Hola gengs.
Kau up lagi nih, happy reading kalian semua. Jangan lupa vote dan komen.
Yuk boleh juga di follow.
***
Audrey menarik tangan Sean yang sudah beranjak beberapa langkah, Audrey ikut berdiri. "Aku aja bang yang pesen, abang yang duduk."Sean membalas dengan tatapan tajamnya, mengisyaratkan tidak mau di bantah.
"Hehe.. Iya deh. Abang yang pesen, aku mau bakso ya bang," sahut Audrey. Sean meninggalkan Audrey tanpa menjawab.
"Itu si jerapah kenapa gak masuk kelas ya, mentang-mentang ketua OSIS," Audrey menggerutu.
Audrey mengeluarkan handphone dari sakunya, dia mengabari ke sahabat-sahabatnya kalau dia sedang di kantin.
Audrey masih asik memainkan handphonenya, ketika Sean mengulurkan semangkuk bubur beserta teh botol dihadapan Audrey.
"Makan,"
"Aku mau bakso abang, ga suka bubur." Audrey mendolong mangkok bubur itu.
"Makan." kata Sean tanpa mau dibantah.
"Aku itu gak suka bubur bang, apaan sih. Aku aja yang pesen," sahut Audrey mendorong kursinya bersiap untuk berdiri.
"Ooh... Jadi lu mau ngelawan sama gue?" Sean mulai berbicara santai sambil tersenyum smirk.
"Siapa yang ngelawan sih bang?" sahut Audrey dengan muka masam.
"Silahkan pesan bakso lu, gue mau kasih tau bokap lu dulu." sahut Sean santai, tangannya bergerak mengeluarkan HPnya dari sakunya.
"Ehh... Jangan-jangan," Audrey buru-buru menahan tangan Sean. "Kalau daddy sampai tau, bisa habis gue ini," batin Audrey.
Audrey pun buru-buru memakan buburnya.
"Lumayan juga. Gak kayak bubur rumah sakit," gumam Audrey sambil menyuapkan buburnya.
"Nanti lu balik sama gue," Sahut Sean masih memandang Audrey yang memakan buburnya.
"Kenapa harus sama abang?" sahut Audrey,
"Emang lu gak mau balik sama gue?" sahut Sean lagi, dengan suara yang dikontrol tetap datar.
"Ya maulah, masa gak mau bang. Tapi nanti di beliin es krim kan bang?" sahut Audrey melancarkan siasatnya.
"Kalau sama abang jatah makan es krim gue udah habis, kalau sama si jerapah pasti dibolehin nanti," batin Audrey bahagia memikirkan rencananya.
"Deal. Nanti kita mampir untuk Es krim mu. sekarang habiskan buburnya." sahut Sean.
Sean masih betah memperhatikan Audrey makan, meresapi setiap gerakan Audrey. Mata Sean tertuju pada bibir merah muda itu,
"Makan yang bener, bocah." sahut Sean sambil membersihkan bubur yang terkena di ujung bibir Audrey.
Audrey terlalu sibuk dengan buburnya sampai lupa ada manusia di hadapannya sedari tadi.
"Enak aja lu, gue bukan bocah kali." sungut Audrey spontan.
"Lu? Gue?"
"Ehh... Hehe," sahut Audrey tertawa kaku. Belum sempat Sean memarahi Audrey. Audrey buru-buru berkata.
"Bang... Bang... noh dibelakang ada pak guru." kata Audrey menunjuk ke arah belakang Sean dengan wajah panik.
Ketika Sean menoleh kearah yang di tunjuk Audrey. Suara kursi terdorong sembarang terdengar, Audrey kabur meninggalkan Sean sendirian dikantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Way
Teen FictionAudrey anak perempuan satu-satunya milik di keluarga Mahendra. Sifat manja sangat melekat dalam dirinya, karena ada Daddy, Mommy dan Abangnya yang akan menuruti semua keinginannya. Bertemu dengan Sean, anak pemilik sekolah tempat Audrey SMA. Sifat...