Sorry harusnya kemarin update tapi karena ada kesibukan mendadak, terpaksa saya update hari ini.
#Dimdim
"Kang Dion mau ke mana?" tanya gue sambil mengemasi barang apa saja yang mesti gue angkut. Atau semuanya aja gue bawa?
"Mau gabung sama Denis aja, Dim. Tadinya gue pengen istirahat sebentar karena semalam gue manggung malam sampai jam 12 di kafe, pulangnya langsung bikin lagu di kamar," balasnya sambil menguap. Kelihatan banget Dion sedang mengantuk sekarang. "Tapi bukannya bisa istirahat, kalo diem di sini yang ada dia bakal ganggu gue kayak tadi."
"Ya sudah tidur di sini aja, Kang. Nanti gue bangunin. Soal Kang David, gue tahan deh supaya dia gak bisa gangguin elo."
Dia menggeleng. "Mana bisa! Homo yang satu itu kayak parasit, semakin lo usir semakin dia nempel kalo gak tahu cara ngilanginnya. Plus, gue takut digrepe-grepe dia pas gue lagi tidur."
"Emangnya lo pernah diapa-apain sama David?"
"Nggak sih. Tapi bisa aja gue gak sadar, kan? Sementara selama ini dia udah sering ciumin gue pas gue lagi pules-pulesnya tidur."
"Ya sudah gimana nyamannya lo aja, Kang."
Dia pun pergi.
Gue sebenarnya pengen gabung main sama si Raja. Gak hanya anak itu, gue juga kangen banget pengen ngobrol sama tuh bocah. Walau baru 3 hari, tapi kenapa bisa sekangen ini ya? Bocah itu emang orang yang paling gue sayang setelah Ibu sama Bapak gue dah. Gue mau ngorbanin nyawa gue sendiri demi keselamatan, kebahagiaan tuh anak. Gue juga bakal ngelakuin segala cara untuk membuat dia aman dari segala ancaman, salah satunya dari laki-laki bernama Adi.
Bisa aja kan Tuhan sedang bercanda mempertemukan Raja kepada Adi yang mana dia seharusnya jadi Ayahnya andai saja dia mau bertanggung jawab. Jika hal semacam itu terjadi, jelas ancaman besar bagi si Raja! Manusia bangsat kayak dia kan bisanya cuma bawa pengaruh buruk.
"Dim, Dion ke mana?" tanya David.
"Main layangan sama Raja."
Dia berdecak kesal. "Gue juga mau ke lapang ya."
"Oke."
Lalu 5 menit kemudian Dion datang, mukanya merah padam seperti genderang mau perang, detik berikutnya dia mengumpat, "Asu! Homo sialan!"
5 detik setelahnya David datang. "Dion! Kenapa hah lo ngehindarin terus gue? Asal lo tahu, gue bukan kuman!"
"Pergi dari hadapan gue anying! Lo beneran mau gue pukul setan!? Kalo bukan karena lo satu-satunya cowok yang mau bersihin seisi rumah, udah gue habisi lo sekarang!"
Gue nyakut pertengkaran mereka berdua. "Emang kenapa dengan bersih-bersih seisi rumah?"
"Ya baguslah. Jadi gak bau. Asal lo tahu, Dim. Semua anak-anak cowok di markas kita tuh jorok-jorok."
"Lo juga berarti?"
"Errrrr kalo gue sih lebih ke sibuk aja. Gue kan musisi, man! Selain menghibur orang, tugas gue juga bikin lagu. Mana ada waktu buat bersih-bersih rumah meski ada jadwal piketnya."
Gak heran sih. Udah jadi wataknya laki-laki itu kebanyakan jorok. Males bersih-bersih ruangan. Kamar gue aja sering berantakan, piring bekas seminggu belum dikeluarin, malah pernah ada yang sebulan karena gue lupa nyimpen piring di kolong tempat tidur gue.
David menghela napas berat. "Nih rokoknya."
Dion kembali meradang. "Gue gak lagi setres, tai! Gue gak pengen ngerokok! Sehari aja please jangan gangguin gue, David. Bisa kan? Beneran gue dah pusing sama tingkah laku lo. Atau tinju gue beneran melayang kalo lo-"
KAMU SEDANG MEMBACA
KANG ADI SEKSI
RomanceKenalkan, gue Dimas, seorang laki-laki yang sampai kapanpun akan terus mencari sosok bernama Adi Widarto karena berani-beraninya menghamili kakak gue lalu lari gak mau tanggung jawab. Miris memang. Kakak gue lebih memilih melahirkan sang anak tanpa...