• Mimpi lagi

1K 182 1
                                    

"Eeh?? GUA DIMANA LAGI ANJIRT??!!!" Dumel Jungwon yang baru saja bangun dari tidurnya, tapi kenapa ia bisa terbangun dalam rumah tua?

BRAK!

"Lu bener-bener keras kepala ya? Apasih yang kembaran gua lakuin sampe lu mau aja nurutin dia"

Jungwon menoleh, "bjirr bangun-bangun liat mereka lagi" gumamnya

"K-kak Jake m-mau apa dari aku"

Jungwon menempelkan telingan ke pintu, sepertinya mereka didepan pintu tempat Jungwon

"GUA MAU KEKUATAN LU!"

"T-tapi—"

"Apa!? Kembaran gua marah sama lu? PERSETAN SAMA DIA KIM SUNOO, GUA NGAK MAU TAU POKOKNYA HARI INI GUA HARUS DAPAT APA YANG GUA INGINKAN?!!"

"Dih maksa bener lo" gumam Jungwon kesal

"A-aku ga bisa..." ucap Sunoo lirih—bukan ini lebih terdengar seperti bisikkan, wah kak Jake apa yang kau perbuat sampai kakak ku seperti itu

"Mingkin, tapi gua tau caranya..." Jake menyeringai

"A-apa...!"

"Kenapa kaget? Lu tau caranya?" Ucap Jake remeh

"Jxjuzbzja gua boleh ngak sih dobrak nih pintu?!" Batin Jungwon kesal

"K-kakak, j-jangan dekat-dekat!" Ancam Sunoo

"Ck, ngak ada yang bisa nyelamatin lu kali ini Kim. Sebaiknya lu nurutin kata-kata gua"

Sunoo menangis, bulir-bulir yang sudah ia tahan dari tadi kini mengalir dipipinya. Jake mendekat, mengusap air mata Sunoo dengan jempol tanganya

"Ini bakal sakit Kim" bisiknya

Kali ini bukan hanya jantung Sunoo yang berdegup cepat, tapi Jungwon juga. Otaknya sibuk memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan Jake

"A-aku bakal kasih kakak, t-tapi jangan hisap darah aku, aku mohon..." ucap Sunoo sambil menatap Jake dengan wajah memelas

"Telat Kim, gua lebih suka cara kasar" bisik Jake, kepalanya kini mendekat ke arah leher Sunoo

Nafas Jungwon tercekat, ayolah won pikir! Kakak mu dalam keadaan genting! Batinnya panik. Di saat-saat seperti ini kenapa kakinya juga tidak bisa di gerakkan, seperti ada yang menahannya untuk bergerak

"K-kak akh!"

Plop! Letusan balon kembali terdengar ditelinganya.

"H-HAHH!!" Jungwon terbangun, ia mengambil nafas sebanyak mungkin

"Ugh rasanya ada yang mencekikku..." gumamnya sambil mengusap lehernya yang penuh dengan keringat

"Ah kak Sunoo! Aduh apa aku hanya bermimpi? Tapi kenapa terasa sangat nyata..."

"Jungwon! Waktunya bangun, kau mau tidur saharian hah?!" Teriak Heeseung dari luar kamarnya

"Iya aku sudah bangun!" Balas Jungwon

"Hm, sepertinya aku harus mencari tau tentang pembagian kekuatan..." gumamnya.

Bisa dikatakan sudah tiga hari semenjak "mimpi itu" Jungwon mencari tau segalanya, bahkan Niki sempat menyeretnya ke rumah sakit karna ia sering keluar-masuk perpustakaan rumah

"Ih! Apaan sih nik, gua ngak ada waktu buat periksa otak lu ke rumah sakit!" Teriak Jungwon

"Apaan! Yang pengen gua periksa itu justru otak lu kak?!" Balas Niki yang tak menyerah menyeret Jungwon keluar dari perpustakaan

"Otak gua masih ditempatnya?! Ga usah ngadi-ngadi lu?! HOI KAK JAKE TOLONGIN GUA?!" Pekik Jungwon

Jake menoleh. "T-tapi katanya lu lagi kemusuhan—"

"Tolongin ngak!" Potong Jungwon

Mau tak mau akhirnya Jake menolong Jungwon, ya walaupun setelah itu ia masih diberikan sinisan tajam oleh Jungwon, Jake hanya mengusap dada sabar.

Sebenarnya ia bingung, kenapa sih ia disiniskan? Apa karna terlalu tampan? Well kalau itu sih mungkin semua orang akan menatapnya sinis

Cih, pede sekali kau Jake Shim.

"Kamu cari apasih dek di perpustakaan?" Tanya Heeseung saat makan malam bersama

"Jungwon? Keperpustakaan?" Timpal sang ayah

"Apasih gitu doang" delik Jungwon, ia tak ingin misinya kali ini terbongkar oleh siapa saja!

Setelah makan malam selesai, Jungwon lebih dulu pamit undur diri, katanya sih ada yang harus ia kerjakan, padahal jika ada pekerjaan atau apalah itu, ia lebih suka menundanya

"Ck, kok ngak ada yang jelasin sih!" Dumelnya sambil menutup buku itu kasar

Hampir dua jam ia membaca buku tebal itu dengan teliti, tapi tidak ada satupun yang menjelaskan tentang pembagian kekuatan

"Apasih salahnya ada yang bikin, "pembagian kekuatan blablabla" boom! Pekerjaanku selesai!" Celotehnya

Tok! Tok! Tok!

Jungwon menoleh ke arah pintu, ternyata itu Jake. "Kakak mau ngapain" tanyanya cuek

"Em, ngak ada. Kakak cuma pengen bantuin kamu, kayaknya lagi banyak pikiran" jelas Jake setenang mungkin

Jungwon yang tadinya lesu lansung bersemangat karna mengingat sesuatu, sangking semangatnya ia menarik Jake mendekat

Jake awalnya kaget, tapi ia lebih kaget saat melihat mata Jungwon yang tadinya berwarna coklat kini berwarna kuning keemasan.

"Maafin uwon ya kak" gumamnya. Lalu pandangan Jake menghitam, tapi kenapa rasanya sangat sejuk. Seperti semilir angin malam di sekitarnya

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang