"Kita bicara sebentar" Klan baru saja tiba setelah berhasil membawa Kakek Sean kembali ke rumah, dan mengisyaratkan Jennie untuk mengikuti permintaannya.
Jennie risih, ia tidak tau apa yang akan Klan bicarakan setelah dibuat kesal beberapa hari kemarin. Menghindar dari kakek nya yang sangat ia sayangi bukan perkara bagus untuk dilakukan, ia hanya perlu diam sebagai cara menolak rencana bodoh yang melibatkan dirinya dan Klan.
"Ada apa?
"Kakek mu bersama Minhyun diperkemahan"
Bingung, "aku tidak mengerti apa maksudmu"
"Ck, Minhyun berkemah ditempat yang sama dengan kakek, mereka bertemu satu sama lain disana"
"Lalu?"
"Kamu bodoh atau gimana? Kamu tidak khawatir Minhyun tau perjodohan kita?"
Hanya dengan helaan napas Jennie merespon, ia tidak begitu mengharapkan hal apapun. Lagi pula jika mengingat kenyataan ia dan Minhyun sudah berakhir, mungkin Minhyun tidak akan bereaksi banyak ketika tau apa yang terjadi dengannya dan Klan.
"Bagaimana pun aku tidak pernah mau rencana itu terjadi" tegas Klan.
"Berisik, katakan itu pada orang tua mu. Aku lebih baik tidak pernah menikah daripada harus menikah dengan mu" Jennie pergi memasuki rumahnya kembali meninggalkan Klan yang terdiam merasa tertohok dengan jawaban Jennie.
"Kamu tidak mau memberi solusi lain hah???" Klan emosi seolah hanya dia lah yang harus menyelesaikan semua.
Sebelumnya Klan datang atas permintaan orang tuanya untuk pergi menjemput Kakek Jennie dimana pria paruh baya baru saja kembali setelah menikmati masa pensiun ditempat asalnya. Beliau lah yang menjadi otak dari keinginannya untuk melakukan perjodohan Klan dengan sang cucu Jennie.
Karena tanpa diketahui bahwa ayah Klan selaku Kepala rumah sakit berhubungan baik dengan kakek Jennie yang dulu menjabat sebagai direktur utama rumah sakit sebelum pensiun 3 tahun lalu. Dan imbas dari hasil hubungan persaudaraan itu tanpa disangka ada harapan yang harus terwujud dimasa depan.
"Turuti apa yang sudah ayah rencanakan untuk mu" itu kata kata yang membuat Klan frustasi setengah mati.
Pertemuan keluarga akan dilaksanan malam ini, kedua belah pihak sudah saling berkomunikasi satu sama lain untuk membicarakan kelanjutan rencana mereka. Sementara Jennie ia sudah mendengarnya begitu sang kakek tiba dikediaman. Jennie cukup merasa kecewa dengan keputusan kakek nya tanpa memberitahukan lebih dulu, apalagi setelah mendengar nama Klandestin sebagai calon suami nya nanti.
Hubungan keduanya terdengar kurang baik semasa perkuliahan, Jennie begitu membenci sikap Klan yang tidak memiliki sopan santun. Citra Klan yang membuat Jennie sama sekali tidak ingin berurusan sedikit pun dengan pria itu. Tapi sepertinya dunia sedang memberinya sebuah pelajaran.
"Aku akan pulang menjemput ayah katakan pada kakek mu" Klan begitu mendapati Jennie yang berada tak jauh dari penglihatannya.
"Pulang saja, tidak harus kembali"
Klan tidak mengubris, ia pergi dari halaman rumah Jennie.
Keputusan yang sangat sulit, Klan memiliki seorang wanita yang amat ia jaga selama ini. Memperjuangkan bukan hal mudah untuk dilakukan, ia telah melalui banyak rintangan ketika bersama kekasihnya hingga saat ini. Hal yang mustahil jika Klan harus meninggalkannya demi permintaan sang ayah, ia tidak mungkin berlari begitu saja seperti seorang pengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffeine | Jennie • Minhyun ✔️
FanficEx = mantan Mantan = expired Expired = basi Basi = racun Racun = candu(?), thankyou. By, rrb.