"Jadi, bagaimana hari kalian di perpustakaan?."
Tanya Amalia sambil memotong steak yang telah dihidangkan.
Sekarang mereka berempat sedang makan malam bersama di atas meja makan, hasil dari kerajinan yang dibuat Hadden dengan bantuan Amalia serta Asher pada musim panas lalu.
"Menyeram- Auch!."
Jawaban Asher terpotong karena punggungnya dicubit Royanne, yang duduk di sampingnya. Hal itu membuat Amalia dan Hadden mengalihkan perhatian mereka ke arah Asher.
"Hahahaha!! Tentu saja menyenangkan! Saaangat menyenangkan!! Meli, apakah besok kami akan ke sana lagi?."
"Tentu saja, Tuan Putri! Karena saya harus bekerja di sana sampai akhir musim semi. Dan juga, saya bersyukur karena Tuan Putri tidak membuat masalah ataupun menganggu Asher, walaupun saya masih penasaran kenapa saat pulang celana Asher sudah basah."
Walaupun Amalia tersenyum manis, namun Royanne tahu bahwa saat ini Amalia sedang menginterogasinya secara tak langsung.
Yah.. kenyataannya Asher mengompol karena dirinya sangat ketakutan dan itu bukan salahnya, tapi bukanlah jawaban yang baik jika Royanne mengatakan yang sebenarnya pada Amalia, tentang apa yang mereka temui di perpustakaan itu.
Ditambah, jika Amalia tahu bahwa ia dan Asher memasuki perpustakaan, dimana sebenarnya mereka hanya diminta menunggu di halaman belakang, pasti mereka akan diceramahi semalaman dan Royanne ingin menghindari hal itu. Tentu saja permintaan Amalia itu tidak diketahui oleh Asher.
"Maafkan aku, Meli. Sebenarnya, karena Meli meminta kami menunggu di halaman belakang, jadi kami menuruti permintaanmu. Tetapi, saat menjelang siang Asher sudah tidak tahan ingin buang air kecil dan kamar mandi berada di dalam, kami tidak mungkin melanggar permintaan Meli dan masuk ke dalam, kan? Karena itu, saya meminta Asher untuk menahan dan pada akhirnya ia tak bisa menahannya lalu ia pun mengompol."
Asher hanya bisa menoleh ke arah Royanne dan memberi tatapan tidak percaya dan tercengang, seolah-olah mengatakan 'itu bohong!' dan 'aku saja bahkan tidak tahu bahwa Amalia meminta kita menunggu di halaman belakang dan diriku tidak menahan apapun, serta semua ini salah hantu mengerikan yang kita temui dan ia mencoba membunuhku, kau tahu?'.
Tapi, tentu saja semua pemikiran itu hanya melekat di benaknya tanpa bisa keluar dari mulutnya.
"Kau ingin mengatakan sesuatu padaku, Asher?."
Royanne yang mengetahui dirinya ditatap lama oleh Asher pun bertanya, tetapi ia hanya mendapatkan jawaban sebuah gelengan cepat dari Asher dan ia pun melanjutkan makannya.
"Maafkan aku Asher, aku tidak akan menyalahkan mu lagi soal itu. Dan apa kalian berdua tadi sangat lapar saat berada di perpustakaan? Maaf, karena terburu-buru aku tidak menyiapkan bekal, kalian pasti kelaparan karena menunggu hingga sore."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant Princess
FantasyAku adalah seorang wanita muda yang memiliki kehidupan sempurna dengan kekuasaan dan harta yang telah aku punya sejak lahir. Tapi, ini tidak adil! Kenapa aku yang sangat sempurna ini, harus mati dengan cara yang konyol dan menyakitkan seperti ini...