Di Mansion Count Lansonia tiba-tiba terjadi kegaduhan karena kehadiran Yang Mulia Raja tanpa pemberitahuan seperti biasanya. Ia membawa seorang kesatria dengan armor dan bersenjata lengkap sehingga membuat seluruh penghuni mansion menjadi takut dan memicu kegaduhan. Kegaduhan tersebut sampai ke telinga Vivian yang sedang berada di kamarnya di lantai 4 mansion tersebut, Vivian yang mendengar kegaduhan tersebut dengan cepat keluar kamarnya dan segera turun ke lantai bawah untuk memastikan apa yang sedang terjadi di luar.
Vivian yang melihat sosok Raja berada di dalam rumah itu terjatuh karena terkejut dengan apa yang ia lihat dan menangis, ia meluapkan perasaan rindu itu ke dalam tangisannya. Baginda Raja yang melihat Vivian terduduk di atas lantai yang dingin sambil menangis langsung memeluknya lalu menggendongnya.
Vivian yang masih lemas tidak bisa mengatakan sepatah kata pun dan hanya menangis dalam dekapan serta mengalungkan tangannya di leher Vigor. Vigor pun pergi membawa Vivian dalam dekapannya. Semua orang yang ada di rumah itu tidak ada yang bisa menghentikan Yang Mulia Raja membawa Vivian pergi.
Istana pun menjadi gempar karena kepergian Yang Mulia Raja yang sangat mendadak tanpa ada yang mengetahui tujuan kepergiannya dan hanya didampingi oleh satu pengawal saja. Hal ini membuat Ratu mengutus banyak pengawal untuk mencari Yang Mulia Raja.
Namun sebelum perintah Ratu terlaksana Yang mulia Raja sudah tiba di istana. Mendengar kabar itu, baik Zwetta maupun Marioline langsung keluar dari ruangan mereka menuju aula utama istana kerajaan.
Zwetta yang melihat ternyata Vigor membawa seorang wanita dalam dekapannya hanya menatap datar lalu berjalan pelan dengan anggun seperti biasanya sambil mengganti ekspresi wajahnya dengan senyuman ketika Vigor melihatnya, sedangkan Marioline langsung berjalan ke arah Vigor dengan amarah yang meluap.
"APA-APAAN INI YANG MULIA?! SIAPA JALANG ITU?!."
Marioline berteriak sambil menunjuk wanita yang baru saja diturunkan Vigor dari dekapannya.
"Siapa yang kau panggil jalang?."
Vigor bertanya balik sambil menatap tajam Marioline.
"Selamat datang, yang mulia. Anda membuat saya khawatir karena tiba-tiba pergi dan tidak memberi kabar apapun pada saya. Jika saya boleh tahu, siapa wanita yang Baginda bawa itu?."
Zwetta pun angkat bicara setelah melihat Marioline mendapat tatapan tajam dari Vigor. Tetapi, walaupun Zwetta sudah bersikap sopan, tatapan tajam Vigor pun juga mengarah pada Zwetta.
"Dia adalah wanita yang kucintai. Sayangnya, berkat kalian berdua, dia tidak akan mendapat posisi bagus di istana, jadi aku akan menjadikannya Permaisuri KE-SA-YANG-AN-KU. "
Vigor menjawab pertanyaan Zwetta sambil menatap kedua istrinya dengan tatapan merendahkan dan menekankan kata terakhir dalam jawabannya. Zwetta yang mendapat tatapan tajam tetap tenang seperti biasa dan masih menyunggingkan senyum, Marioline menahan amarahnya dan berekspresi kesal sedangkan Vivian yang berada di samping Vigor hanya memasang ekspresi takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tyrant Princess
FantasyAku adalah seorang wanita muda yang memiliki kehidupan sempurna dengan kekuasaan dan harta yang telah aku punya sejak lahir. Tapi, ini tidak adil! Kenapa aku yang sangat sempurna ini, harus mati dengan cara yang konyol dan menyakitkan seperti ini...