Sesuai janji, hari ini update meski mepet bentar lagi ganti hari wkwkwk. Jadi sorry kalo ada typo, banyak kesalahan, gak saya edit soalnya.
Perlahan-lahan mata gue terbuka saat telinga gue mendengar suara ribut dari luar. Cukup lama gue menerka-nerka hingga akhirnya gue tahu orang-orang yang ribut itu adalah Dion sama David. Eh tunggu ... kesampingkan dulu mereka berdua, yang perlu diperhatikan sekarang adalah ... kok bisa gue meluk si Bangsat!? Mana gue tidur di dadanya yang bidang lagi!
Buru-buru gue bangkit.
Walau kondisi gelap, gue mandangin si Bangsat ngeri. Samar-samar gue lihat juga Raja sedang namplok di dada si Bangsat. Argh! Benar-benar apes, dah. Kenapa sih padahal udah gue musuhin tapa dia malah lebih milih sekamar sama gue? Kan gak masuk akal.
Buru-buru gue keluar kamar karena suara ribut semakin membahana terdengar. Hal pertama yang gue lihat adalah Dion sedang narik kerah baju David. "Dav, lo tuh ya. Gue ngerti lo suka sama gue, gue ngerti lo cinta sama gue, tapi please. Pahami satu hal, gue benci sama lo, gue jijik sama lo. Apa maksud lo ngintip gue pas lagi mandi, hah? Hah!?"
Waduh jelas Dion marah. Gue juga kalo diintipin mandi bakal risih sih, terlebih sama orang yang gue benci. "So-sorry. Gue gak tahan, On. Gue khilaf. Lo terlalu seksi di mata gue."
Jawaban David malah semakin membuat Dion murka. "Gue laporin ke si Denis soal tingkah lo yang satu ini, ya!"
"On please. Gue minta maaf, gak akan gue lakuin lagi. Gu-gue cuma ... sumpah gue ngaku gue salah. Lain kali kalo gue ketauan ngintip lagi sumpah gue bakal pergi dari rumah ini. Sumpah. Janji!"
Dion berdecak lalu melengos pergi. Hmmm sempat gue lihat David mandangin gue tak suka. Ah, pura-pura gak lihat aja deh. Gak ada gunanya juga mencampuri urusan orang. Sialnya, pas gue hendak pergi ke kamar mandi, David nahan tubuh gue dengan wajahnya yang sangar. Lumayan aneh. Wajah David gue rasa tampan banget, lebih tampan dari Dion, tubuhnya juga seksi dan menggairahkan. Tapi kenapa dia ngebet banget pengen milikin Dion ya? Padahal dengan fisik dan kharismatiknya, gue yakin orang-orang pengen antri jadi pacar dia.
"Gu-gue baru keluar, Dav. Sumpah gue gak lihat apa-apa."
"Lo laporin kejadian ini sama Denis, habis lu. Paham?" ancamnya mengerikan.
"I-iya paham."
"Lo mau makan apa?"
"Ma-makan?"
"Gue masakin." Oh uang tutup mulut.
"Apa aja gue makan kok, Bang."
"Oke."
Ternyata bukan. Setelah semua orang kumpul di ruang tengah, David membawa sarapan nasi goreng buat semua pengguna di rumah ini, kecuali buat Dion. Makanan buat Dion nampak spesial dan nikmat. Njir, iri banget gue.
Orang-orang kayak yang udah biasa dengan situasi seperti ini. Gue pun nanya sama Denis, "David bagian masak di rumah ini?"
"Yup. Simbiosis mutualisme, Dim. Jadi buat bahan-bahan makanannya kita-kita patungan seminggu sekali. Tiap hari Minggu kita diskusi buat makan seminggu ke depan, David bagian masaknya. Oh ya, Davidnya sendiri gak ikut patungan karena dia kan bagian masak. Ide ini dari gue mengingat David berasal dari keluarga yang kurang mampu, buat bayar kuliah juga dia kerja sampingan. Jadi, gak papa kan kalo lo ikut patungan?" jelas Denis.
Gue mengangguk setuju. "Kalo makanannya seenak ini, gue gak akan nolak sih. Ta-tapi jangan mahal-mahal ya, hehe."
"Gak mahal kok. Malah lebih murah karena biaya membuatnya sendiri sama bahan pokoknya langsung beli di pasar. 10 ribu di kampus dapat apa, Dim, tapi kalo beli bahan-bahannya langsung di pasar, kita bisa makan mewah tapi murah. Oh ya, tapi khusus pagi aja ya. Makan siang sama sore anak-anak cari sendiri." Gue sedikit kecewa karena pagi doang, tapi segini pun sudah uyuhan jadi gue seneng-seneng aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANG ADI SEKSI
RomanceKenalkan, gue Dimas, seorang laki-laki yang sampai kapanpun akan terus mencari sosok bernama Adi Widarto karena berani-beraninya menghamili kakak gue lalu lari gak mau tanggung jawab. Miris memang. Kakak gue lebih memilih melahirkan sang anak tanpa...