1. Kenapa memberi kesempatan jika kamu tidak ingin bertahan

3.4K 391 88
                                    

Cinta itu indah, jika bagimu tidak... mungkin kamu salah memilih pasangan.
-Dilan : Pidi Baiq.


















Hinata menghembuskan napasnya, dia masih tidak mengerti apa yang terjadi pada Kageyama. Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja. Tapi kenapa? Kenapa dengan mudahnya Kageyama memutuskan hubungan yang sudah mereka jalin cukup lama.

"Shouyou? Ada apa nak?" Takeda mengelus rambut oranye anaknya, membuat Hinata menoleh ke arahnya. Dan dari tatapan itu Takeda tau, bahwa Hinata sedang tidak baik-baik saja.

Hinata menggelengkan kepalanya, dia tidak mau orang lain tau apa yang ia rasakan, cukup ia saja.

"Shouyou, tou-san tau ada sesuatu yang terjadi padamu. Cerita saja, kamu kan tau hanya kita berdua yang ada, kamu akan cerita ke siapa selain ke tou-san mu ini kan?" Hinata menundukan kepalanya lalu memeluk erat sang ayah.

"Ka--kageyama..." Takeda menghembuskan napasnya, dia adalah seorang ayah pengertian yang akan selalu mendukung anak tunggalnya itu. Bahkan saat Hinata bilang bahwa dirinya Gay, Takeda hanya bisa mendukungnya. Baginya, kebahagiaan Hinata adalah prioritas utama dalam hidupnya.

"Kenapa? Cerita saja..." Hinata mulai terisak, dia sudah tidak bisa menahannya lagi, sakit, kehilangan Kageyama adalah mimpi buruk untuknya.

"Aku dan Kageyama... sudah berakhir." Takeda semakin mengeratkan pelukannya. Dia tau itu semua berat, dia tau sebesar apa rasa sayang Hinata untuk Kageyama, Takeda sangat tau itu.

"Kenapa? Kenapa bisa?" Hinata semakin terisak, sakit sebenarnya bila harus mengungkit itu semua. "Aku... aku tidak tau, dia bilang... dia bilang bahwa hubungan sesama jenis itu salah. Lantas, kenapa dari awal dia mau merespon perasaanku kan tou-san?" Takeda bahkan tidak tau harus berbuat apa sekarang ini.

Takeda tau, sangat tau bahwa Hinata lah yang terlebih dahulu menjatuhkan hati pada Kageyama, sampai harus menahan malu ketika dia menitipkan salam untuk Kageyama melalui teman-temannya.

Sampai pada akhirnya, Kageyama merespon itu semua dan meminta Hinata untuk menjadi kekasihnya. Bahkan Takeda masih teringat dengan jelas bagaimana senyuman manis sang anak saat dia bercerita tentang Kageyama.

"Kamu tidak salah nak, cinta tidak pernah salah. Mungkin dia saja yang tidak bisa menemukan ketulusan hatimu." Hinata tidak bisa berkata apa-apa, dia terlalu larut pada kesedihan yang bahkan membuatnya sulit untuk berbicara sekarang ini.

"Sekarang kamu tidur ya, besok kan harus sekolah." Kecupan singkat di dahi dari sang ayah membuat perasaan Hinata sedikit tenang. Setidaknya, ayahnya adalah sumber kekuatan Hinata saat ini.














Kenapa dari awal memberi kesempatan jika kamu tidak ingin bertahan?
















Hinata hanya bisa menarik napas panjang saat dirinya sudah sampai di sekolah. Dan saat dirinya mulai mendengar begitu banyak hinaan yang tertuju untuknya.

Tanpa sadar, sudah ada seseorang yang meraih pundaknya dengan erat. "Ne Hinata, memang benar ya kalau kau sudah putus dengan Kageyama?" Hinata menoleh ke arah sumber suara. Ternyata sahabatnya, Lev.

"Ya..." Lev terkejut, dia kira itu hanya omong kosong yang berisi harapan dari para penggemar atau mungkin fans Kageyama yang memang berharap hubungan Hinata dan Kageyama berakhir. Tapi ternyata, kali ini gosip itu benar.

"Ya sudahlah Hinata, lagi pula masih ada aku, kalau memang kamu tidak tahan menjomblo kamu bisa memintaku jadi pacarmu kok!" Setidaknya, Lev masih bisa membuat beban di dalam hidup Hinata semakin berkurang.

God, Forgive Me (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang