"Aku sudah terlambat, sangat terlambat. Apakah aku bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan oleh Nyonya Carnell? Aku dengar sebelumnya dari Tuan Jagger bahwa dia adalah orang yang disiplin, ketat dan tegas. Bagaimana ini? Apakah aku akan langsung dipecat? Jika hanya dihukum, aku masih bisa menerima. Tapi, jika langsung dipecat di hari pertama, pasti akan merepotkan Tuan Jagger yang susah payah memberiku pekerjaan leluasa yang dapat membantunya melindungi Tuan Putri dan Asher."
Ucap Amalia pada dirinya sendiri sambil berlari menuju pintu depan perpustakaan.
Sesampainya di depan gerbang perpustakaan, Amalia menghentikan langkahnya, mengatur nafasnya, dan memperbaiki penampilannya.
Walaupun sudah sebaik mungkin untuk membuat penampilannya berkesan rapi dan elegan layaknya pelayan kerajaan yang terkenal memiliki kualitas yang bagus, namun itu tidak bisa menutupi pakaian Amalia yang sudah lusuh dan sedikit basah karena keringat saat Amalia berlari tadi.
Saat dirinya akan masuk, gerbang besar dan cantik itu langsung dibuka oleh kesatria yang bertugas sebagai penjaga perpustakaan dan penjaga gerbang untuk menseleksi orang-orang yang akan masuk ke istana untuk menghindari terjadinya masalah dan akan membuat moral perpustakaan menurun.
Segera setelah gerbang dibuka, Amalia bergegas masuk dan ia melihat dari celah jendela yang memperlihatkan beberapa wanita berbaris menggunakan seragam pelayan seperti dirinya, hal itu membuat dahi Amalia mengeluarkan keringat dingin.
"Gawat, sepertinya aku benar-benar sudah terlambat."
Sebenarnya bukanlah kesalahan Amalia, bahwa dirinya harus terlambat seperti ini, semua waktu yang harusnya digunakan untuk perjalanan telah digunakan untuk menenangkan Asher yang menangis keras karena diejek habis-habisan oleh Royanne.
Memang, warna rambut merah muda tidak cocok untuk anak laki-laki yang seharusnya memiliki kesan 'keren dan tampan', tetapi karena tidak ada yang bisa ia lakukan tentang warna rambutnya, Amalia berfikir tidak akan ada masalah selama tidak ada yang menghinanya.
Tetapi, Tuan Putrinya itu terkadang bersikap nakal. Dia malah menertawakan gaya rambut Asher yang membuatnya terlihat feminim dengan keras, sehingga Asher malu dan akhirnya menangis.
Amalia hanya bisa menggeleng kepalanya saat mengingat tingkah usil Royanne kepada Asher, dimana ia akan berakhir dengan menenangkan Asher yang telah menangis, karena Asher akan selalu berakhir menjadi korban kejahilan Royanne.
Walaupun begitu, hubungan Royanne dan Asher sangat baik hingga ke titik dimana orang yang melihatnya akan mengira bahwa mereka berdua bersaudara.
Apalagi dengan kondisi fisik mereka yang mirip karena memiliki warna rambut yang sama, menambah kesan bahwa mereka itu terlihat seperti bersaudara. Walaupun mereka memiliki warna mata yang berbeda, tapi itu tidak akan menjadi perbedaan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant Princess
FantasyAku adalah seorang wanita muda yang memiliki kehidupan sempurna dengan kekuasaan dan harta yang telah aku punya sejak lahir. Tapi, ini tidak adil! Kenapa aku yang sangat sempurna ini, harus mati dengan cara yang konyol dan menyakitkan seperti ini...