• kak Heeseung

1.1K 193 6
                                    

"Won! Ya ampun, akhirnya kamu bangun juga"

"Hm? Aku emangnya kenapa..." tanya Jungwon sambil mengucek matanya, sepertinya ia sudah tertidur terlalu lama

"Kamu pingsan, kakak tadi ngak sengaja liat kamu ketiduran di depan kuil, makanya kakak bawa kamu kesini" jelas Heeseung

"Eh? Ngapain kakak kesana, kuilnya kan udah ga di pake lagi?." Badan Heeseung membeku ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut adiknya. "Cuma ngak sengaja lewat, lagian kakak tadi pengen jalan-jalan" balas Heeseung

Tapi Jungwon terlalu pintar untuk dibodohi, ia tentu saja sadar wajah Kakaknya yang sedikit tegang. "Kak—"

"Udah yuk kita pulang." Heeseung seketika memotong ucapan Jungwon, seperti ia sengaja agar adiknya tak lagi bertanya

"Yaudah." Jungwon bangkit dari duduknya, menepuk baju dan celananya akibat lantai yang agak berdebu. Tunggu, ia melupakan satu hal

Dimana Rin?

"Kakak anda sepertinya sudah menikah, tuan." Jungwon menoleh, tidak ada siapa-siapa di sampingnya, yang ada hanya semilir angin yang melewatinya

"Rin?" Gumam Jungwon. Angin kembali berhembus, menandakan bahwa yang di cari memberi tanda. "Aku tidak bisa muncul di hadapan orang lain dengan bentuk rubah, gantinya aku hanya bisa berbicara dengan mu melewati ini atau batin" jelasnya

Jungwon hanya mengangguk, tapi terbesit di pikirannya tentang Heeseung yang menikah. Ia tak pernah sekali pun melihat kakak sulungnya bersama orang lain, ia pasti selalu memprioritaskan buku atau penemuannya

Dasar gila belajar

"Ekhem, kak Heeseung sedang suka seseorang ya?" Tanya Jungwon blak-blakan, Heeseung lansung memutar badan, membuat Jungwon sedikit terkejut. "Kelihatan ya?" Tutur Heeseung

"Hah...EEHHH!!"

"K-kak Heeseung beneran suka sama se-seseorang ya?!" Pekik Jungwon

Wajah Heeseung seketikan merah padam, ayolah ini sangat memalukan. "Ya, belum pasti sih" selanya

"Siapa? Ayo bilang siapa orangnyaa??" Desak Jungwon

"Mm, dia.."

"Gila, kak Heeseung emang gila" gumam Jungwon

Tak terbayangkan olehnya bahwa... astaga, Jungwon bahkan tak bisa menyebutkan nama orangnya. Rasanya mau di jelaskan bagaimana pun, ia akan tetap terkejut

"Aku gatau tipe kak Heeseung yang bringas kek gitu..."

"Anda tak apa tuan? Wajah anda sedikit pucat" bisik Rin

"Huh? Haha, ya aku tak apa, aku mungkin hanya butuh sedikit tidur" ucap Jungwon dengan wajah lemas

"Selamat malam Rin"
"Selamat malam juga tuan"

Setelah memastikan Jungwon tertidur, rubah itu berjalan mengelilingi rumah besar itu. Ia bisa mencium bau kelopak bunga yang dari tadi menganggu pikirannya

"Hanahaki." Rubah itu masuk ke kamar Ni-ki, dan dugaannya benar. Pemuda itu sedang duduk lemas di depan wastafel, selesai memuntahkan kelopak bunga krisannya

"Krisan, sudah berapa lama ia merenggut kehidupan pemuda ini?." Rin tau betul hanahaki itu sangat berbahaya, tapi ia tidak bisa menyembuhkan penyakit tersebut

Sekali pun nyawa seseorang terancam karna hanahaki, ia harus memilih antara angkat bunganya atau mati. Kalaupun sekarang Rin bisa memotong akarnya tapi terlihat ketulusan dalam pemuda itu

"Manusia, selalu saja dibodohi oleh cinta"

Rin keluar dari kamar Ni-ki, ia kembali berjalan menulusuri kamar-kamar lainnya

"Oi, lihat peliharaan siapa yang lepas disini" ucap seseorang

Rin menyeringai. "Lama tak berjumpa, Lee Heeseung"

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang