Bro, sumpah dah, jika lo nanya ospek jurusan olahraga itu kayak gimana jawabannya kayak tai! Kalo dimarahin sama kating sih gue bisa tahan, tapi kalo urusannya sudah menyangkut bully gue jelas ngamuk dan bentak balik tuh panitia rese. Mungkin karena efek capek kali ya. Bener-bener parah. Bayangin pagi-pagi jam 3 calon maba harus udah ada di sekolah. Beda dengan jurusan bahasa Inggris misalnya, mereka cuma datang jam 6 pagi. Nah dari waktu jam 3 sampai jam 4 itu kami disiksa habis-habisan sama senior. Kami di sini adalah maba yang ngelanggar peraturan kayak gue, maka tamatlah kami dibawa ke ruangan terpisah dan diadili di sana.
FYI, pelanggaran gue di hari pertama itu karena rambut gue gondrong padahal harusnya calon maba jurusan olahraga itu plontos kayak ABRI. Seumur-umur gue gak pernah botak makanya gue gak mau dibotakin. Tapi sialnya, tanpa tanggung-tanggung, di saat semua kelompok berbaris dengan mentor mereka masing-masing gue dipanggil ke depan dan rambut gue dipotong ngasal di depan anak-anak maba. Jadi selama MOS hanya gue seorang yang beda rambutnya walaupun gue gak peduli karena cewek-cewek nampaknya masih tertarik sama wajah ganteng gue.
Intinya sih, selama 3 hari MOS lalu ternyata ada sistem baru LDKM dilaksanakan setelah MOS selama 2 hari, kami disiksa habis-habisan. Ketika MOS berlangsung kami disiksa oleh para kating, sementara LDKM ada campur tangan dosen.
"Bro rambut lo belum dicukur?" tanya temen sekelompok gue. Namanya Ben. Dia itu ternyata sodaraan sama Adit, ketua pelaksana MOS 3 hari yang lalu yang temenan sama si bangsat Adi. Entah kenapa gue males manggil Adit Kak, Kang, Bang, atau Mas walau statusnya dia itu kating gue. Salah siapa dia malah temenan sama laki-laki bangsat, gue jadi hilang respect kan. Tapi gue tetep seneng mandangin wajah ganteng Adit, sekaligus penyelamat selama 3 hari MOS karena setiap gue bikin masalah, Adit selalu bantu gue.
"Rambut? Males ah, sayang duitnya, si Raja katanya pengen beli Nintendo, bentar lagi dia ulang tahun makanya gue harus nabung buat kasih dia hadiah," jawab gue sambil meluk tubuh gue sendiri karena dingin. Jam 3 subuh, cuy! Kami dibariskan di gerbang. Gak ada siksa-siksaan, setelah semua calon maba kumpul, kami disuruh masuk ke aula untuk mendengarkan ceramah sebelum akhirnya melaksanakan salat subuh.
"Dia anak lo?" tanya Ben.
"Ya, dia anak gue."
Dia tertegun. "Lo udah ngebuntingin anak orang emang?"
"Dah."
"Asu. Gue nanya serius nih bray. Ah lo mah, malah sekarang gue kayaknya percaya dia anak lo. Habisnya kemarin aja selama ospek lo bahas terus si Raja."
"Dia emang anak gue! Tapi dia juga adik gue. Sepupu gue. Dia bisa jadi apa aja di hidup gue. Sahabat gue, sodara gue," jawabku sekenanya.
"Lo kadang aneh ya, Dim."
"Aneh gimana?"
"Kayak misalnya lo menderita banget pas ospek kemarin padahal menurut gue mah gampang. Cewek aja banyak yang tahan kok, tapi elu seperti kek satu-satunya maba paling menderita di dunia ini. Banyak hal lain yang menurut gue sikap lo aneh. Bukan berarti jelek atau negatif ya, unik mungkin, tapi karena bagi gue sekarang kali pertama ketemu orang kek elo makanya gue bilang aneh."
"Gak menderita gimana, bro. Paginya gue harus bangun jam 2 subuh di saat selama ini gue bangun jam 11 siang. Untung ada lo ikut tidur di kosan sementara gue, kalo gak ada, udah pasti gue gagal. Selain itu, gue menderita karena materinya goblok banget. Dari pagi sampe sore materi terus!? Istirahat sebentar dan itu pun istirahat makan doang!? Anjing dah tuh panitia. Bahkan di saat makan pun kami disuruh makan cepet, diwaktu dalam 20 detik harus habis. Ada selang game sebentar sih, tapi habis itu materi lagi. Kalo tidur dihukum, kalo selonjoran dimarahin, maunya apa sih? Selama berjam-jam gue disuruh duduk dengerin materi, Ben! Dari pagi sampe sore! Kalo ada kursi enak, lah kita disuruh duduk bersila di lantai. Rasanya mau mati gue dapat siksaan kayak gitu. Denger ceramah 30 menit aja gue pengen tidur, males, kesiksa, eh ini sehari lebih dari 9 jam." Pada akhirnya gue malah curhat sama Ben. Dia tertawa renyah sambil menepuk bahu gue pelan. "Untungnya sih pematerinya ganti-ganti. Ada dari pihak kepolisian, tentara." Ya, kedua abdi negara itu penyelamat kebosanan gue karena mereka punya wajah ganteng, tubuh kekar dan pantat seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANG ADI SEKSI
RomanceKenalkan, gue Dimas, seorang laki-laki yang sampai kapanpun akan terus mencari sosok bernama Adi Widarto karena berani-beraninya menghamili kakak gue lalu lari gak mau tanggung jawab. Miris memang. Kakak gue lebih memilih melahirkan sang anak tanpa...