• Curiga

398 84 0
                                    

Bolos di hari pertama memang kebiasaan Jay, pemuda itu akan berdiam diri di rooftop dengan sebatang rokok.

Semenjak sang ayah menargetkan Sunoo sebagai orang yang harus ia bunuh, rasanya dunia mulai berubah. Banyak hal yang membuat Jay berfikir dua kali lebih teliti, ia ingat saat menjemput Heeseung yang pingsan di rooftop gedung

Aroma oceanic dari seseorang yang baru saja meninggalkan tempat itu.

Sunoo bukan satu-satunya target yang merepotkan bagi Jay tapi. "Sihir ya" gumam Jay

Jay mengepalkan tangannya, bunga es keluar begitu tangan itu dibuka. Ia menghela nafas panjang, perkelahian waktu itu memang nyata ya

"Aneh banget kalau Sunghoon cinta mati sama Sunoo..., sebenernya apa yang lu rencanain noo."

"Ni-ki!!" Sapa Haruto, mengingat bagaimana mereka berakhir berteman minggu lalu hanya karna 'kabar angin' dari Haruto, membuat Ni-ki menghela nafas lelah

"Apalagi"

"Hehe, ingatkan minggu lalu gua bilang apa" tanya Haruto sambil mengerjap-ngerjapkan mata

Ni-ki menoleh jijik. "Ga usah kek gitu matanya. Ia gua ingat, jangan bilang ke siapa-siapa"

"Bagus, tapi kayaknya ki... itu beneran kejadian. Dua bulan lagi" jelas Haruto dengan suara serius

"Haha jangan bercanda deh"

Haruto mengeluh sabar. "Ga percayaan banget lu, dah gua mau pergi ke perpus dulu"

Ni-ki hanya menatap punggung Haruto yang sudah hilang di belokan kelas satu. "Meong." Seekor kucing hitam menempel di kakinya

"Hm?" Ni-ki akhirnya berjongkok, mengelus bulu tebal kucing itu dengan pelan, takut dicakar

"Kucing hitam itu tandanya bakal ada hal buruk lho" ujar seseorang dibelakang Ni-ki

"Ha?" Orang itu tersenyum ramah, ia ikut berjongkok di samping Ni-ki mengamati keduanya

"Meong"

"Papa kamu gimana?" Tanya orang itu, dari yang Ni-ki lihat seperti orang ini seumuran dengan ayahnya

"B-baik"

Aura orang terlihat tidak mengenakan, walaupun setiap Ni-ki menatapnya ia akan memberikan senyuman, tetap saja menakutkan

"Hm akhir-akhir ini dia kelihatan kesel ya, kamu tau penyebabnya Ni-ki?"

"E-eh? Ooh itu... lagi banyak kerjaan" balas Ni-ki gugup

Kucing hitam yang dari tadi dielus Ni-ki hanya memerhatikan keduanya.

"Rubahnya—"
"Ni-ki kenapa masih disini?" Potong seorang guru yang tak sengaja lewat

"Itu lagi ngobrol sama... kok hilang?"

"Siapa? Kamu dari tadi ngobrol sendiri kok"

Ni-ki panik, dia mau jawab apa kalau begini. Ntar malah dicap gila. "Haha tadi saya ngomong sendiri kok buk"

"Aneh kamu. Yaudah sana kamu masuk, sebentar lagi bel" ucap guru itu sebelum berlalu pergi

"Hehe iya buk"

"Dah ya meng— lho kok ilang juga? Anjir pasti ibuk tadi ngira gua beneran gila"

"Jatuh sudah reputasi gua T T"

"Pa" panggil Heeseung

Ia berjalan masuk kedalam ruangan sang ayah, mengamati seluruh ruangan. Banyak buku-buku tebal yang sudah berdebu, sepertinya sudah sangat lama

"Sunghoon mana?"
"Di mobil" jawab Heeseung pendek

"Yaudah kita lansung pergi."

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang