Sudah 3 hari berlalu sejak insiden menyeramkan itu terjadi, tetapi ketegangan dan kepanikan masih berlanjut dikarenakan pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut belum juga ditemukan.
Hal ini membuat beberapa bangsawan panik khususnya bagi para orang tua bangsawan yang anaknya menjadi korban dalam kejadian itu. Insiden ini juga mengakibatkan rapat untuk penobatan Putra Mahkota ditunda sementara.
Banyak dugaan muncul di antara para bangsawan hingga terciptalah berbagai rumor seperti, semua insiden ini adalah salah satu rencana tersembunyi Duke Laurels agar prosesi penobatan Putra Mahkota gagal atau insiden ini merupakan langkah awal untuk memukul mundur pihak Ratu dan masih banyak lagi.
Tapi, dugaan ataupun rumor buruk yang beredar dengan cepat dimusnahkan oleh Ratu melalui koneksinya.
Alhasil, para bangsawan sekarang berkumpul di ruang rapat Istana Kerajaan Utama Chavalier untuk membahas semua hal yang menyangkut insiden di Perpustakaan Chavalier.
Ada 3 korban dan semua korban itu adalah anak dari para bangsawan yang berada di sisi Ratu, juga dari 3 korban itu hanya 1 yang ditemukan masih sadar dan menjadi saksi akan insiden itu.
Zwetta menatap bosan ke arah para bangsawan yang masih sibuk sendiri sehingga ruang rapat menjadi berisik.
Vigor yang duduk di sampingnya hanya memangku wajahnya dengan punggung tangannya sambil menutup mata, tidak diketahui apakah ia tidur di tengah rapat ini atau tidak, yang jelas dia terlihat sama sekali tidak tertarik untuk mengatakan sesuatu atau memberi solusi atas masalah ini.
Zwetta yang masih memasang wajah tenang dan berwibawa walaupun tatapan yang dikeluarkannya masih dengan tatapan bosan, akhirnya angkat bicara untuk menenangkan keributan yang terjadi.
"Semuanya, harap tenang. Kalian semua berada di hadapan Raja sekarang. Tolong jaga martabat kalian."
Para bangsawan pun mulai diam dan mengalihkan pandangan ke arah Zwetta dan Vigor. Tatapan mereka penuh dengan rasa cemas dan sebagian penuh selidik.
Zwetta ingin mendesah berat di rapat yang masih belum menemukan titik temu ini, tapi ia masih menahannya. Sudah 3 hari, tapi solusi dari permasalahan ini tidak selesai juga, bahkan pelaku pun belum ditemukan.
Zwetta merasa cukup kesal dengan dalang di balik insiden ini, karena berkat ulahnya prosesi penobatan Putra Mahkota ditunda.
Walau ia ingin menuduh Duke Laurels, tapi ia tak memiliki bukti. Di sela pemikiran Zwetta yang dalam, akhirnya ada satu bangsawan yang angkat bicara.
Pria itu mengenakan setelan khas Komandan Pasukan Khusus yang menjaga keamanan dan ketertiban di Chavalier, ia juga adalah ayah dari salah satu korban, Harrison Denzel.
"Yang Mulia Ratu, izinkan saya untuk berbicara."
"Silahkan Marquess Denzel. Apa putramu sudah memberitahu suatu petunjuk?."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant Princess
FantasyAku adalah seorang wanita muda yang memiliki kehidupan sempurna dengan kekuasaan dan harta yang telah aku punya sejak lahir. Tapi, ini tidak adil! Kenapa aku yang sangat sempurna ini, harus mati dengan cara yang konyol dan menyakitkan seperti ini...