BAB TUJUH - KERAJAAN GRANTHAM

37 23 3
                                    

Kerajaan Grantham, Kerajaan yang dikenal karena kekuatan militernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerajaan Grantham, Kerajaan yang dikenal karena kekuatan militernya. 12 tahun yang lalu kerajaan ini mencoba menginvasi Kerajaan Chavalier untuk mengambil wilayah pertambangannya, walau perang kedua kerajaan ini pecah. Namun, usaha kerajaan Grantham untuk menginvasi kerajaan Chavalier gagal. Kekuatan militer kerajaan Grantham yang mereka banggakan kalah di hadapan pasukan militer kerajaan Chavalier.

Walaupun Kerajaan Chavalier menang dalam peperangan tersebut, namun Raja ke-16 Kerajaan Chavalier tidak ingin melanjutkan perselisihan dengan kerajaan Grantham dan meminta kerajaan itu untuk mundur tanpa perlawanan. Raja Grantham setuju dan meminta pasukannya untuk mundur.

Raja ke-16 Chavalier yang melihat permintaannya direspon dengan baik, juga memberi perintah kepada pasukannya untuk mundur dan menghentikan peperangan. Tapi, siapa yang menduga bahwa raja itu sudah jatuh ke dalam perangkap Raja dari Kerajaan Grantham yang licik.

Dalam perjalanan pulang, Raja ke-16 Chavalier memilih mengambil jalan pintas untuk kembali ke kerajaan mereka. Jalan pintas itu sangat berbahaya karena melewati pegunungan Libiol yang sangat indah dengan pohon-pohon yang tumbuh cukup besar dan dihiasi oleh beberapa tanaman langka, namun pegunungan ini sangat dilarang untuk dilewati karena sangat mematikan. 

Tetapi, untuk mempersingkat waktu, Raja ke-16 Chavalier memutuskan pulang melewati jalur berbahaya itu bersama pasukannya. Dengan melewati pegunungan ini, akses menuju ke kerajaan lain akan lebih cepat daripada dengan jalur biasa yang melewati hutan-hutan di sekitar area Kerajaan Grantham.

Pegunungan ini hanya bisa dilewati dengan menapaki jalan setapak yang tercipta secara alami di tebing atau dinding pegunungan, dimana jalan setapak itu sangat kecil dan tidak ada pembatas sehingga jika tidak hati-hati, maka siapapun yang melewati tebing itu akan langsung jatuh. Apalagi ada banyak jalan yang tidak rata dan licin, membuat orang yang berniat melewati pegunungan itu harus ekstra hati-hati. Beruntungnya hari sangat cerah dan tidak ada tanda-tanda hujan, karena jika hari hujan resiko kematian di tempat ini akan semakin tinggi.

Dihadapkan dengan  bahaya seperti itu tidak menjadi masalah bagi orang-orang Chavalier, khususnya yang sudah terbiasa melewati jalur ini ketika hendak memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk bepergian ke kerajaan lain. Mereka mesti sudah tahu pasti lokasi yang berbahaya dan aman agar mereka bisa melewati pegunungan ini dengan selamat.

Namun, sayangnya keberuntungan tidak ada di pihak Raja ke-16 Chavalier saat itu. Memang benar bahwa jalan setapak pada tebing pegunungan itu sangat curam dan banyak memakan korban, tetapi belum ada kabar kalau pegunungan itu pernah terjadinya longsor. Kabar ini semakin dipercaya oleh orang-orang Chavalier karena banyaknya pohon-pohon besar dan tinggi serta beberapa tumbuhan langka yang tumbuh di sekitar lereng pegunungan.

Di saat Raja ke-16 Chavalier sebagai komando perjalanan akan sampai ke rute akhir tebing pegunungan mematikan ini beserta dengan anak pertama dan pasukannya, dari atas mereka tiba-tiba, banyak batu-batuan yang jatuh dengan berbagai ukuran disertai dengan tanah yang menghujani mereka layaknya air terjun. Peristiwa janggal itu membuat Raja ke-16 Chavalier beserta pasukan dan anak pertamanya tewas terbunuh seketika, mereka dikubur hidup-hidup oleh longsoran yang pertama kali terjadi di pegunungan tersebut.

The Tyrant PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang