Chapter 4

209 12 0
                                    

Saat tiba di kelas..

"Assalamualikum ...." Salam Nazneen

"Wa'alaikumsalam," jawab teman Nazneen yang berada di dalam kelas

"Hai, Key, Dis," sapa Nazneen kepada temannya

mereka berdua pun menoleh kearah suara yang memanggil mereka.

"Nazneen!" teriak mereka berdua.

"Ahhh ... Nazneen," ujar mereka sambil berlari ke arah Nazneen, kemudian memeluknya. Untung saja baru mereka berdua yang ada di kelas.

"Kita duduk dulu," ajak Disti dan dibalas anggukan oleh kedua temannya.

"Kalian kenapa?" tanya Nazneen bingung.

"Yaelah Neen, yah kita rindu. Tau nggak asrama sepi sehari tanpa kamu. Apalagi kamu udah benar- benar pindah. Kan kita kesepian," ungkap Keyfa, serta diangguki Disti.

Yang teman-teman Nazneen tau, Nazneen pindah buat bantu-bantu bu nyai. Karena itu, Nazneen di pindah .Padahal mereka nggak tau, kalau Nazneen udah jadi menantu bu Nyai.

"Ya ampun, aku kira apa. Akukan hanya pindah tidur, lagipula aku masih di lingkungan pesantren," tutur Nazneen, memberi pengertian kepada teman-temannya.

"Yah, memang kamu masih di lingkungan pesantren. Tapi, tetap aja kita jarang ketemu," seru Disti dengan nada sendu.

"Yaudah, nnti aku usahain buat sering-sering main ke asrama," ujar Nazneen sambil tersenyum.

"Bneran?" tanya mereka berdua kegirangan.

"Iya, InsyaAllah," balas Nazneen

"Tapi yah, kalau dipikir-pikir Nazneen untung banyak pindah ke rumah bu nyai," ucap Disti sambil berpikir.

"Lah, untungnya apa?" tanya keduanya bersamaan.

"Yah untunglah, setiap hari bisa ngeliatin Gus Fariz yang tampannya MasyaAllah," tutur Disti sambil membayangkan ketampanan Gus Fariz.

"Astagfirullah, Disti-Disti, kirain apa!" ucap Keduanya agak kesal.

"Emang kenapa? Kan emang nyatannya Gus Fariz itu tampan," serunya sambil senyum-senyum sendiri.

"Neen, kayaknya teman kita udah kerasukan jin," kata Keyfa sambil memegang jidat Disti.

"Enak aja, cantik-cantik gini kerasukan jin," balas Disti kesal.

"Nah, justru karena kamu cantik Dis, jadi jinnya suka sama kamu," ungkap Keyfa, lalu mreka berdua pun tertawa.

Sedangkan Disti, kesal karena kedua temannya menertawainya.

*********

"Assalamualikum Warahmatullahi Wabarokatuh." Salam Gus Fariz

"Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh," jawab semua yang ada di kelas

'Ya Allah indah banget ciptaan-MU'

'Calon suami aku udah datang'

'Ya Allah sisain satu yang kayak gitu'

'Gus, nikah, yuk'

Dan masih banyak lagi celotehan-celotehan dari santriawati lainnya

"Noh, dengar noh bukan cuma aku doang yang bilang Gus Fariz itu tampan, Satu pesantren juga tau kali," seru Disti kepada kedua temannya.

"Ya iyah, Gus Fariz itu tampan. Tapi, nggak usah sampai dibayangin juga. Zina Disti Astika. ucap Keyfa sambil menekan kata Disti Astika

"Iya-iya, maaf."

"Minta maaf sama Allah bukan sama kita," ucap Keyfa

Sedangkan Nazneen, hanya melamun sejak kedatangan Gus Fariz. Disebrang sana, ada santriawati yang tidak pernah mengalihkan pandangannya dari wajah Gus Fariz. Sudah di pastikan kalau santriawati tersebut, menyukai Gus Fariz.

"Baik, pada kesempatan kali ini saya hanya akan memberikan kalian tugas, untuk menggambar kaligrafi Asmaul Husna yang dalam bentuk 2 Dimensi. Kalian bebas memilih nama-nama yang ada di dalam Asmaul Husna." tutur Gus Fariz dengan muka datarnya. Namun, tidak mengurangi sedikitpun ketampanannya.

"Baik, Gus" ucap mereka semua serempak.

"Kalian mau ngambil yang mana?" tanya keyfa

"Aku kayaknya الرحمن deh, lebih mudah," jawab Disti.

"Kalau kamu, Neen?" tanya Disti

"Neen, Neen, Nazneen," panggil keyfa sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Nazneen.

"Kok, aku liatin kamu melamun dari tadi," ungkap Keyfa

"eeh ... a-aku aku nggak apa-apa kok," balasnya sambil tersenyum.

"Terus kamu mau gambar apa?" tanya disti

"Gambar? Gambar apa?" tanya Nazneen bingung

"Ya ampun, Nazneen," ucap mereka berdua sambil menepuk jidat

"Gus fariz nyuruh kita buat gambar salah satu Asmaul Husna dalam bentuk 2 Dimensi," ungkap disti

"ohhh, iya, iya," ucapnya sambil nyengir.

Salah satu santriawati sedang berjalan kearah Gus fariz, sambil membawa kaligrafi yang sudah diselesaikannya. Tidak lupa dengan senyum yang terus merekah di wajahnya.

"Ini Gus" ucap Arika sambil menyodorkan hasil kaligrafinya dengan senyum semanis mungkin

"iya." ucap Gus Fariz menoleh kearah Arika, sedangkan yang dilihat salting di tempat.Nazneen, yang melihat itu ada rasa cemburu. Karena yang dia ketahui Gus Fariz dan Arika cukup dekat dibanding dengan santriawati lain. Karena di setiap ada acara pesantren mereka berdua sering duet untuk mengisi acara.

"Baiklah, bagi yang belum menyelesaikan bisa dijadikan Pr. Tapi ingat, minggu depan harus sudah terkumpul di atas meja saya. Arika."

"iya gus?" jawab Arika sambil tersenyum

"Kamu yang bertugas untuk mengumpul tugas mereka dan menyimpan diatas meja saya.

"iy gus" jawabnya.

Cintai Aku GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang