Chapter 3

212 14 0
                                    

Setelah sampai, Gus Fariz langsung membuka pintu.

Ceklek ....

Sang empu masih setengah sadar terbangun, karena mendengar suara pintu dibuka.

"Kakak udah pulang? tanya Nazneen mengumpulkan kesadarannya.

"hem ...?" jawab Gus fariz singkat dengan muka yang datar.

Setelah telah benar-benar sadar, Nazneen terlonjak kaget karena dia tadi tertidur di kasur gus Fariz.

"Astagfirullah, e-eeh ma-af ka-k, a-aku nggak s-sengaja tidur di-" ucapnya menundukkan kepalanya, dan langsung dipotong

"hemm ...," jawabnya singkat

Nazneen pun langsung mendongakkan wajahnya.

Hening

keduanya masih pada pikiran masing-masing.

"Kamu tidur di kasur, biar saya yang tidur di bawah," ucapnya dengan datar

"tapi kak ...," ucap Nazneen

Dan di balas tatapan tajam dari Gus Fariz.

"i-iya kak," ucapnya pasrah

Gus Fariz berjalan untuk mengambil tikar dan menelentangkannya, lalu mengambil bantal dan tidur. Tidak lupa dia membaca doa. Nazneen yang melihat itu merasa tidak enak hati. Karena kamar yang ditempatinya adalah kamar Gus Fariz.
Nazneen pun bergegas tidur.

••••••

Saat terbangun, Nazneen sudah tidak mendapatkan Gus Fariz lagi. Dia berpikir Gus Fariz, sudah pergi ke masjid untuk solat tahajud. Nazneen bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, lalu melaksanakan solat tahajud. Nazneen berdoa untuk kedua orang tuannya yang sudah berpulang serta berharap semoga Gus Fariz akan menerima dan mencintainya suatu hari nanti. Selesai solat tahajud, Nazneen mengambil mushaf Al-qur'an dan mengaji, sambil menunggu azan subuh.

••••••

Selesai melaksanakan solat subuh, Nazneen langsung menuju ke dapur untuk membantu bu Nyai.

"Assalamualikum, ummi," ucap Nazneen.

"walaikumsalam ... eehh, menantu ummi sudah bangun," jawab ummi

Nazneenpun tersenyum menanggapinya, saat ummi memanggilnya menantu. Ada rasa senang dan tak percaya, karena Nazneen menikah dari seorang anak Kiyai.

"Umi, Nazneen mau bantu ummi masak," tawar Nazneen sambil tersenyum.

"Boleh, yasudah, kamu potong-potong sayurnya yah."

" iya, ummi," balas Nazneen senang,

Nazneen sangat rindu sekali memasak. Sejak dia mondok, dia sudah jarang sekali memasak.

••••••

Setelah selesai memasak, Nazneen  berniat untuk membantu ummi merapikan masakan mereka di meja makan.

"Nduk, nda usah biar ummi aja. kamu siap-siap aja, kan mau masuk kelas. Ucap ummi melarang Nazneen.

"Tapi ummi--"

"Udah nggak apa-apa, nanti juga uzma, akan bantu ummi." ucap ummi tersenyum

~uzma nggak bantu bu nyai dan Nazneen, karena uzma ada solat berjamaah di masjid bersama santriawati dan ikut pengajian.~
 
Ini yang Nazneen suka dari bu Nyai, beliau selalu ramah kepada siapa saja.

"Kalau gitu Nazneen siap-siap dulu yah ummi." ujar Nanzeen tersenyum

"Iya. Jangan lupa nanti ajak suamimu juga ikut makan."

"Iya, ummi"

Nazneenpun berjalan menuju kamar untuk bersiap-siap karena ada kelas.

Ceklek

Saat membuka pintu, pemandangan yang pertama kali Nazneen liat adalah seorang laki-laki tampan yang bersandar ditepi ranjang sambil memainkan benda pipih yang ada di tangganya. Gus f5ariz sudah rapi dengan sarung dan baju koko yang sudah melekat di tubuhnya, serta rambut yang masih agak basah menambah ketampanan suaminya.

"Sadar neen kak fariz tidak mencintaimu," gumam Nazneen dalam hati. Sepertinya Gus Fariz sudah mandi. Nazneenpun melempar senyum kepada Gus Fariz, tapi Gus Fariz hanya melihat sekilas kepada Nazneen dengan muka datarnya. Serta beralih lagi ke benda pipih yang dipegangnya.

Akhirnya Nazneen bergegas ke kamar mandi. Tak lupa dia mengambil pakaian.

••••••

Setelah selesai bersiap, Nazneen menghampiri Gus Fariz yang masih setia memainkan benda pipihnya.

"Kak, makan yuk, umi nyuruh Nazneen panggil kakak," ajak Nazneen dengan senyum yang mengembang.

Gus Fariz melirik Nazneen sekilas.

"Kamu duluan saja," balasnya singkat dengan muka yang datar

Ada rasa kecewa yang dirasakan oleh Nazneen, tapi dia mencoba untuk tersenyum.

"Yaudah, nanti kakak nyusul, yah!"

Dan hanya dibalas deheman oleh Gus Fariz.

Saat sampai di meja makan, di sana sudah ada Kyai, bu Nyai dan Uzma yang sedang menunggu.

"Fariz mana nduk?" tanya ummi

"Sebentar lagi, kak Fariz nyusul ummi," jawabku

Tak lama kemudian Gus Fariz pun datang dan duduk di samping Nazneen.

"Nduk, ambilkan makan untuk suamimu," suruh Bu Nyai pada Nazneen.

"eh ... iya, ummi."

Setelah selesai mengambil makanan, mereka pun membaca doa.

•••••••

Setelah selesai makan..

"Ummi, kok masakan ummi beda yah? tpi tetap enak. malah enak banget." ucap uzma sambil menunjukkan kedua jempolnya

"Tau nggak in siapa yang masak?" tanya umi

"emang siapa mi?"tanya pak kiyai

"menantu kita bi, Nazneen jago banget masaknya, umi aja kalah" jawab umi sambil tersenyum arah Nazneen

sedangkan yang dilihat menundukkan kepalanya, karena merasa malu.

"ternyata menantu abi jago masak" ucap abi tersenyum

" Wahhh, kak nanti ajarin uzma masak seenak ini yah, " ucapnya sumringah

"iya" jawab Nazneen sambil tersenyum

"Kalau gini mah, abang yang enak. Dimasakin setiap hari ama kak Nazneen." ucap uzma

"Gimana Riz, masakan istrimu enak kan?" tanya ummi

"Iya ummi" jawabnya datar

Melihat itu, seketika Nazneen menatap sendu. berharap masakannya akan dipuji juga.

*********

Saat ini, pasangan suami istri itu sedang berada di kamar. Nazneen sedang mengemasi buku-buku pelajaran yang akan di bawahnya.
Setelah selesai Nazneen pun menyodorkan tanggannya ke arah Gus Fariz. Gus Fariz langsung merogoh dompetnya, namun langsung dicegah oleh Nazneen dan mengambil tangan Gus Fariz lau menciumnya.
Gus fariz yang mendapat perlakuan seperti it kaget, dan langsung merubah mimik wajahnya datar.

"Assalamualikum." ucap Nazneen tersenyum ke arah Gus fariz, setelah menyalimi tangan suaminya.

"walaikumsalam" jawab Gus fariz kecil, namun masih bisa didengar Nazneen.

Cintai Aku GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang