tanya laki-laki itu dagunya menunjuk kearah Lisa, sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana sekolahnya.

"Huh.. Gue? Gue.. Hmm.. Nama saya  Lisa bang.. Ehhh.. Kak." Sungguh laki-laki itu mati-matian menahan tawa, apalagi melihat wajah adik kelasnya yang tepat diahadapannya ini Sungguh dia ingin mencubit hidungnya, menguyel-uyel pipinya, menggigit telinganya. Sungguh sangat menggemaskan pikirnya.

"Oke. Nama gue Axel, lu harus ingat baik-baik nama gue" sahut laki-laki yang ternyata namanya Axel dan dia salah satu sahabat Sean.

"Ehh.. iya kak" sahut Lisa lagi.

"Lu Audrey, jumpain Sean sana. Sebentar lagi bell bakalan bunyi" sahut Axel. Tetapi sebelum berpaling, Axel melihat sekali lagi kearah Lisa dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti oleh mereka. Lalu dia berjalan kearah ruang kepala sekolah meninggalkan mereka berempat.

"Mampus lu" sahut Audrey mulai ngakak. Dia sangat senang, akhirnya bukan cuman dia yang terkena masalah.

"Lu sih, makanya jangan banyak bacot" sahut Risa ikut mengejek Lisa.

"Aduhh.. Mati gue, beneran dendam gak yah itu orang" Lisa mulai panik.

"Ya dendamlah, mampus lu" sahut Risa lagi.

"Aww... Sakit bego." Risa mengaduh karena Lisa menggeplak paha nya.

"Gara-gara lu nih, kan elu yang mancing gue" sahut Lisa lagi. Lisa sudah sangat takut, dia tidak pernah berurusan langsung dengan kakak kelas, apa lagi sampai disuruh mengingat nama begitu. Atau jangan sampai nanti masa SMAnya tidak selow hanya karna berurusan dengan kakak kelas itu.

Unexpected WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang