Perjalanan hidupku tidak akan berhenti hanya karena perjalanan kisahku berakhir.
Sesakit apapun, aku hanya percaya, bahwa yang tertatih, pasti akan terlatih.
-yang.terdalam..
11. Mencoba memahami keadaan
.
Kageyama semakin tidak karuan, pikiran buruk selalu menyelimuti dirinya. Setiap kali ia berbicara tentang keinginannya untuk mendonorkan mata ataupun membantu Lev tidak ada yang menyetujuinya, tidak ada yang 1 pemikiran dengan dirinya.
Lalu Kageyama harus apa?
Ada hal biasa yang selalu ia lakukan. Berdiri di dekat tempat kerja Hinata hanya untuk melihat keadaan Hinata hari itu. Entah sudah berapa lama ia melakukan itu.
Dirinya gelisah, setiap kali melihat Hinata perasaan bersalah itu muncul.
Dan disinilah dirinya kali ini, ada di depan Hinata. Mungkin jika Hinata bisa melihat, ia akan tau bahwa Kageyama terlihat begitu gugup.
"Ada apa?" Pertanyaan singkat itu memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti mereka.
"Aku... aku mau mengembalikan matamu." Ucapnya walau ragu, Hinata memgerutkan keningnya, apa Hinata tidak salah dengar?
"Untuk apa?" Pertanyaan yang lagi-lagi membuat Kageyama kebingungan.
"Yaa agar kau bisa melihat lagi." Hinata menghembuskan nafasnya, lalu bangkit dari tempat duduknya. Sebelum sempat berlalu pergi, Kageyama menahan tangannya.
"Mau kemana?" Tanyanya sambil terus gelisah. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki semuanya.
"Aku memberikanmu bukan untuk kau kembalikan. Sudahlah, aku sudah tidak mau tau apapun tentangmu." Hinata ingin keluar dari sana, keluar dari belenggunya yang dulu. Keluar dari hidup yang hanya terpaku pada Kageyama, Hinata ingin lebih menghargai orang di sekitarnya yang selalu ada daripada harus terus memikirkan Kageyama.
Kageyama melepaskan tangannya, "pilih 1." Mendengar itu membuat langkah Hinata terhenti.
"Ku kembalikan matamu atau ku berikan sumsum tulang belakangku untuk Lev." Mata Hinata membulat sempurna.
"A--apa maksudmu?" Kageyama lupa, bahwa Lev menutupi itu dari Hinata.
"Ah bukan apa-apa." Kageyama gelagapan, ia bingung apa yang harus ia sampaikan agar Hinata tidak mengetahui hal itu.
"Lev sakit apa?" Tanya Hinata dingin, Kageyama tau bahwa ia tidak bisa membohongi Hinata lebih lama lagi. Kageyama menelan ludahnya sendiri, "Lev akan baik-baik saja, aku berjanji padamu." Hinata di landa kegelisahan, ia bingung sekarang.
Ia harus apa?
Hinata tidak mau kehilangan Lev, tapi Hinata juga tidak mau melihat Kageyama kesusahan lagi.
Hinata harus apa? Harus ada yang berkorban di antara mereka.
"Ku tanya sekali lagi, Lev sakit apa?" Kageyama masih bungkam, bukan hak nya memberitahu itu semua pada Hinata.
"Kau tanya saja sendiri, bukan hak ku untuk memberitahukannya padamu." Hinata mengepalkan tangannya sendiri, apa yang harus ia lakukan.
Jika Hinata mampu menyelamatkan Kageyama, maka ia juga harus mampu menyelamatkan Lev, terlebih lagi Hinata kini sadar bahwa Lev lebih berharga dari siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
God, Forgive Me (KageHina)
Fanfiction[ONGOING] Tuhan, maafkan aku. Karena aku tidak bisa berhenti mencintainya. ●●○○ !UPDATE TIDAK MENENTU! !THE CHARACTERS BELONG TO FURUDATE HARUICHI. DON'T COPY THIS STORY! RATE : T HAIKYUU! WARNING! BOYS LOVE. TIDAK SESUAI EYD. TYPO. OOC DO NOT COPY...