2. Perasaan bukahlah sesuatu yang bisa kamu permainkan

2.6K 362 65
                                    

Cinta tak pernah tau tengah mendekap hati siapa. Cinta itu bagai api tak pernah tau dia tengah membakar siapa.
-Aiman Bagea : Saat Cinta Bersilangan.



















Bukan, ini di luar dugaan Hinata.

"Apa yang kau lakukan bodoh?! Jika benci padaku maka sakiti aku! Jangan sahabatku!" Hinata tidak menyangka, bahwa kali ini Lev yang kalah, Lev yang terluka, padahal Lev hanya ingin melindunginya, tetapi kenapa justru ia yang celaka?

"Dia yang mau memukulku duluan, lagipula memang tugas bodyguard untuk melindungi tuannya! Memang apa yang salah?" Tentu saja Hinata sedih mendengarnya. Mana? Mana Kageyama yang dulu? Kageyama benar-benar sudah berubah.

Hinata memeluk Lev, membantu pemuda itu untuk berdiri.

"Pengecut!" Bahkan, Hinata tau bahwa Kageyama menjadi lebih emosional sejak mereka sudah tidak bersama. Terbukti saat mendengar Hinata mengucapkan 'pengecut' rahangnya mengeras, bahkan Kageyama sudah pada posisi dimana ia kini sedang menarik kerah baju Hinata.

"Katakan itu lagi ku bunuh kau!" Hinata menggeretakkan giginya, dia tidak peduli, orang yang berharga baginya sudah di sakiti, itu berarti menyakiti dirinya juga.

"Silahkan! Pengecut!" Tangan Kageyama terkepal dan sudah melayang, dia sudah siap memukul Hinata kapan pun. Namun tangan berhenti di udara, dia tidak sanggup melakukannya.

"Kau tau, kau yang paling tau bahwa aku tidak pernah sanggup melukaimu..." Kageyama melepaskan cengkramannya, berbalik untuk pergi.

Namun sebelum dia benar-benar melangkah, dia kembali menoleh ke arah Hinata dengan tatapan yang sulit Hinata jelaskan, bahkan Hinata tidak tau apa maksud dari tatapan itu.

"Nata..." yaa, Hinata sangat tau, amat sangat tau bahkan. Bahwa panggilan itu, sebutan itu, hanya Kageyama yang memanggilnya begitu.

Namun Hinata sudah tidak peduli, apapun yang Kageyama lakukan, apapun yang Kageyama katakan, itu semua bukan lagi bagian dari kehidupan Hinata.

Hinata lebih memilih untuk membantu Lev berdiri kemudian membantunya berjalan pulang.

Hinata juga tidak tau, bahwa Lev akan menemui Kageyama langsung tanpa pikir panjang, padahal belum tentu Kageyama yang melakukan hal konyol seperti merusak barang-barang Hinata bukan?

Bukan berarti Hinata membela Kageyama, tapi masih banyak fans Kageyama yang memiliki kemungkinan lebih besar menjadi pelaku perbuatan kekanak-kanakan itu.

"Lev, kenapa harus sampai seperti ini?" Lev hanya menoleh sebentar lalu melempar senyuman. Lev tau, Hinata sedang sangat khawatir padanya.

"Tak apa Hinata, kau lupa? Aku kan jagoan!" Lev kembali tersenyum, walau sejujurnya luka yang ia terima memang cukup menyakitkan.

"Gak lucu Lev, kamu jadi terluka begini, kalau ba-san memarahiku bagaimana?" Mendengar ucapan Hinata justru membuat Lev tertawa.

"Memangnya ibuku pernah memarahimu?" Hinata bungkam, memang kalau di pikir-pikir, jangankan memarahi Hinata. Bahkan ibunda Lev sangat menyayangi dirinya seperti anak sendiri.

"Tetap saja, aku tidak enak pada ibumu." Lev kembali tersenyum, Lev sangat tau bahwa Hinata memang memiliki hati yang lembut.

"Kalo nggak enak ya kasih kucing." Dan Hinata menghadiahi Lev sebuah cubitan kecil di perut, yang justu membuat Lev tertawa sekaligus merintih di saat yang bersamaan.

"Hehehe, lagian aku ini laki-laki. Nanti juga sembuh."
















God, Forgive Me (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang